Sampit (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Tengah memasang jerat untuk menangkap buaya yang meresahkan masyarakat Desa Palangan Kecamatan Kota Besi Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Kami tadi melakukan observasi di lokasi kemunculan buaya. Kami juga memasang satu set jerat dengan umpan satu ekor ayam. Mudah-mudahan ini berhasil untuk menangkap buaya itu," kata Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Sabtu.
Tim BKSDA Pos Sampit menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dari Sampit menuju Desa Palangan untuk observasi terkait laporan gangguan buaya. Sebelumnya masyarakat melalui Kepala Desa Palangan Anastasius Delik melapor ke BKSDA tentang kemunculan dan serangan buaya besar terhadap ternak milik warga.
Menindaklanjuti laporan itu, tim BKSDA memasang jerat dengan umpan daging ayam potong. Ini merupakan salah satu cara yang biasa digunakan untuk menangkap buaya, selain cara lain yaitu pancing dan perangkap.
Kemunculan buaya memang membuat masyarakat desa yang terletak di pinggir Sungai Seranau itu menjadi resah. Mereka khawatir buaya tidak hanya mengintai ternak mereka, tetapi juga mengancam keselamatan warga saat beraktivitas di pinggir sungai.
Muriansyah mengatakan, selain faktor sungai sedang dalam, kebiasaan warga beternak babi, ayam dan itik, juga menjadi salah satu pemicu. Ternak yang ditempatkan di lanting atau kandang dekat sungai, bisa memancing buaya mendekat karena mencari makan.
Dalam kesempatan ini, BKSDA juga memberi pengarahan kepada masyarakat untuk mewaspadai serangan buaya. Warga diimbau tidak beraktivitas saat hari gelap karena sangat rawan kemunculan buaya.
"Kami meminta masyarakat berhati-hati saat beraktivitas di sungai. Kami menyarankan, ternak sebaiknya dipindah ke darat karena kalau di pinggir sungai itu bisa mengundang buaya datang," kata Muriansyah.
Kepala Desa Palangan, Anastasius Delik berterima kasih atas respons BKSDA yang disampaikan mewakili masyarakat. Dia berharap buaya tersebut bisa segera ditangkap dan dievakuasi sehingga tidak lagi mengancam keselamatan masyarakat.
"Saya khawatir buaya menyerang warga saya. Kami juga mengingatkan warga untuk berhati-hati saat beraktivitas agar terhindar dari serangan buaya," kata Delik.
Menurut Delik, kemunculan buaya itu terjadi sejak awal Maret. Buaya tersebut diperkirakan berukuran sangat besar. Warga hanya sempat melihat kepalanya.
Sabtu (8/3) tengah malam lalu buaya naik ke dermaga ketika banjir terjadi. Satwa buas itu diduga mengincar anjing dan babi milik warga setempat.
Seorang warga sempat mendengar suara keras diduga dari gesekan kuku buaya ke lantai dermaga. Saat warga yang rumahnya berdekatan dengan dermaga tersebut membuka pintu, buaya diduga kaget dan langsung terjun kembali ke sungai.
Peristiwa yang membuat warga cemas terjadi awal pekan tadi. Seekor ternak babi seberat 35 kilogram milik warga setempat, hilang dimangsa buaya yang dengan cepat membawanya ke dalam sungai.*
"Kami tadi melakukan observasi di lokasi kemunculan buaya. Kami juga memasang satu set jerat dengan umpan satu ekor ayam. Mudah-mudahan ini berhasil untuk menangkap buaya itu," kata Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit, Muriansyah di Sampit, Sabtu.
Tim BKSDA Pos Sampit menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dari Sampit menuju Desa Palangan untuk observasi terkait laporan gangguan buaya. Sebelumnya masyarakat melalui Kepala Desa Palangan Anastasius Delik melapor ke BKSDA tentang kemunculan dan serangan buaya besar terhadap ternak milik warga.
Menindaklanjuti laporan itu, tim BKSDA memasang jerat dengan umpan daging ayam potong. Ini merupakan salah satu cara yang biasa digunakan untuk menangkap buaya, selain cara lain yaitu pancing dan perangkap.
Kemunculan buaya memang membuat masyarakat desa yang terletak di pinggir Sungai Seranau itu menjadi resah. Mereka khawatir buaya tidak hanya mengintai ternak mereka, tetapi juga mengancam keselamatan warga saat beraktivitas di pinggir sungai.
Muriansyah mengatakan, selain faktor sungai sedang dalam, kebiasaan warga beternak babi, ayam dan itik, juga menjadi salah satu pemicu. Ternak yang ditempatkan di lanting atau kandang dekat sungai, bisa memancing buaya mendekat karena mencari makan.
Dalam kesempatan ini, BKSDA juga memberi pengarahan kepada masyarakat untuk mewaspadai serangan buaya. Warga diimbau tidak beraktivitas saat hari gelap karena sangat rawan kemunculan buaya.
"Kami meminta masyarakat berhati-hati saat beraktivitas di sungai. Kami menyarankan, ternak sebaiknya dipindah ke darat karena kalau di pinggir sungai itu bisa mengundang buaya datang," kata Muriansyah.
Kepala Desa Palangan, Anastasius Delik berterima kasih atas respons BKSDA yang disampaikan mewakili masyarakat. Dia berharap buaya tersebut bisa segera ditangkap dan dievakuasi sehingga tidak lagi mengancam keselamatan masyarakat.
"Saya khawatir buaya menyerang warga saya. Kami juga mengingatkan warga untuk berhati-hati saat beraktivitas agar terhindar dari serangan buaya," kata Delik.
Menurut Delik, kemunculan buaya itu terjadi sejak awal Maret. Buaya tersebut diperkirakan berukuran sangat besar. Warga hanya sempat melihat kepalanya.
Sabtu (8/3) tengah malam lalu buaya naik ke dermaga ketika banjir terjadi. Satwa buas itu diduga mengincar anjing dan babi milik warga setempat.
Seorang warga sempat mendengar suara keras diduga dari gesekan kuku buaya ke lantai dermaga. Saat warga yang rumahnya berdekatan dengan dermaga tersebut membuka pintu, buaya diduga kaget dan langsung terjun kembali ke sungai.
Peristiwa yang membuat warga cemas terjadi awal pekan tadi. Seekor ternak babi seberat 35 kilogram milik warga setempat, hilang dimangsa buaya yang dengan cepat membawanya ke dalam sungai.*