Mataram (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menunggu realisasi bantuan 'konverter kit' dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melalui program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke elpiji tiga kilogram bagi 660 nelayan di Mataram.
"Dari komunikasi terakhir kita, pemerintah akan memberikan bantuan 'konverter kit' bagi nelayan Mataram setelah pandemi COVID-19 selesai," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram Hj Baiq Sujihartini di Mataram, Jumat.
Menurut dia, jika mengacu pada realisasi bantuan konverter kit dari tahun-tahun sebelumnya, bantuan diberikan sekitar bulan September atau Oktober, namun itu diawali dengan undangan rapat sinkroninasi data calon penerima dan lainnya.
Akan tetapi, untuk saat ini tahapan itu belum ada informasi akan dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Namun, berbagai persyaratan 660 nelayan yang diusulkan mendapatkan bantuan sudah rampung.
"Sinkroninasi, verifikasi calon penerima 'by name by address' sudah kita lakukan dan memenuhi persyaratan dan kriteria yang ditetapkan," katanya.
Dikatakannya, kriteria nelayan yang mendapatkan bantuan konverter kit antara lain nelayan kecil yang memiliki sampan di bawah 15 GT atau menggunakan mesin ketinting, dan sudah memiliki kartu nelayan.
Konverter kit BBM ke elpiji terdiri atas beberapa komponen, yaitu mesin penggerak, konverter kit, as panjang, baling-baling, 2 buah tabung elpiji 3 kilogram, serta aksesoris pendukung lainnya seperti "reducer", "regulator", dan "mixer", dengan total bantuan untuk satu paket Rp15 juta.
Program konversi ini, sambung Sujihartini, dilakukan untuk menghemat biaya operasional yang dikeluarkan oleh para nelayan. Sejak beralih menggunakan gas, para nelayan hemat biaya operasional sekitar 40 hingga 60 persen.
"Satu tabung elpiji tiga kilogram sama halnya dengan membeli BBM sebanyak 5-7 liter, sehingga efisiensi bisa mencapai 50 persen," ujarnya.
Karena itu, apabila sebanyak 660 nelayan Mataram tahun ini mendapatkan bantuan konverter kit tersebut, maka semua nelayan di Mataram yang jumlahnya sekitar 1.400 orang, tidak ada lagi menggunakan bahan bakar minyak (BBM).
"Dari komunikasi terakhir kita, pemerintah akan memberikan bantuan 'konverter kit' bagi nelayan Mataram setelah pandemi COVID-19 selesai," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Mataram Hj Baiq Sujihartini di Mataram, Jumat.
Menurut dia, jika mengacu pada realisasi bantuan konverter kit dari tahun-tahun sebelumnya, bantuan diberikan sekitar bulan September atau Oktober, namun itu diawali dengan undangan rapat sinkroninasi data calon penerima dan lainnya.
Akan tetapi, untuk saat ini tahapan itu belum ada informasi akan dilaksanakan oleh pemerintah pusat. Namun, berbagai persyaratan 660 nelayan yang diusulkan mendapatkan bantuan sudah rampung.
"Sinkroninasi, verifikasi calon penerima 'by name by address' sudah kita lakukan dan memenuhi persyaratan dan kriteria yang ditetapkan," katanya.
Dikatakannya, kriteria nelayan yang mendapatkan bantuan konverter kit antara lain nelayan kecil yang memiliki sampan di bawah 15 GT atau menggunakan mesin ketinting, dan sudah memiliki kartu nelayan.
Konverter kit BBM ke elpiji terdiri atas beberapa komponen, yaitu mesin penggerak, konverter kit, as panjang, baling-baling, 2 buah tabung elpiji 3 kilogram, serta aksesoris pendukung lainnya seperti "reducer", "regulator", dan "mixer", dengan total bantuan untuk satu paket Rp15 juta.
Program konversi ini, sambung Sujihartini, dilakukan untuk menghemat biaya operasional yang dikeluarkan oleh para nelayan. Sejak beralih menggunakan gas, para nelayan hemat biaya operasional sekitar 40 hingga 60 persen.
"Satu tabung elpiji tiga kilogram sama halnya dengan membeli BBM sebanyak 5-7 liter, sehingga efisiensi bisa mencapai 50 persen," ujarnya.
Karena itu, apabila sebanyak 660 nelayan Mataram tahun ini mendapatkan bantuan konverter kit tersebut, maka semua nelayan di Mataram yang jumlahnya sekitar 1.400 orang, tidak ada lagi menggunakan bahan bakar minyak (BBM).