Srebrenica (ANTARA) - Warga Bosnia dan Herzegovina mengucapkan selamat tinggal kepada 14 korban terbaru dari genosida Srebrenica 1995, bertepatan dengan peringatan 29 tahun pembantaian tersebut.
Kerabat korban dan ribuan pengunjung dari seluruh dunia menghadiri upacara pemakaman dan penguburan di Desa Potocari di Bosnia timur, Kamis (11/7), untuk memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah korban dalam peti mati hijau.
Setiap tanggal 11 Juli, korban yang baru diidentifikasi dari genosida terburuk di Eropa sejBaca juga: Penyintas mencari belulang korban tewas pembantaian Srebrenicaak Perang Dunia II, dimakamkan di pemakaman di Potocari.
Korban termuda yang dimakamkan tahun ini adalah Beriz Mujic (17) yang lahir tahun 1978 di Zvornik. Jenazahnya ditemukan 28 tahun setelah kematiannya dan digali pada Mei 2023.
Ia terbunuh pada Juli 1995 di daerah Suceska dekat Bratunac dan dimakamkan di samping saudaranya, Hazim, yang dimakamkan pada 2013. Ayah mereka, Omer Mujic, masih belum ditemukan.
Korban tertua yang dimakamkan tahun ini adalah Hamed Salic, yang lahir tahun 1927. Ia berusia 68 tahun ketika hilang pada musim panas 1995 di Kota Zepa.
Jenazahnya digali pada Mei 2014 dan baru-baru ini berhasil diidentifikasi.
Setelah pemakaman tahun ini, jumlah makam di tempat pemakaman khusus tersebut meningkat menjadi 6.765.
Setelah sesi doa untuk keempat belas korban, yang namanya dibacakan satu per satu, jenazah mereka dimasukkan ke liang lahat oleh para kerabat.
Komisaris Dewan Eropa untuk Hak Asasi Manusia Michael O’Flaherty mengatakan pentingnya mengenang dan menghormati para korban.
Menurut O’Flaherty, yang menjadi petugas lapangan PBB untuk urusan HAM selama perang di Bosnia dan Herzegovina, pembantaian Srebrenica adalah kekejaman paling mengerikan yang pernah disaksikannya.
“Salah satu tugas terpenting saya dan rekan-rekan saya adalah mencatat kekejaman yang dilakukan selama periode konflik. Sejauh ini, yang paling mengerikan dari semua itu adalah, tentu saja, genosida di Srebrenica pada Juli 1995, dengan pembunuhan kejam terhadap lebih dari 8.000 orang, pelanggaran brutal terhadap hak asasi manusia perempuan dan anak-anak, serta pengusiran mereka dari daerah tersebut,'' katanya.
Kala itu, lebih dari 8.000 remaja dan laki-laki Muslim Bosnia terbunuh ketika pasukan Serbia menyerang Srebrenica, yang ditetapkan PBB sebagai wilayah aman dan ada pasukan Belanda yang bertugas sebagai pemelihara perdamaian internasional.
Pasukan Serbia mengepung Srebrenica, mencoba merebut wilayah itu dari Muslim Bosnia dan Kroasia untuk membentuk negara mereka sendiri. Dewan Keamanan PBB menyatakan Srebrenica sebagai wilayah aman pada 1993.
Namun, pasukan Serbia, yang dipimpin oleh Jenderal Ratko Mladic--yang kemudian dijatuhi hukuman seumur hidup atas kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan genosida--menyerbu zona aman PBB itu.
Pasukan Belanda gagal bertindak dan pasukan Serbia menduduki daerah tersebut, hingga menewaskan 2.000 remaja dan laki-laki hanya dalam satu hari pada 11 Juli 1995.
Sekitar 15.000 penduduk Srebrenica melarikan diri ke pegunungan di sekitarnya, tetapi pasukan Serbia memburu mereka dan membunuh 6.000 orang di hutan.
Mayat korban genosida ditemukan di 570 lokasi di seluruh negeri.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Penyintas mencari belulang korban tewas pembantaian Srebrenica
Berita Terkait
Penyintas mencari belulang korban tewas pembantaian Srebrenica
Rabu, 8 Juli 2020 7:55
Presiden Milorad Dodik larang Bosnia Herzegovina bergabung dengan NATO
Minggu, 7 Juli 2024 19:40
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14