Jakarta (ANTARA) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan saat ini masih melakukan penelitian terkait dampak sampah plastik yang masuk ke perairan laut Indonesia terhadap ekosistem lingkungan.

"Kita ingin melihat kandungan plastik pada ikan terutama kandungan bahan kimia," kata Kepala LIPI Laksana Tri Handoko usai rapat peluncuran Baseline Data Nasional Sampah Laut  di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan penelitian tersebut tidak hanya dilakukan di Jakarta namun juga di sembilan pelabuhan yang ada di Tanah Air.

Berdasarkan hasil riset LIPI di 18 kota utama, kebocoran sampah menuju laut lepas dominan terjadi di Jakarta, Bekasi dan Bogor Jawa Barat. Hal itu juga dipengaruhi oleh jumlah kepadatan penduduk suatu daerah.

Sementara itu, Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar mengatakan untuk menekan kebocoran sampah yang masuk ke perairan Indonesia, pemerintah pusat maupun daerah perlu membuat regulasi yang tegas.

"Kebijakan-kebijakan seperti yang diterapkan Provinsi Bali terkait pembatasan plastik sekali pakai harus kita dorong," kata dia.

Apalagi, Jakarta, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Bogor, Kabupaten Bogor dan Depok merupakan daerah yang dinilai perlu segera menerapkan aturan tersebut.

Ditambah lagi beberapa kabupaten dan kota di Indonesia yaitu Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan Kabupaten Tangerang kapasitas pengelolaan sampahnya masih di bawah 30 persen.

"Coba aja cek Kabupaten Bogor sehari menghasilkan sekitar 2.600 ton sampah sedangkan kapasitas Dinas Lingkungan Hidupnya baru hanya 600 ton," ujar dia.

Sampah-sampah tersebut, katanya, mengalir ke Teluk Jakarta. Oleh karena itulah daerah yang kapasitas pengelolaan sampah masih rendah diminta untuk lebih ditingkatkan dengan meniru kebijakan Surabaya, Balikpapan, Banjarmasin dan daerah lain yang pengelolaan sampahnya lebih baik.


Pewarta : Muhammad Zulfikar
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024