Berlin (ANTARA) - Pemerintah Jerman melarang kelompok neo-Nazi bernama Combat 18 dan melakukan penyergapan terhadap rumah milik beberapa pemimpin kelompok itu, seperti dinyatakan oleh pihak Kementerian Dalam Negeri Jerman pada Kamis.
Dalam sebuah pernyataan tertulis, pemerintah menyebut telah mengerahkan sebanyak 200 petugas untuk melakukan penyergapan yang kemudian berhasil menyita telepon genggam, laptop, barang-barang terkait senjata, pakaian, dan objek peninggalan Nazi.
"Pelarangan yang diberlakukan hari ini menunjukkan sinyal yang jelas bahwa ekstremis kanan dan anti-semitisme tidak punya tempat di masyarakat kita," tegas Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer dalam pernyataan tersebut.
Tahun lalu, Walter Luebcke, seorang politisi lokal senior beraliran konservatif yang dikenal dengan pandangan pro-migran, ditembak hingga tewas oleh orang yang diyakini sebagai simpatisan sayap kanan.
Jerman juga sempat dikejutkan dengan kejadian dua orang yang juga ditembak hingga tewas dekat sinagoge di Halle, Jerman Timur, pada tahun lalu. Sementara itu, dua tahun yang lalu, beberapa pemimpin kelompok neo-Nazi NSU dinyatakan bersalah atas pembunuhan sejumlah imigran.
"Serangan teror yang dilakukan NSU, pembunuhan keji terhadap Walter Luebcke, serta aksi teror di Halle tahun lalu telah memberikan ilustrasi brutal mengenai bahaya sesungguhnya dari ekstremis sayap kanan," kata Seehofer melanjutkan.
Combat 18 sendiri berasal dari Inggris yang muncul mulai awal 1990-an, dan menjadi kelompok ekstremis kanan ke-18 yang dilarang di Jerman.
Sejumlah menteri urusan di dalam negeri Jerman telah meminta pelarangan setidaknya sejak setahun belakangan. Kementerian kemudian menyebut bahwa kelompok itu melakukan banyak kegiatan yang bertentangan dengan konstitusi negara.
Pada hari yang sama, sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, berkumpul di Israel untuk memperingati 75 tahun pembebasan dari kamp kematian Nazi di Auschwitz.
Sumber: Reuters
Dalam sebuah pernyataan tertulis, pemerintah menyebut telah mengerahkan sebanyak 200 petugas untuk melakukan penyergapan yang kemudian berhasil menyita telepon genggam, laptop, barang-barang terkait senjata, pakaian, dan objek peninggalan Nazi.
"Pelarangan yang diberlakukan hari ini menunjukkan sinyal yang jelas bahwa ekstremis kanan dan anti-semitisme tidak punya tempat di masyarakat kita," tegas Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer dalam pernyataan tersebut.
Tahun lalu, Walter Luebcke, seorang politisi lokal senior beraliran konservatif yang dikenal dengan pandangan pro-migran, ditembak hingga tewas oleh orang yang diyakini sebagai simpatisan sayap kanan.
Jerman juga sempat dikejutkan dengan kejadian dua orang yang juga ditembak hingga tewas dekat sinagoge di Halle, Jerman Timur, pada tahun lalu. Sementara itu, dua tahun yang lalu, beberapa pemimpin kelompok neo-Nazi NSU dinyatakan bersalah atas pembunuhan sejumlah imigran.
"Serangan teror yang dilakukan NSU, pembunuhan keji terhadap Walter Luebcke, serta aksi teror di Halle tahun lalu telah memberikan ilustrasi brutal mengenai bahaya sesungguhnya dari ekstremis sayap kanan," kata Seehofer melanjutkan.
Combat 18 sendiri berasal dari Inggris yang muncul mulai awal 1990-an, dan menjadi kelompok ekstremis kanan ke-18 yang dilarang di Jerman.
Sejumlah menteri urusan di dalam negeri Jerman telah meminta pelarangan setidaknya sejak setahun belakangan. Kementerian kemudian menyebut bahwa kelompok itu melakukan banyak kegiatan yang bertentangan dengan konstitusi negara.
Pada hari yang sama, sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, berkumpul di Israel untuk memperingati 75 tahun pembebasan dari kamp kematian Nazi di Auschwitz.
Sumber: Reuters