Ambon (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon meliburkan sekolah pascagempa bumi bermagnetudo 5,2 yang menguncang wilayah itu.
"Instruksi Wali kota Ambon seluruh siswa, mulai dari TK hingga SMP, diliburkan mulai 11 - 20 Oktober 2019, sementara siswa SMA dan SMK juga menyesuaikan instruksi Wali kota, " kata Wakil Wali Kota Ambon Syarif Hadler di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan, kebijakan meliburkan siswa karena gempa susulan yang masih terjadi mengakibatkan aktivitas belajar mengajar tidak bisa berjalan normal.
Baca juga: Dua gempa beruntun, warga Ambon berhamburan ke luar rumah
"Informasi yang kami terima dari orang tua meminta agar sekolah diliburkan karena orang tua khawatir akan keberadaan anak-anak saat gempa susulan terjadi," ujarnya.
Syarif mengakui, pascagempa yang terjadi 26 September hingga saat ini, aktivitas belajar-mengajar terkendala gempa susulan yang terjadi di pagi dan siang hari.
"Gempa susulan yang terjadi membuat aktivitas belajar terganggu, sehingga siswa dipulangkan lebih awal, sehingga ditempuh kebijakan untuk meliburkan siswa hingga batas waktu yang ditentukan," katanya.
Baca juga: Lantai rumah warga di Ambon mengeluarkan hawa panas pascagempa
Ia menjelaskan, data sekolah yang terkena dampak gempa magnetudo 5,2 sementara didata, terutama yang mengalami kerusakan pada bangunan maupun sekolah yang dijadikan lokasi pengungsian.
"Kami telah meminta kepala sekolah melakukan pendataan dan mengirimkan data dan akan direkap bangunan sekolah yang rusak dan lainnya," ujarnya.
Ditambahkan Syarif, aktivitas belajar diliburkan, tetapi aktivitas pelayanan publik di kantor pemerintahan tetap berjalan normal.
"Seluruh ASN Pemkot Ambon tetap bekerja seperti biasanya, jika terjadi gempa susulan ASN dapat menyesuaikan diri dan melihat situasi, jika kondisi aman dapat kembali melakukan pelayanan publik seperti biasa," katanya.
Baca juga: BMKG: Ambon diguncang 725 kali gempa susulan
"Instruksi Wali kota Ambon seluruh siswa, mulai dari TK hingga SMP, diliburkan mulai 11 - 20 Oktober 2019, sementara siswa SMA dan SMK juga menyesuaikan instruksi Wali kota, " kata Wakil Wali Kota Ambon Syarif Hadler di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan, kebijakan meliburkan siswa karena gempa susulan yang masih terjadi mengakibatkan aktivitas belajar mengajar tidak bisa berjalan normal.
Baca juga: Dua gempa beruntun, warga Ambon berhamburan ke luar rumah
"Informasi yang kami terima dari orang tua meminta agar sekolah diliburkan karena orang tua khawatir akan keberadaan anak-anak saat gempa susulan terjadi," ujarnya.
Syarif mengakui, pascagempa yang terjadi 26 September hingga saat ini, aktivitas belajar-mengajar terkendala gempa susulan yang terjadi di pagi dan siang hari.
"Gempa susulan yang terjadi membuat aktivitas belajar terganggu, sehingga siswa dipulangkan lebih awal, sehingga ditempuh kebijakan untuk meliburkan siswa hingga batas waktu yang ditentukan," katanya.
Baca juga: Lantai rumah warga di Ambon mengeluarkan hawa panas pascagempa
Ia menjelaskan, data sekolah yang terkena dampak gempa magnetudo 5,2 sementara didata, terutama yang mengalami kerusakan pada bangunan maupun sekolah yang dijadikan lokasi pengungsian.
"Kami telah meminta kepala sekolah melakukan pendataan dan mengirimkan data dan akan direkap bangunan sekolah yang rusak dan lainnya," ujarnya.
Ditambahkan Syarif, aktivitas belajar diliburkan, tetapi aktivitas pelayanan publik di kantor pemerintahan tetap berjalan normal.
"Seluruh ASN Pemkot Ambon tetap bekerja seperti biasanya, jika terjadi gempa susulan ASN dapat menyesuaikan diri dan melihat situasi, jika kondisi aman dapat kembali melakukan pelayanan publik seperti biasa," katanya.
Baca juga: BMKG: Ambon diguncang 725 kali gempa susulan