Mataram (ANTARA) - Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah meminta semua rumah sakit di daerah ini melakukan verifikasi terhadap data pasien COVID-19 yang masih dirawat agar dapat memberikan suasa aman dan nyaman di tengah masyarakat.
"Selama ini data-data pasien positif COVID-19 yang terkonfirmasi dan pasien sembuh masih simpang siur," kata Ketua Persi Provinsi NTB dr H Lalu Herman Mahaputra di Mataram, Rabu.
Dokter H Lalu Herman Mahaputra yang juga menjabat sebagai Direktur Utama RSUD Kota Mataram ini mengatakan data yang simpang siur itu bisa berdampak pada kepanikan, ketakutan serta penurunan imunitas masyarakat.
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan kebijakan agar data pasien positif COVID-19, yang boleh dimunculkan adalah data pasien yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan PCR dan dirawat di rumah sakit.
"Kalau yang suspek atau reaktif dari hasil pemeriksaan tes cepat (rapid test), itu tidak termasuk data terkonfirmasi, sebab masih berstatus praduga atau belum pasti," katanya.
Menurutnya, validasi data pasien COVID-19 itu dinilai penting agar masyarakat bisa bekerja dan beribadah seperti biasa serta tidak hidup dalam kepanikan.
Dia mengatakan, masyarakat sudah cukup hidup dalam kepanikan dan ketakutan. Karenanya, tim gugus tugas juga harus mampu menciptakan suasa nyaman dengan bekerja maksimal dan berupaya agar kasus COVID-19 bisa terus landai.
"Kalau kasus COVID-19 landai, aktivitas masyarakat bisa normal. Apalagi kita di kesehatan masih banyak pasien non COVID-19 yang harus kita urus," katanya.
Lebih jauh dr Jack, begitu dia akrab disapa, kasus COVID-19 di NTB saat ini secara umum sudah mulai landai, khususnya di Kota Mataram sebagai daerah penyumbang kasus terbanyak di NTB.
"Landainya kasus COVID-19, di daerah ini berkat partisipasi dan kesadaran masyarakat menerapkan protokol COVID-19, serta kerja keras tim gugus dalam melakukan upaya pencegahan dan penanganan," katanya.
Berdasarkan data Tim Gugus Tugas COVID-19 Kota Mataram, Rabu, 26 Agustus 2020, pukul 12.00 Wita, secara akumulasi jumlah pasien positif COVID-19, tercatat sebanyak Selasa 25 Agustus 2020, pukul 12.00 Wita, sebanyak 1.044 orang.
Dari jumlah itu, 64 orang masih dalam perawatan di ruang isolasi, dan 76 orang terkonfirmasi meninggal dunia.
"Jumlah pasien yang masih dalam perawatan saat ini sudah menurun drastis dan saat ini kita berusaha untuk menekan angka kematian," katanya.*
"Selama ini data-data pasien positif COVID-19 yang terkonfirmasi dan pasien sembuh masih simpang siur," kata Ketua Persi Provinsi NTB dr H Lalu Herman Mahaputra di Mataram, Rabu.
Dokter H Lalu Herman Mahaputra yang juga menjabat sebagai Direktur Utama RSUD Kota Mataram ini mengatakan data yang simpang siur itu bisa berdampak pada kepanikan, ketakutan serta penurunan imunitas masyarakat.
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan kebijakan agar data pasien positif COVID-19, yang boleh dimunculkan adalah data pasien yang sudah terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan hasil pemeriksaan PCR dan dirawat di rumah sakit.
"Kalau yang suspek atau reaktif dari hasil pemeriksaan tes cepat (rapid test), itu tidak termasuk data terkonfirmasi, sebab masih berstatus praduga atau belum pasti," katanya.
Menurutnya, validasi data pasien COVID-19 itu dinilai penting agar masyarakat bisa bekerja dan beribadah seperti biasa serta tidak hidup dalam kepanikan.
Dia mengatakan, masyarakat sudah cukup hidup dalam kepanikan dan ketakutan. Karenanya, tim gugus tugas juga harus mampu menciptakan suasa nyaman dengan bekerja maksimal dan berupaya agar kasus COVID-19 bisa terus landai.
"Kalau kasus COVID-19 landai, aktivitas masyarakat bisa normal. Apalagi kita di kesehatan masih banyak pasien non COVID-19 yang harus kita urus," katanya.
Lebih jauh dr Jack, begitu dia akrab disapa, kasus COVID-19 di NTB saat ini secara umum sudah mulai landai, khususnya di Kota Mataram sebagai daerah penyumbang kasus terbanyak di NTB.
"Landainya kasus COVID-19, di daerah ini berkat partisipasi dan kesadaran masyarakat menerapkan protokol COVID-19, serta kerja keras tim gugus dalam melakukan upaya pencegahan dan penanganan," katanya.
Berdasarkan data Tim Gugus Tugas COVID-19 Kota Mataram, Rabu, 26 Agustus 2020, pukul 12.00 Wita, secara akumulasi jumlah pasien positif COVID-19, tercatat sebanyak Selasa 25 Agustus 2020, pukul 12.00 Wita, sebanyak 1.044 orang.
Dari jumlah itu, 64 orang masih dalam perawatan di ruang isolasi, dan 76 orang terkonfirmasi meninggal dunia.
"Jumlah pasien yang masih dalam perawatan saat ini sudah menurun drastis dan saat ini kita berusaha untuk menekan angka kematian," katanya.*