Mataram (ANTARA) - Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) telah menyiapkan sebanyak 70 tempat tidur di ruang isolasi untuk penanganan pasien terindikasi virus COVID-19 di daerah ini.
"Saya sudah meminta seluruh anggota PERSI NTB agar setiap rumah sakit (RS), baik RS pemerintah maupun swasta agar menyiapkan minimal satu tempat tidur (bed) di ruang isolasi untuk penanganan pasien COVID-19," kata Ketua PERSI NTB dr H Lalu Herman Mahaputra di Mataram, Senin.
Herman Mahaputra yang juga menjadi Direktur Utama RSUD Kota Mataram ini mengatakan bahwa dengan kesiapan yang dimiliki semua RS di daerah ini diharapkan bisa melakukan penanganan cepat terhadap pasien yang terindikasi COVID-19.
"Ini menjadi bagian upaya preventif kita, ketika dibutuhkan semua RS sudah siap," katanya.
Di sisi lain, dr Jack -- begitu Dirut RSUD Mataram ini akrab disapa -- mengatakan bahwa dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19 masyarakat hendaknya bisa memberikan informasi secara jujur.
Artinya, apabila mereka pernah melakukan perjalanan atau pernah melakukan kontak dengan mereka ke luar daerah atau luar negeri harus disampaikan. "Informasi yang diberikan masyarakat itu sangat penting, untuk memudahkan penanganan agar COVID-19 tidak menyebar," katanya.
Di sisi lain, untuk melakukan antisipasi, RSUD Kota Mataram saat ini sedang menyiapkan kegiatan skrining di pusat keramaian sehingga mengurangi potensi pengurangan COVID-19.
"Sementara untuk tes COVID-19, saat ini baru ada di kota-kota besar seperti Surabaya dan Jakarta. Jadi kalau ada terindikasi kita akan berkoordinasi dengan provinsi kemudian mengirim sampel dan menunggu hasil minimal dua kali 24 jam," katanya.
Pada prisipnya, kata dia, RSUD Kota Mataram siap melayani pasien dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) maupun orang dalam pemantauan (ODP). Meskipun berdasarkan SK Kementerian Kesehatan menyebutkan rumah sakit rujukan selain RSUP NTB di Lombok ini adalah RSUD dr R Soedjono Selong, Kabupaten Lombok Timur.
"Tapi saya tidak mau ambil risiko karena ini sudah menjadi bencana nasional, karena itu RSUD Mataram bisa menjadi pilihan. Kami juga sudah punya ruang isolasi," katanya.
Selain itu, berbagai fasilitas dan peralatan sesuai SOP penangan pasien COVID-19 sudah tersedia. Termasuk alat pelindung diri (APD) sudah ada sebanyak 60, terdiri atas dua jenis yakni sebagian APD sekali pakai, dan ada yang bisa dicuci lagi.
"Untuk APD ini, cukup RSUP dan RSUD Mataram yang memiliki. Untuk penjemputan pasien, petugas dari kita ," demikian Lalu Herman Mahaputra .
"Saya sudah meminta seluruh anggota PERSI NTB agar setiap rumah sakit (RS), baik RS pemerintah maupun swasta agar menyiapkan minimal satu tempat tidur (bed) di ruang isolasi untuk penanganan pasien COVID-19," kata Ketua PERSI NTB dr H Lalu Herman Mahaputra di Mataram, Senin.
Herman Mahaputra yang juga menjadi Direktur Utama RSUD Kota Mataram ini mengatakan bahwa dengan kesiapan yang dimiliki semua RS di daerah ini diharapkan bisa melakukan penanganan cepat terhadap pasien yang terindikasi COVID-19.
"Ini menjadi bagian upaya preventif kita, ketika dibutuhkan semua RS sudah siap," katanya.
Di sisi lain, dr Jack -- begitu Dirut RSUD Mataram ini akrab disapa -- mengatakan bahwa dalam upaya pencegahan penyebaran COVID-19 masyarakat hendaknya bisa memberikan informasi secara jujur.
Artinya, apabila mereka pernah melakukan perjalanan atau pernah melakukan kontak dengan mereka ke luar daerah atau luar negeri harus disampaikan. "Informasi yang diberikan masyarakat itu sangat penting, untuk memudahkan penanganan agar COVID-19 tidak menyebar," katanya.
Di sisi lain, untuk melakukan antisipasi, RSUD Kota Mataram saat ini sedang menyiapkan kegiatan skrining di pusat keramaian sehingga mengurangi potensi pengurangan COVID-19.
"Sementara untuk tes COVID-19, saat ini baru ada di kota-kota besar seperti Surabaya dan Jakarta. Jadi kalau ada terindikasi kita akan berkoordinasi dengan provinsi kemudian mengirim sampel dan menunggu hasil minimal dua kali 24 jam," katanya.
Pada prisipnya, kata dia, RSUD Kota Mataram siap melayani pasien dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) maupun orang dalam pemantauan (ODP). Meskipun berdasarkan SK Kementerian Kesehatan menyebutkan rumah sakit rujukan selain RSUP NTB di Lombok ini adalah RSUD dr R Soedjono Selong, Kabupaten Lombok Timur.
"Tapi saya tidak mau ambil risiko karena ini sudah menjadi bencana nasional, karena itu RSUD Mataram bisa menjadi pilihan. Kami juga sudah punya ruang isolasi," katanya.
Selain itu, berbagai fasilitas dan peralatan sesuai SOP penangan pasien COVID-19 sudah tersedia. Termasuk alat pelindung diri (APD) sudah ada sebanyak 60, terdiri atas dua jenis yakni sebagian APD sekali pakai, dan ada yang bisa dicuci lagi.
"Untuk APD ini, cukup RSUP dan RSUD Mataram yang memiliki. Untuk penjemputan pasien, petugas dari kita ," demikian Lalu Herman Mahaputra .