Medan (ANTARA) - Sekitar 200 satwa di Taman Margasatwa Medan atau Medan Zoo terancam kehabisan makanan dan kelaparan akibat tidak adanya pemasukan semenjak 23 Maret 2020 terkait wabah COVID-19.
Medan Zoo yang berada di Jalan Bunga Rampai IV Kelurahan Simalingkar B Medan, Sumatera Utara terlihat sepi sejak ditutup Pemerintah Kota Medan pada 23 Maret lalu.
Manajer Medan Zoo Hendri Pangestu kepada ANTARA di Medan, Rabu mengatakan sejak ditutup oleh pemerintah guna mencegah penyebaran virus COVID-19, Medan Zoo saat ini tidak mempunyai pemasukan karena selama ini hanya mengandalkan dari retribusi tiket masuk pengunjung.
"Karena dampak COVID-19 ini, bagi Medan Zoo memang cukup besar lah dalam hal pembiayaan makanan hewannya," katanya.
Saat ini kurang lebih 200 koleksi satwa di Medan Zoo mulai dari jenis mamalia, unggas, reptil dan satwa lainnya harus diberi makan.
Setiap bulan dibutuhkan 100 juta rupiah atau tiga juta per hari untuk membeli makanan satwa terutama daging untuk makanan 14 ekor harimau, ikan untuk aneka unggas, susu untuk beruang dan orangutan serta buah-buahan untuk aneka satwa.
Sejak tidak ada pemasukan, porsi makanan satwa dilakukan efisiensi dan ubahan menu serta jatahnya terus dikurangi sesuai dengan anggaran yang tersedia.
Karena kewalahan memberi makanan satwa saat ini Medan Zoo menggalang donasi koin untuk penyelamatan satwa yang terdampak pandemi COVID-19.
Jika kondisi ini berlanjut maka ratusan satwa koleksi Medan Zoo terancam kelaparan terutama harimau yang sudah terancam punah dan orangutan yang sedang hamil.
"Guna efisiensi sebanyak 24 pegawai Medan Zoo juga sudah dirumahkan, tinggal dokter dan perawat hewan yang masih bertugas," tambahnya.
Sementara itu dokter hewan Medan Zoo, Sucitriawan mengatakan dalam masa pandemi COVID-19 kondisi satwa saat ini semuanya dalam keadaan bagus, normal dan tidak ada masalah.
"Saat ini kami fokus memberikan perhatian lebih khusus lagi terutama dalam bidang kesehatannya," katanya.
Medan Zoo yang berada di Jalan Bunga Rampai IV Kelurahan Simalingkar B Medan, Sumatera Utara terlihat sepi sejak ditutup Pemerintah Kota Medan pada 23 Maret lalu.
Manajer Medan Zoo Hendri Pangestu kepada ANTARA di Medan, Rabu mengatakan sejak ditutup oleh pemerintah guna mencegah penyebaran virus COVID-19, Medan Zoo saat ini tidak mempunyai pemasukan karena selama ini hanya mengandalkan dari retribusi tiket masuk pengunjung.
"Karena dampak COVID-19 ini, bagi Medan Zoo memang cukup besar lah dalam hal pembiayaan makanan hewannya," katanya.
Saat ini kurang lebih 200 koleksi satwa di Medan Zoo mulai dari jenis mamalia, unggas, reptil dan satwa lainnya harus diberi makan.
Setiap bulan dibutuhkan 100 juta rupiah atau tiga juta per hari untuk membeli makanan satwa terutama daging untuk makanan 14 ekor harimau, ikan untuk aneka unggas, susu untuk beruang dan orangutan serta buah-buahan untuk aneka satwa.
Sejak tidak ada pemasukan, porsi makanan satwa dilakukan efisiensi dan ubahan menu serta jatahnya terus dikurangi sesuai dengan anggaran yang tersedia.
Karena kewalahan memberi makanan satwa saat ini Medan Zoo menggalang donasi koin untuk penyelamatan satwa yang terdampak pandemi COVID-19.
Jika kondisi ini berlanjut maka ratusan satwa koleksi Medan Zoo terancam kelaparan terutama harimau yang sudah terancam punah dan orangutan yang sedang hamil.
"Guna efisiensi sebanyak 24 pegawai Medan Zoo juga sudah dirumahkan, tinggal dokter dan perawat hewan yang masih bertugas," tambahnya.
Sementara itu dokter hewan Medan Zoo, Sucitriawan mengatakan dalam masa pandemi COVID-19 kondisi satwa saat ini semuanya dalam keadaan bagus, normal dan tidak ada masalah.
"Saat ini kami fokus memberikan perhatian lebih khusus lagi terutama dalam bidang kesehatannya," katanya.