Bapanas sebut bantuan beras Juni-Juli 2025 siap disalurkan

id Bapanas,bantuan pangan,bantuan beras,Arief,stimulus ekonomi

Bapanas sebut bantuan beras Juni-Juli 2025 siap disalurkan

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. ANTARA/Harianto

Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan bantuan pangan beras untuk periode Juni-Juli 2025 sudah siap disalurkan kepada 18,3 juta penerima bantuan pangan (PBP) secara selektif guna meringankan beban masyarakat yang membutuhkan.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan sebagai salah satu bukti nyata keberpihakan kepada masyarakat, pemerintah telah menetapkan berbagai program stimulus ekonomi selama Juni dan Juli 2025, termasuk bantuan pangan beras untuk 18,3 juta PBP yang layak.

"Kemarin sore tanggal 2 Juni, Bapak Presiden memerintahkan kita untuk memberikan stimulus ekonomi. Ada beberapa paket, salah satunya adalah bantuan pangan beras. Bantuan pangan ini diberikan kepada 18,3 juta PBP, masing-masing 10 kilogram beras selama 2 bulan," kata Arief saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

Arief menegaskan bantuan pangan akan disalurkan secara selektif agar tidak memicu penurunan harga gabah petani, dengan target 18,3 juta PBP dan kini 16,5 juta PBP di antaranya telah diverifikasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Kendati begitu, Arief menjelaskan khusus pada wilayah Indonesia timur kemungkinan besar akan disalurkan secara sekaligus (one shoot) atau alokasi dua bulan dalam sekali pengiriman.

"Bagi daerah-daerah tertentu seperti Papua, Maluku, dan NTT itu one shoot. Jadi Juni-Juli ini, kemungkinan di akhir, itu one shoot. Satu kali pengiriman untuk alokasi 2 bulan," tutur Arief.

Bapanas akan menugaskan Bulog menyalurkan bantuan pangan beras dan telah menggelar rapat dengan direksi Bulog guna menyiapkan kemasan 10 kilogram sebagai persiapan penyaluran bantuan tersebut.

"Kemudian berasnya juga harus yang kondisinya baik. Tidak boleh ada beras jelek yang di-deliver ke masyarakat. Harus zero complain, walaupun itu sulit," tegas Arief.

Kendati demikian, Arief memastikan penyaluran bantuan pangan beras tidak akan menjadi faktor depresiasi harga gabah di tingkat petani. Hal ini karena tujuan stimulus ekonomi ini untuk menyokong masyarakat berpenghasilan rendah.

"Kami pun dengan Pak Mentan (Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman) sudah bersepakat agar menjaga harga gabah petani tidak sampai jatuh. Namun, masyarakat yang layak dibantu juga tetap dapat bantuan. Itu kerennya hari ini, bisa sama-sama memahami dua tujuan hulu dan hilir untuk tercapai semuanya," jelasnya.

Adapun database penerima bantuan pangan beras tahun ini menggunakan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Implementasi DTSEN diharapkan dapat meningkatkan akurasi penerima, sehingga benar-benar tepat sasaran.

Baca juga: Harga pangan hari ini, cabai rawit Rp43.951/kg, bawang merah Rp36.412/kg

"Kita menggunakan data DTSEN. Ini tentunya dari teman-teman dari Bappenas, BPS bersama Kementerian Sosial dengan koordinasi dari Kemenko Pemberdayaan Masyarakat dan Kemenko Perekonomian," beber Arief.

Selanjutnya dalam hal pengawasan saat penyaluran nanti, Badan Pangan Nasional akan berkolaborasi dengan banyak pihak, terutama Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri.

Baca juga: Harga pangan hari ini, bawang merah Rp37.464/kg, telur ayam Rp29.423/kg

"Kita berharap bisa one shoot supaya bisa cepat sampai ke masyarakat. Jadi, satgas pangan pusat, satgas pangan daerah itu juga nanti akan membantu pengawasan. Jadi bisa sampai by name by address," terang Arief.

Ia menekankan bahwa program stimulus ekonomi pada Juni-Juli diharapkan tak hanya meringankan beban masyarakat secara luas, tetapi juga mampu mengungkit pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2025.


Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.