Makassar (ANTARA) - Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan mencatat 26 awak dan mitra KM Lambelu positif terinfeksi virus corona atau COVID-19 setelah dilakukan pemeriksaan kepada 42 orang dari 141 awak kapal yang saat ini sedang dikarantina di atas kapal tersebut.
"Kemarin telah dilakukan pemeriksaan swab kepada 42 orang awak KM Lambelu dan ada 26 positif, selebihnya negatif," kata Kepala Dinas Kesehatan, dr Ichsan Mustari melalui video konferensi bersama awak media di Makassar, Minggu petang.
KM Lambelu saat ini dilarang bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta sesuai protokol kesehatan untuk setiap kedatangan. Nakhoda beserta petugas kapal harus menjalani isolasi mandiri di atas kapal dengan pengawasan dari pihak keamanan, manajemen dan otoritas pelabuhan di Kota Makassar.
Adapun jarak antara kapal dan daratan sejauh 2 mil dan nakhoda kapal beserta seluruh ABK telah diinstruksikan tetap berada di atas kapal hingga hasil pemeriksaan kesehatan diterima.
"Besok siang, 99 orang awak akan diperiksa lagi untuk memastikan statusnya mereka. Sebab yang diidentifikasi positif ini kebanyakan mereka adalah OTG (Orang Tanpa Gejala)," kata dr Ichsan.
Meski demikian, dr Ichsan menegaskan kepada masyarakat bahwa tidak ada satupun kru yang turun dari kapal dan karantina akan terus dilakukan sampai 14 hari.
Terkait kondisi awak dan mitra KM Lambelu yang positif maupun negatif, pengawasan ketat dilakukan di atas kapal dengan mengerahkan aparat keamanan seperti TNI, Polri dan Satpol PP.
Langkah-langkah pencegahan sudah dilakukan di atas kapal, mulai dari penyemprotan disinfektan, menyiapkan tempat cuci tangan dan tidak melakukan proses memasak di atas kapal sesuai protokol kesehatan.
"Bersama bagian kesehatan pelabuhan, kita akan membawa obat, masker dan segala yang dibutuhkan untuk upaya pencegahan," katanya.
Selama karantina berlangsung, Pemerintah Provinsi Sulsel bersama elemen terkait akan melakukan edukasi kepada awak dan mitra KM Lambelu untuk mengetahui keadaan mereka secara berkala.
"Kapal akan sandar dan mendekat jika butuh air, konsumsi dan bahan bakar," katanya.
"Konsumsi awak kapal akan disediakan dari darat dan tidak ada proses masak di kapal. Karena berdasarkan protokol kesehatan, tidak boleh berganti tempat makan," sambung Ichsan.
KM Lambelu merupakan salah satu kapal Pelni dengan tipe 2000 dan memiliki rute Makassar - ParePare - Balikpapan - Tarakan - Nunukan - Pantoloan - Balikpapan - ParePare - Makassar - Bau-bau - Maumere - Bau-bau - Makassar - ParePare - Balikpapan - Pantoloan - Tarakan - Nunukan - Balikpapan - ParePare - Makassar.
"Kemarin telah dilakukan pemeriksaan swab kepada 42 orang awak KM Lambelu dan ada 26 positif, selebihnya negatif," kata Kepala Dinas Kesehatan, dr Ichsan Mustari melalui video konferensi bersama awak media di Makassar, Minggu petang.
KM Lambelu saat ini dilarang bersandar di Pelabuhan Soekarno Hatta sesuai protokol kesehatan untuk setiap kedatangan. Nakhoda beserta petugas kapal harus menjalani isolasi mandiri di atas kapal dengan pengawasan dari pihak keamanan, manajemen dan otoritas pelabuhan di Kota Makassar.
Adapun jarak antara kapal dan daratan sejauh 2 mil dan nakhoda kapal beserta seluruh ABK telah diinstruksikan tetap berada di atas kapal hingga hasil pemeriksaan kesehatan diterima.
"Besok siang, 99 orang awak akan diperiksa lagi untuk memastikan statusnya mereka. Sebab yang diidentifikasi positif ini kebanyakan mereka adalah OTG (Orang Tanpa Gejala)," kata dr Ichsan.
Meski demikian, dr Ichsan menegaskan kepada masyarakat bahwa tidak ada satupun kru yang turun dari kapal dan karantina akan terus dilakukan sampai 14 hari.
Terkait kondisi awak dan mitra KM Lambelu yang positif maupun negatif, pengawasan ketat dilakukan di atas kapal dengan mengerahkan aparat keamanan seperti TNI, Polri dan Satpol PP.
Langkah-langkah pencegahan sudah dilakukan di atas kapal, mulai dari penyemprotan disinfektan, menyiapkan tempat cuci tangan dan tidak melakukan proses memasak di atas kapal sesuai protokol kesehatan.
"Bersama bagian kesehatan pelabuhan, kita akan membawa obat, masker dan segala yang dibutuhkan untuk upaya pencegahan," katanya.
Selama karantina berlangsung, Pemerintah Provinsi Sulsel bersama elemen terkait akan melakukan edukasi kepada awak dan mitra KM Lambelu untuk mengetahui keadaan mereka secara berkala.
"Kapal akan sandar dan mendekat jika butuh air, konsumsi dan bahan bakar," katanya.
"Konsumsi awak kapal akan disediakan dari darat dan tidak ada proses masak di kapal. Karena berdasarkan protokol kesehatan, tidak boleh berganti tempat makan," sambung Ichsan.
KM Lambelu merupakan salah satu kapal Pelni dengan tipe 2000 dan memiliki rute Makassar - ParePare - Balikpapan - Tarakan - Nunukan - Pantoloan - Balikpapan - ParePare - Makassar - Bau-bau - Maumere - Bau-bau - Makassar - ParePare - Balikpapan - Pantoloan - Tarakan - Nunukan - Balikpapan - ParePare - Makassar.