Mataram (ANTARA) - Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) akan memfokuskan menggarap pasar domestik untuk meningkatkan kunjungan wisatawan sebagai dampak merebaknya virus COVID-19.
"Satu-satunya jalan jangka pendek adalah kembali menggarap pasar domestik, seperti pada kegiatan-kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Karena, domestik ini pasarnya besar," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Moh Faozal disela-sela Lombok Travel Mart (LTM) ke-VII di Kota Mataram, Minggu.
Faozal mengakui, pariwisata NTB cukup terkena dampak pascamerebaknya virus COVID-19 , khususnya kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke daerah itu. Meski demikian, ia tak bisa menyebutkan seberapa besar dampak penurunan wisatawan ke NTB.
"Memang yang terdampak itu bepergian. Pariwisata itu kan bepergian. Yang dibatasi pemerintah yang terdampak COVID-19 itu kan bepergian. Pariwisata kita terdampak. China tidak ada flight ke Indonesia, Arab Saudi juga turun," terangnya.
"Pasti ada nilai tapi update gak bisa 1X 24 jam. Kita harus pastikan berapa terdampak pada komponen pariwisata. Komponen pariwisata kan banyak hotel kuliner ecraft, dan lain-lain. Gak bisa hitung cancelnya karena belum kita ketahui. Kita pantau dampak-dampaknya saja," sambung Faozal.
Menurutnya, selama ini untuk intensitas wisatawan domestik, NTB banyak bergantung pada penerbangan langsung dari Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali. Sedangkan, penerbangan internasional praktis mengalami penurunan akibat merebaknya virus COVID-19.
"Makanya saat ini kita mendorong domestik untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, paling tidak mengisi kekosongan mancanegara. Alhamdulillah, ada kegiatan Rakornas Satpol PP, jadi ramai dan saya kira menyelamatkan. Ya kita berdoa saja ya," jelasnya.
Lebih lanjut, Faozal menyambut positif dan mengapresiasi keputusan pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang telah menetapkan destinasi yang mendapatkan insentif menyusul lesunya kunjungan wisatawan. Hal ini menurutnya tidak lain untuk membangkitkan kunjungan wisatawan domestik.
"Tentu kita sambut positif langkah pemerintah pusat. Karena ini yang bisa kita lakukan saat ini. Apa yang disubsisdi kita siapkan tax holiday pada beberapa item industri pariwisata," katanya.
"Satu-satunya jalan jangka pendek adalah kembali menggarap pasar domestik, seperti pada kegiatan-kegiatan Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Karena, domestik ini pasarnya besar," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Lalu Moh Faozal disela-sela Lombok Travel Mart (LTM) ke-VII di Kota Mataram, Minggu.
Faozal mengakui, pariwisata NTB cukup terkena dampak pascamerebaknya virus COVID-19 , khususnya kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke daerah itu. Meski demikian, ia tak bisa menyebutkan seberapa besar dampak penurunan wisatawan ke NTB.
"Memang yang terdampak itu bepergian. Pariwisata itu kan bepergian. Yang dibatasi pemerintah yang terdampak COVID-19 itu kan bepergian. Pariwisata kita terdampak. China tidak ada flight ke Indonesia, Arab Saudi juga turun," terangnya.
"Pasti ada nilai tapi update gak bisa 1X 24 jam. Kita harus pastikan berapa terdampak pada komponen pariwisata. Komponen pariwisata kan banyak hotel kuliner ecraft, dan lain-lain. Gak bisa hitung cancelnya karena belum kita ketahui. Kita pantau dampak-dampaknya saja," sambung Faozal.
Menurutnya, selama ini untuk intensitas wisatawan domestik, NTB banyak bergantung pada penerbangan langsung dari Jakarta, Bandung, Surabaya dan Bali. Sedangkan, penerbangan internasional praktis mengalami penurunan akibat merebaknya virus COVID-19.
"Makanya saat ini kita mendorong domestik untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, paling tidak mengisi kekosongan mancanegara. Alhamdulillah, ada kegiatan Rakornas Satpol PP, jadi ramai dan saya kira menyelamatkan. Ya kita berdoa saja ya," jelasnya.
Lebih lanjut, Faozal menyambut positif dan mengapresiasi keputusan pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang telah menetapkan destinasi yang mendapatkan insentif menyusul lesunya kunjungan wisatawan. Hal ini menurutnya tidak lain untuk membangkitkan kunjungan wisatawan domestik.
"Tentu kita sambut positif langkah pemerintah pusat. Karena ini yang bisa kita lakukan saat ini. Apa yang disubsisdi kita siapkan tax holiday pada beberapa item industri pariwisata," katanya.