Kamenice, Bosnia (ANTARA) - Seorang penyintas peristiwa genosida Srebrenica, Ramiz Nukic, berjanji kepada dirinya sendiri untuk mencari tulang belulang korban pembantaian massal 25 tahun silam itu hingga menemukan semuanya.
Usai menyusuri hutan di dekat rumahnya yang terletak di Dusun Kamenice, sekitar Desa Kravica, Srebrenica, Bosnia, Nukic berhasil mengumpulkan tuang belulang serta barang-barang pribadi yang membantunya mengidentifikasi sekitar 300 dari 1000 orang korban tewas.
"Ini akan menjadi pencarian saya," kata laki-laki berusia 59 tahun--ayah lima anak itu, yang menjelaskan dirinya telah memulai penyelidikan sejak 15 tahun lalu dengan harapan menemukan belulang ayah, paman, dan dua saudaranya yang hilang sejak pembantaian.
"Ketika saya menemukan sebuah tulang, buat saya rasanya seperti menemukan jasad utuh. Saya tahu bahwa akan ada beberapa ibu yang akhirnya mendapat kedamaian," ujar Nukic, seperti dikutip dari Reuters, Selasa, sembari menunjukkan sebuah tengkorak dan sebuah tulang.
Nukic menyerahkan belulang temuannya kepada pihak penyidik dari Institut untuk Orang Hilang, yang kemudian mencocokkan tulang itu dengan sampel DNA, yang disumbang oleh kerabat orang-orang hilang, untuk melakukan identifikasi.
Genosida terjadi pada Juli 1995 semasa perang Bosnia. Para tentara Serbia Bosnia dipimpin oleh Jenderal Ratko Mladic menyerang Srebrenica, wilayah kantong bagian timur negara itu, di mana sekitar 40.000 Muslim Bosnia tinggal di penampungan di bawah perlindungan PBB.
Setelah Srebrenica jatuh ke tangan pasukan Serbia Bosnia pada 11 Juli tahun itu, para perempuan dan anak-anak dipisahkan dari laki-laki, mereka dipindahkan ke wilayah lain. Laki-laki, dewasa dan anak-anak, dieksekusi kemudian di dekat desa Kravica.
Sebagian dari mereka berusaha kabur melewati hutan, namun mereka ditangkap, ditahan, kemudian dibunuh.
Pengadilan kejahatan perang PBB telah menyatakan bahwa pembantaian lebih dari 8.000 laki-laki Muslim Bosnia itu sebagai genosida, serta menetapkan Mladic dan mentor politiknya Radovan Karadzic sebagai pelaku genosida tersebut.
Nukic sendiri, usai terjadi serangan di Srebrenica, mengirimkan keluarganya ke kamp perlindungan PBB dekat Potocari, sedangkan dirinya bergabung dengan 15.000 laki-laki yang berhasil melarikan diri lewat hutan.
Nukic bertahan hidup dan menjadi satu-satunya orang yang kembali ke dusun asalnya pada 2002. Ia pertama kali menemukan tulang belulang korban ketika membersihkan rumahnya yang porak poranda.
"Sekitar 130 orang laki-laki yang dibunuh di sini bahkan tidak masuk hitungan (korban). Saya tak akan menyerah untuk mencari hingga menemukan belulang korban terakhir," ujar Nukic di lokasi pembantaian.
Usai menyusuri hutan di dekat rumahnya yang terletak di Dusun Kamenice, sekitar Desa Kravica, Srebrenica, Bosnia, Nukic berhasil mengumpulkan tuang belulang serta barang-barang pribadi yang membantunya mengidentifikasi sekitar 300 dari 1000 orang korban tewas.
"Ini akan menjadi pencarian saya," kata laki-laki berusia 59 tahun--ayah lima anak itu, yang menjelaskan dirinya telah memulai penyelidikan sejak 15 tahun lalu dengan harapan menemukan belulang ayah, paman, dan dua saudaranya yang hilang sejak pembantaian.
"Ketika saya menemukan sebuah tulang, buat saya rasanya seperti menemukan jasad utuh. Saya tahu bahwa akan ada beberapa ibu yang akhirnya mendapat kedamaian," ujar Nukic, seperti dikutip dari Reuters, Selasa, sembari menunjukkan sebuah tengkorak dan sebuah tulang.
Nukic menyerahkan belulang temuannya kepada pihak penyidik dari Institut untuk Orang Hilang, yang kemudian mencocokkan tulang itu dengan sampel DNA, yang disumbang oleh kerabat orang-orang hilang, untuk melakukan identifikasi.
Genosida terjadi pada Juli 1995 semasa perang Bosnia. Para tentara Serbia Bosnia dipimpin oleh Jenderal Ratko Mladic menyerang Srebrenica, wilayah kantong bagian timur negara itu, di mana sekitar 40.000 Muslim Bosnia tinggal di penampungan di bawah perlindungan PBB.
Setelah Srebrenica jatuh ke tangan pasukan Serbia Bosnia pada 11 Juli tahun itu, para perempuan dan anak-anak dipisahkan dari laki-laki, mereka dipindahkan ke wilayah lain. Laki-laki, dewasa dan anak-anak, dieksekusi kemudian di dekat desa Kravica.
Sebagian dari mereka berusaha kabur melewati hutan, namun mereka ditangkap, ditahan, kemudian dibunuh.
Pengadilan kejahatan perang PBB telah menyatakan bahwa pembantaian lebih dari 8.000 laki-laki Muslim Bosnia itu sebagai genosida, serta menetapkan Mladic dan mentor politiknya Radovan Karadzic sebagai pelaku genosida tersebut.
Nukic sendiri, usai terjadi serangan di Srebrenica, mengirimkan keluarganya ke kamp perlindungan PBB dekat Potocari, sedangkan dirinya bergabung dengan 15.000 laki-laki yang berhasil melarikan diri lewat hutan.
Nukic bertahan hidup dan menjadi satu-satunya orang yang kembali ke dusun asalnya pada 2002. Ia pertama kali menemukan tulang belulang korban ketika membersihkan rumahnya yang porak poranda.
"Sekitar 130 orang laki-laki yang dibunuh di sini bahkan tidak masuk hitungan (korban). Saya tak akan menyerah untuk mencari hingga menemukan belulang korban terakhir," ujar Nukic di lokasi pembantaian.