Lebak (ANTARA) - Siswa SDN 2 Pasir Kupa Kecamatan Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Banten, mengikuti proses kegiatan belajar mengajar (KBM) menumpang di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) dengan duduk di lantai.
"Kami melihat belajar seperti itu tentu tidak merasa nyaman," kata Euis dan Tati, guru SDN 2 Pasir Kupa Kabupaten Lebak, Selasa.
Proses KBM sambil duduk di lantai itu, tentu guru tidak terkosentrasi secara maksimal dalam penyampaian mata pelajaran kepada siswa.
Begitu juga siswa tidak merasa nyaman untuk menerima mata pelajaran yang disampaikan guru.
Dengan demikian, proses KBM seperti itu dipastikan berdampak terhadap mutu dan kualitas pendidikan, katanya.
Menurut dia, pelaksanaan KBM seperti itu sudah berlangsung sejak Juli 2019 hingga kini akibat keterbatasan ruangan kelas.
Jumlah siswa di sini cukup banyak hingga di atas 300 siswa dengan enam kelas.
Namun, kekurangan tiga kelas sehingga terpaksa menempati MDA yang lokasinya berdekatan dengan SDN 2 Pasir Kupa.
Mereka siswa yang menempati MDA itu terbagi dua kelas dan mengikuti KBM di lantai tersebut.
Sebetulnya, pihak sekolah sudah melaporkan dan mengajukan pembangunan penambahan ruangan kelas ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat.
Namun, pengajuan penambahan pembangunan itu belum ada realisasi sehingga terpaksa anak belajar dalam kondisi duduk di lantai.
"Beruntung, kami diberikan tempat oleh pengelola MDA untuk menempati sementara agar proses KBM berjalan lancar," katanya menjelaskan.
Pegal-pegal
Rizal dan Sahal, siswa kelas IV SDN 2 Pasir Kupa Kabupaten Lebak mengatakan proses KBM seperti ini tentu tidak merasa nyaman dan tidak tenang untuk menerima pelajaran.
Bahkan, proses KBM dengan duduk tentu lama dan kelamaan kerapkali mengalami pegal-pegal juga terkadang masuk angin.
Apalagi, saat ini musim kemarau, debu lantai berterbangan sehingga terkadang terserang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
"Kami berharap memiliki ruangan yang layak dengan meja dan kursi yang baik, sehingga mudah mencerna pengetahuan yang disampaikan guru," kata Rizal.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak Wawan Rustandi belum bisa dikonfirmasikan terkait siswa SDN 2 Pasir Kupa belajar di lantai, karena tengah mengikuti Rapat Dinas di ruangan aula Multatuli Sekertarit Pemerintah Kabupaten Lebak.*
"Kami melihat belajar seperti itu tentu tidak merasa nyaman," kata Euis dan Tati, guru SDN 2 Pasir Kupa Kabupaten Lebak, Selasa.
Proses KBM sambil duduk di lantai itu, tentu guru tidak terkosentrasi secara maksimal dalam penyampaian mata pelajaran kepada siswa.
Begitu juga siswa tidak merasa nyaman untuk menerima mata pelajaran yang disampaikan guru.
Dengan demikian, proses KBM seperti itu dipastikan berdampak terhadap mutu dan kualitas pendidikan, katanya.
Menurut dia, pelaksanaan KBM seperti itu sudah berlangsung sejak Juli 2019 hingga kini akibat keterbatasan ruangan kelas.
Jumlah siswa di sini cukup banyak hingga di atas 300 siswa dengan enam kelas.
Namun, kekurangan tiga kelas sehingga terpaksa menempati MDA yang lokasinya berdekatan dengan SDN 2 Pasir Kupa.
Mereka siswa yang menempati MDA itu terbagi dua kelas dan mengikuti KBM di lantai tersebut.
Sebetulnya, pihak sekolah sudah melaporkan dan mengajukan pembangunan penambahan ruangan kelas ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat.
Namun, pengajuan penambahan pembangunan itu belum ada realisasi sehingga terpaksa anak belajar dalam kondisi duduk di lantai.
"Beruntung, kami diberikan tempat oleh pengelola MDA untuk menempati sementara agar proses KBM berjalan lancar," katanya menjelaskan.
Pegal-pegal
Rizal dan Sahal, siswa kelas IV SDN 2 Pasir Kupa Kabupaten Lebak mengatakan proses KBM seperti ini tentu tidak merasa nyaman dan tidak tenang untuk menerima pelajaran.
Bahkan, proses KBM dengan duduk tentu lama dan kelamaan kerapkali mengalami pegal-pegal juga terkadang masuk angin.
Apalagi, saat ini musim kemarau, debu lantai berterbangan sehingga terkadang terserang penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
"Kami berharap memiliki ruangan yang layak dengan meja dan kursi yang baik, sehingga mudah mencerna pengetahuan yang disampaikan guru," kata Rizal.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak Wawan Rustandi belum bisa dikonfirmasikan terkait siswa SDN 2 Pasir Kupa belajar di lantai, karena tengah mengikuti Rapat Dinas di ruangan aula Multatuli Sekertarit Pemerintah Kabupaten Lebak.*