Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan bahwa Gunung Merapi mengalami tujuh kali gempa guguran selama periode pengamatan Jumat (4/10) pukul 00.00 sampai 24.00 WIB.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida lewat keterangan resminya di Yogyakarta, Sabtu, menyebutkan, selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat enam kali gempa hybrid atau fase banyak, enam kali gempa tektonik, dan satu kali gempa vulkanik dangkal.
Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap solfatara tipis, sedang, hingga tebal berwarna putih keluar dari Gunung Merapi hingga setinggi 50 meter di atas puncak.
Pada periode pengamatan Jumat (4/10) pukul 00.00 WIB hingga Sabtu (5/10) pukul 06.00 WIB, BPPTKG tidak mencatat adanya guguran lava dari Gunung Merapi.
Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai meletusnya Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.
Kepala BPPTKG Hanik Humaida lewat keterangan resminya di Yogyakarta, Sabtu, menyebutkan, selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat enam kali gempa hybrid atau fase banyak, enam kali gempa tektonik, dan satu kali gempa vulkanik dangkal.
Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap solfatara tipis, sedang, hingga tebal berwarna putih keluar dari Gunung Merapi hingga setinggi 50 meter di atas puncak.
Pada periode pengamatan Jumat (4/10) pukul 00.00 WIB hingga Sabtu (5/10) pukul 06.00 WIB, BPPTKG tidak mencatat adanya guguran lava dari Gunung Merapi.
Hingga saat ini BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.
Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai meletusnya Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.