Bima (ANTARA) - Ratusan warga Desa Waro dan Tangga Baru Kecamatan Monta Kabupaten Bima melakukan aksi saling serang menggunakan senjata api rakitan dan senjata tajam di persawahan wilayah perbatasan antara dua desa tersebut, Rabu (7/10) sekitar pukul 10.35 Wita.
Akibat peristiwa bentrok itu, seorang pelajar, Abdurahman alias Sadam (17) warga Desa Waro meninggal dunia diduga terkena tembakan senjata api rakitan.
Kasat Reskrim Polres Bima Kabupaten Adhar S Sos, di Bima, Kamis, membenarkan adanya kejadian bentrok antara warga di dua desa setempat yang mengakibatkan salah satu warga meninggal dunia akibat terkena tembakan di bagian dada.
"Sadam diduga ikut bergabung dalam aksi bentrok itu, sehingga terkena tembakan. Korban mengembuskan nafas terakhirnya saat berada di rumah sakit," ungkap Adhar S Sos saat dikonfirmasi melalui telepon seluler.
Ia menyebutkan, kejadian ini dipicu adanya isu yang mengatakan bahwa salah satu warga Desa Waro, Arifin (25) dikejar dengan menggunakan sajam oleh sekelompok warga Desa Tangga Baru. Padahal kata dia, isu itu tidak benar adanya.
"Saya bersama anggota, langsung mendatangi yang bersangkutan (Arifin) untuk menanyakan mengenai apa benar mengalami kejadian itu. Bahkan kami pun menyarankan agar segera melaporkan secara resmi. Tapi yang bersangkutan malah tidak mau alias tidak ingin melapor," jelasnya.
Pihaknya pun melakukan pendalaman terkait isu pengejaran tersebut. "Kami meyakini ada yang sengaja menyebarkan isu itu sehingga menimbulkan bentrok antara dua desa setempat," terangnya.
Akhirnya, pukul 11.40 Wita, aparat gabungan dari Brimob dan Polres Kabupaten Bima dan lainnya melakukan pembubaran paksa terhadap warga dua desa yang bertikai dan memerintahkan kepada para warga agar mundur dan kembali ke desa masing-masing.
Namun sekitar warga Desa Waro malah mulai melakukan pemblokiran jalan dengan menggunakan batu dan kayu. Bahkan, saat aparat kepolisian yang menuju lokasi kejadian dihadang oleh warga Desa Waro dengan menggunakan senjata tajam.
Saat ini sambung Adhar, situasi di dua desa setempat sudah kondusif. Tapi, anggota tetap melakukan penjagaan secara ketat.
"Hal ini kami lakukan, guna mengantisipasi adanya bentrok susulan," tandasnya.
Akibat peristiwa bentrok itu, seorang pelajar, Abdurahman alias Sadam (17) warga Desa Waro meninggal dunia diduga terkena tembakan senjata api rakitan.
Kasat Reskrim Polres Bima Kabupaten Adhar S Sos, di Bima, Kamis, membenarkan adanya kejadian bentrok antara warga di dua desa setempat yang mengakibatkan salah satu warga meninggal dunia akibat terkena tembakan di bagian dada.
"Sadam diduga ikut bergabung dalam aksi bentrok itu, sehingga terkena tembakan. Korban mengembuskan nafas terakhirnya saat berada di rumah sakit," ungkap Adhar S Sos saat dikonfirmasi melalui telepon seluler.
Ia menyebutkan, kejadian ini dipicu adanya isu yang mengatakan bahwa salah satu warga Desa Waro, Arifin (25) dikejar dengan menggunakan sajam oleh sekelompok warga Desa Tangga Baru. Padahal kata dia, isu itu tidak benar adanya.
"Saya bersama anggota, langsung mendatangi yang bersangkutan (Arifin) untuk menanyakan mengenai apa benar mengalami kejadian itu. Bahkan kami pun menyarankan agar segera melaporkan secara resmi. Tapi yang bersangkutan malah tidak mau alias tidak ingin melapor," jelasnya.
Pihaknya pun melakukan pendalaman terkait isu pengejaran tersebut. "Kami meyakini ada yang sengaja menyebarkan isu itu sehingga menimbulkan bentrok antara dua desa setempat," terangnya.
Akhirnya, pukul 11.40 Wita, aparat gabungan dari Brimob dan Polres Kabupaten Bima dan lainnya melakukan pembubaran paksa terhadap warga dua desa yang bertikai dan memerintahkan kepada para warga agar mundur dan kembali ke desa masing-masing.
Namun sekitar warga Desa Waro malah mulai melakukan pemblokiran jalan dengan menggunakan batu dan kayu. Bahkan, saat aparat kepolisian yang menuju lokasi kejadian dihadang oleh warga Desa Waro dengan menggunakan senjata tajam.
Saat ini sambung Adhar, situasi di dua desa setempat sudah kondusif. Tapi, anggota tetap melakukan penjagaan secara ketat.
"Hal ini kami lakukan, guna mengantisipasi adanya bentrok susulan," tandasnya.