Mataram (ANTARA) - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) III segera menyelesaikan pembangunan fasilitas pendukung berupa jaringan listrik dan air bersih serta terminal penumpang untuk menunjang operasional Pelabuhan Gili Mas di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.

"Kegiatan pembangunan masih berlanjut, baik untuk penyelesaian terminal penumpang, dan pembangunan fasilitas pendukung, seperti jalan, jaringan listrik dan air bersih," kata General Manager Pelindo III Cabang Lembar, Baharuddin, di Kabupaten Lombok Barat, Selasa.

Menurut dia, wabah virus COVID-19 yang melanda Indonesia, termasuk NTB, tidak begitu berpengaruh terhadap upaya menyelesaikan rencana pembangunan fasilitas pendukung Pelabuhan Gili Mas yang sudah dijadwalkan.

Fasilitas yang sudah dibangun 100 persen adalah dermaga, sedangkan terminal penumpang hampir 100 persen.

"Rencananya dermaga Pelabuhan Gili Mas akan diresmikan triwulan I-2020, tapi belum terlaksana. Kami masih menunggu kepastian dari direksi," ujarnya.

Baharuddin juga mengaku belum mendapat kepastian terkait pembangunan fasilitas lainnya, seperti lapangan peti kemas, gedung hotel dan pasar modern di areal Pelabuhan Gili Mas. Namun jika melihat kondisi saat ini, rencana tersebut masih dipertimbangkan.

"Kalau lihat kondisi saat ini, sepertinya belum dilanjutkan. Saya belum dapat informasi yang terbaru. Tapi untuk pembangunan hotel dan supermarket bisa menyusul karena ada tahapan periode pembangunan hingga 2025," ucapnya pula.

Pelindo III membangun dermaga dan terminal Gili Mas di lahan seluas 25 hektare di Kabupaten Lombok Barat, yang akan menjadi salah satu pelabuhan terbesar di kawasan timur Indonesia (KTI). Proses pembangunan dimulai sejak Juli 2018.

Dermaga peti kemas dan kapal pesiar (cruise) tersebut dibangun sebagai pengembangan Pelabuhan Lembar yang berada di sisi timur Gili Mas. Dermaga Gili Mas akan mampu menampung kapal pesiar yang selama ini tidak dapat sandar di Pelabuhan Lembar.

Ada pun kapasitas lapangan kontainer diharapkan nantinya dapat menampung kapasitas 200 sampai 300 ribu teus per tahun sehingga bisa memberikan kontribusi dalam menumbuhkan ekonomi di NTB.

Nilai investasi pengembangan terminal multifungsi untuk layanan kapal pesiar dan peti kemas tersebut mencapai Rp1,3 triliun.
 

Pewarta : Awaludin
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024