Mataram (ANTARA) - Fraksi PKS DPRD Nusa Tenggara Barat mengapresiasi geliat kinerja yang dibangun Gubernur Zulkieflimansyah bersama wakilnya, Sitti Rohmi Djalilah, pada awal satu tahun kepemimpinan, di mana salah satunya berupa program beasiswa pengiriman mahasiswa ke luar negeri.
Ketua Fraksi PKS DPRD Nusa Tenggara Barat TGH Patompo Adnan di Mataram, Selasa, mengatakan program beasiswa atau pengiriman mahasiswa studi ke luar negeri yang dicetuskan pemerintah saat ini, akan melahirkan generasi-generasi yang berpikiran terbuka, baik dalam akademis maupun intelektualitasnya.
Hal itu, kata dia, sebagaimana dibutuhkan Indonesia, khususnya Provinsi NTB, seperti yang tercermin dalam diri Zulkieflimansyah.
"Pemuda yang berpikiran terbuka adalah kebutuhan kita untuk estafet kepemimpinan masa depan di NTB. Pemuda yang berpikiran terbuka dan berdaya saing, akan mampu menyuguhkah kreativitas dan karya yang mencengangkan dan menakjubkan dikemudian hari. Karena ia telah terbebas dari lingkungan berpikir geografis dan demografis, atau bahkan primordial, tapi sebaliknya dapat berpikir universal dan di luar kotak (out the box). Ini juga mencirikan seseorang berpikir dinamik tidak kaku, namun bukan berarti berpikir bebas tak terkendali,” ujarnya.
Menurut politikus senior PKS itu, dasar pemikiran program beasiswa tercetus dari kualitas akademik yang dihasilkan sejumlah lembaga pendidikan di NTB, di mana setiap perguruan tinggi selalu mencetak mahasiswa berprestasi yang disematkan gelar cumlaude, membuktikan jika kualitas pendidikan di NTB cukup bagus.
Namun, menurut Patompo, hasil memuaskan tersebut tak lantas menjadikan mahasiswa itu siap dan mantap dalam dunia kepemimpinan ataupun dunia kerja secara umum.
Ia menyatakan perlunya hal itu dibarengi dengan pendidikan lanjutan untuk memperluas ilmu pengetahuan secara langsung melalui pandangan mata.
"Kemampuan akademik brilian ini kadang tidak cukup, namun ia harus dipadupadankan dengan kemampuan olah emosional sosial yang harus diasah. Sehingga cara berpikir jadi terbuka, salah satu sarananya adalah perluasan cakrawala pengetahun dan interaksi dengan lingkungan luar, bisa skala internasional dan regional," ucap Anggota DPRD NTB dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Lombok Tengah itu.
Ia menjelaskan ketika seseorang berada di lingkungan yang lebih luas, cakrawalanya menjadi terbuka lebar.
Hal itu, katanya, bisa mengikis sikap dan cara berpikir geografis dan demografis yang membatasinya dan rentan terjadinya gesekan sosial.
Ia menyatakan bahwa seseorang ketika berada pada lingkungan baru, mulai membangun cara pandang baru dan berbeda terhadap personal dan komunitas.
Terkait dengan hal itu, ia menganggap penting program beasiswa ke dalam maupun luar negeri, seperti yang digeliatkan Gubernur Zulkieflimansyah.
Program itu. kata dia, untuk menjadikan pemuda NTB memiliki pola pikir yang terbuka, terlebih untuk membentuk kemajuan daerah yang semakin gemilang.
"Program ini memang hasilnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebagai isu kampanye tidak bisa di-'creat' secara instan, 'loading'-nya lama pada sebagian 'voters', namun program ini menjadi bukti bahwa pemerintahan Zul-Rohmi serius menggemilangkan NTB. Meski program ini dilihat dari kaca poilitik 'feedback'-nya jauh, tapi pesan besarnya adalah NTB butuh anak muda kompatibel untuk setiap fase perkembangannya, dan itu sejalan dengan setiap program prioritas unggulan Zul-Rohmi," ujar Patompo.
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak memandang geliat kinerja Zull-Rohmi pada program beasiswa tersebut dari sudut positif, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana peran dan fungsinya sebagai pemimpin.
"Beasiswa luar negeri adalah cara pemerintah daerah menerjemahkan keinginan pemuda NTB yang selama ini memiliki ke dalam, dalam hal meningkatkan kapasitas dirinya agar menjadi harapan masa mendatang. Dan harus diingat juga bahwa pendidikan adalah penyumbang terbesar pada peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) atau Human Development Indeks (HDI), karena itu program ini patut didukung dan diapresiasi," katanya.
Ketua Fraksi PKS DPRD Nusa Tenggara Barat TGH Patompo Adnan di Mataram, Selasa, mengatakan program beasiswa atau pengiriman mahasiswa studi ke luar negeri yang dicetuskan pemerintah saat ini, akan melahirkan generasi-generasi yang berpikiran terbuka, baik dalam akademis maupun intelektualitasnya.
Hal itu, kata dia, sebagaimana dibutuhkan Indonesia, khususnya Provinsi NTB, seperti yang tercermin dalam diri Zulkieflimansyah.
"Pemuda yang berpikiran terbuka adalah kebutuhan kita untuk estafet kepemimpinan masa depan di NTB. Pemuda yang berpikiran terbuka dan berdaya saing, akan mampu menyuguhkah kreativitas dan karya yang mencengangkan dan menakjubkan dikemudian hari. Karena ia telah terbebas dari lingkungan berpikir geografis dan demografis, atau bahkan primordial, tapi sebaliknya dapat berpikir universal dan di luar kotak (out the box). Ini juga mencirikan seseorang berpikir dinamik tidak kaku, namun bukan berarti berpikir bebas tak terkendali,” ujarnya.
Menurut politikus senior PKS itu, dasar pemikiran program beasiswa tercetus dari kualitas akademik yang dihasilkan sejumlah lembaga pendidikan di NTB, di mana setiap perguruan tinggi selalu mencetak mahasiswa berprestasi yang disematkan gelar cumlaude, membuktikan jika kualitas pendidikan di NTB cukup bagus.
Namun, menurut Patompo, hasil memuaskan tersebut tak lantas menjadikan mahasiswa itu siap dan mantap dalam dunia kepemimpinan ataupun dunia kerja secara umum.
Ia menyatakan perlunya hal itu dibarengi dengan pendidikan lanjutan untuk memperluas ilmu pengetahuan secara langsung melalui pandangan mata.
"Kemampuan akademik brilian ini kadang tidak cukup, namun ia harus dipadupadankan dengan kemampuan olah emosional sosial yang harus diasah. Sehingga cara berpikir jadi terbuka, salah satu sarananya adalah perluasan cakrawala pengetahun dan interaksi dengan lingkungan luar, bisa skala internasional dan regional," ucap Anggota DPRD NTB dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kabupaten Lombok Tengah itu.
Ia menjelaskan ketika seseorang berada di lingkungan yang lebih luas, cakrawalanya menjadi terbuka lebar.
Hal itu, katanya, bisa mengikis sikap dan cara berpikir geografis dan demografis yang membatasinya dan rentan terjadinya gesekan sosial.
Ia menyatakan bahwa seseorang ketika berada pada lingkungan baru, mulai membangun cara pandang baru dan berbeda terhadap personal dan komunitas.
Terkait dengan hal itu, ia menganggap penting program beasiswa ke dalam maupun luar negeri, seperti yang digeliatkan Gubernur Zulkieflimansyah.
Program itu. kata dia, untuk menjadikan pemuda NTB memiliki pola pikir yang terbuka, terlebih untuk membentuk kemajuan daerah yang semakin gemilang.
"Program ini memang hasilnya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebagai isu kampanye tidak bisa di-'creat' secara instan, 'loading'-nya lama pada sebagian 'voters', namun program ini menjadi bukti bahwa pemerintahan Zul-Rohmi serius menggemilangkan NTB. Meski program ini dilihat dari kaca poilitik 'feedback'-nya jauh, tapi pesan besarnya adalah NTB butuh anak muda kompatibel untuk setiap fase perkembangannya, dan itu sejalan dengan setiap program prioritas unggulan Zul-Rohmi," ujar Patompo.
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak memandang geliat kinerja Zull-Rohmi pada program beasiswa tersebut dari sudut positif, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana peran dan fungsinya sebagai pemimpin.
"Beasiswa luar negeri adalah cara pemerintah daerah menerjemahkan keinginan pemuda NTB yang selama ini memiliki ke dalam, dalam hal meningkatkan kapasitas dirinya agar menjadi harapan masa mendatang. Dan harus diingat juga bahwa pendidikan adalah penyumbang terbesar pada peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) atau Human Development Indeks (HDI), karena itu program ini patut didukung dan diapresiasi," katanya.