Taliwang (ANTARA) - Peringatan Hari Ulang Tahun ke-16 Kabupaten Sumbawa Barat di Arena Barapan Kerbau Bentiu, kelurahan Bugis, Kecamatan Taliwang Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Rabu (20/11) diisi dengan tradisi dan ragam tarian kolosal musikal pesona seni Lumpur Taliwang.
Atraksi seni itu ditampilkan oleh penari-penari dari Sanggar Sareng Nyer Taliwang dan memukau para tamu yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia.
Tarian kolosal pesona seni lumpur pada media lumpur tersebut menampilkan tarian Barapan Kebo, tarian Barinas dan tarian kolong. Diisi juga dengan Konser Musik Sasai Lema Basai atau meramu menjadi satu, Gong Genang, Rebana kebo yang merupakan semangat kebersamaan, sakeco dalam harmoni nada serunai, serta dentuman gong membawa para tamu dalam kesatuan kolaborasi musikal lintas generasi.
Ribuan tamu undangan datang dan menyaksikan Tarian yang menyuguhkan tradisi dan kebiasaan masyarakat Sumbawa Barat yang dituangkan melalui seni gerak yang disutradarai oleh Dr Eko Suprianto, Koreografer Eko Supendi dan Komposer Gondrong Gunarto, para tokoh seni dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Dirjen Kependudukan dan pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) Zudan Arif Fahkrulloh yang hadir dan menyaksikan langsung tarian tersebut mengatakan bahwa Sumbawa Barat kini telah menjadi kabupaten yang cantik dan indah, banyak kemajuan, branding baru yang terus menerus dipromosikan menyebabkan banyak destinasi dan kesenian baru.
“Kalau bisa untuk mendukung budaya dan pariwisata, dana alokasi khusus pariwisata ditingkatkan karena di sini banyak sekali pantai bagus seperti pantai kenawa, danau taliwang, dan air terjun. Jangan lupa kita promosikan kepada orang lain.” Kata Zudan Arif.
Sementara itu, Bupati Sumbawa Barat, H. W Musyafirin mengucapkan terimakasih kepada Rektor ISI Surakarta yang ditugaskan melakukan explorasi dan melakukan pengembangan budaya lokal secara holistik di Sumbawa Barat. Berkat ISI Surakarta budaya dan Seni di Sumbawa Barat mulai memperlihatkan jati dirinya.
“InsyaAllah maha karya ini akan menjadi spirit, landasan dan objek yang sangat besar daya gunanya bagi KSB bangkit bersinergi dan berbudaya.” Kata Musyafirin.
Ibarat manusia, tambah HW Musyafirin, maka KSB saat ini adalah usia transisi ke alam ke dewasaan, dan karena alasan ini pula spirit masyarakat KSB harus diperkuat dan dikembalikan ke akar budayanya, Sehingga tetap tangguh dan lebih dewasa dalam merespon maupun menghadapi tantangan era millennial yang sangat kompleks dan variatif.
“Dibantu ISI Surakarta melalui tarian, mereka sudah berhasil meletakan pondasi gerakan yang nanti akan menjadi karakter atau ciri khas Sumbawa Barat. Nanti tinggal dipilah-pilah mana yang menjadi gerakan tarian yang akan dibuatkan brand untuk KSB atau mungkin dapat dipatenkan sehingga seni dan budaya KSB terus meningkat di masa yang akan datang,” kata Bupati.
Festival taliwang yang masuk kalender Nasional regional tiga di NTB ini juga dihadiri oleh Asisten Deputi Pemasaran Pariwisata dari Kementerian Pariwisata, Korindo, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh budaya, wartawan nasional, para agen PDPGR dan ribuan masyarakat lokal dan luar KSB.
Atraksi seni itu ditampilkan oleh penari-penari dari Sanggar Sareng Nyer Taliwang dan memukau para tamu yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia.
Tarian kolosal pesona seni lumpur pada media lumpur tersebut menampilkan tarian Barapan Kebo, tarian Barinas dan tarian kolong. Diisi juga dengan Konser Musik Sasai Lema Basai atau meramu menjadi satu, Gong Genang, Rebana kebo yang merupakan semangat kebersamaan, sakeco dalam harmoni nada serunai, serta dentuman gong membawa para tamu dalam kesatuan kolaborasi musikal lintas generasi.
Ribuan tamu undangan datang dan menyaksikan Tarian yang menyuguhkan tradisi dan kebiasaan masyarakat Sumbawa Barat yang dituangkan melalui seni gerak yang disutradarai oleh Dr Eko Suprianto, Koreografer Eko Supendi dan Komposer Gondrong Gunarto, para tokoh seni dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Dirjen Kependudukan dan pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) Zudan Arif Fahkrulloh yang hadir dan menyaksikan langsung tarian tersebut mengatakan bahwa Sumbawa Barat kini telah menjadi kabupaten yang cantik dan indah, banyak kemajuan, branding baru yang terus menerus dipromosikan menyebabkan banyak destinasi dan kesenian baru.
“Kalau bisa untuk mendukung budaya dan pariwisata, dana alokasi khusus pariwisata ditingkatkan karena di sini banyak sekali pantai bagus seperti pantai kenawa, danau taliwang, dan air terjun. Jangan lupa kita promosikan kepada orang lain.” Kata Zudan Arif.
Sementara itu, Bupati Sumbawa Barat, H. W Musyafirin mengucapkan terimakasih kepada Rektor ISI Surakarta yang ditugaskan melakukan explorasi dan melakukan pengembangan budaya lokal secara holistik di Sumbawa Barat. Berkat ISI Surakarta budaya dan Seni di Sumbawa Barat mulai memperlihatkan jati dirinya.
“InsyaAllah maha karya ini akan menjadi spirit, landasan dan objek yang sangat besar daya gunanya bagi KSB bangkit bersinergi dan berbudaya.” Kata Musyafirin.
Ibarat manusia, tambah HW Musyafirin, maka KSB saat ini adalah usia transisi ke alam ke dewasaan, dan karena alasan ini pula spirit masyarakat KSB harus diperkuat dan dikembalikan ke akar budayanya, Sehingga tetap tangguh dan lebih dewasa dalam merespon maupun menghadapi tantangan era millennial yang sangat kompleks dan variatif.
“Dibantu ISI Surakarta melalui tarian, mereka sudah berhasil meletakan pondasi gerakan yang nanti akan menjadi karakter atau ciri khas Sumbawa Barat. Nanti tinggal dipilah-pilah mana yang menjadi gerakan tarian yang akan dibuatkan brand untuk KSB atau mungkin dapat dipatenkan sehingga seni dan budaya KSB terus meningkat di masa yang akan datang,” kata Bupati.
Festival taliwang yang masuk kalender Nasional regional tiga di NTB ini juga dihadiri oleh Asisten Deputi Pemasaran Pariwisata dari Kementerian Pariwisata, Korindo, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh budaya, wartawan nasional, para agen PDPGR dan ribuan masyarakat lokal dan luar KSB.