Mataram (ANTARA) - Anggota DPRD Nusa Tenggara Barat, Akhdiansyah meminta pemerintah daerah (Pemda) baik provinsi dan kabupaten kota di NTB memaksimalkan peran pondok pesantren dan santri dalam pembangunan di daerah.
"Saya berharap dengan momentum Hari Santri Nasional (HSN), pemerintah daerah dapat memaksimalkan peran pesantren dan santri dalam pembangunan di NTB," ujar Akhdiansyah menyambut peringatan HSN di Mataram, Kamis.
Akhdiansyah, menjelaskan keterlibatan pondok pesantren (ponpes) dan santri dan dalam pembangunan daerah penting untuk disikapi oleh pemangku kebijakan, seperti gubernur, bupati dan wali kota. Terlebih lagi dalam menyukseskan program-program strategis yang ada di daerahnya.
"Ada sekitar 500 lebih pesantren di NTB, dengan jumlah itu, banyak mencetak santri yang bisa eksis dan terlibat dalam segala lini kehidupan masyarakat NTB," ujar pria yang akrab disapa Guru To'i tersebut.
Sekretaris DPW PKB NTB ini, mengakui sejauh ini dirinya belum melihat program-program pembangunan yang digalakkan pemerintah baik provinsi maupun kabupaten kota melibatkan ponpes dan para santri di dalamnya.
Padahal kalau melibatkan pesantren dan santri maka memudahkan kerja-kerja program pemerintah dan terbantukan, bahkan bisa mempercepat target capaianya. Karena pesantren dengan santrinya teruji sumber daya manusia (SDM), memiliki keilmuan yang komplit dan juga memiliki jejaring yang luas.
"Saya belum melihat Gubernur NTB Zulkieflimansyah melibatkan santri dalam beasisiwa luar negeri, zero waste atau bebas sampah ataupun kampanye kesehatan melawan stunting," ungkap anggota DPRD NTB dari daeraj pemilihan (Dapil) VI Kabupaten Dompu, Kota Bima dan Kabupaten Bima tersebut.
Oleh karena itu, anggota Komisi V DPRD NTB Bidang Kesejahteraan dan Pemberdayaan Perempuan ini, menyatakan momentum HSN dapat mengukuhkan kaum santri sebagai garda terdepan pembangunan bangsa dan daerah baik masa kini maupun masa mendatang. Sebab, bagaimanapun kata dia, santri merupakan generasi bangsa yang paripurna dari sisi SDM, karena kaum santri selain dibekali pengetahuan kebangsaan dan keagamaan yang kuat.
Santri juga telah terbukti berkontribusi bagi kemajuan bangsa, mulai bidang pendidikan, ekonomi, sosial di tengah masyarakat dan siap terus memberikan kontribusi nyata mengisi pembangunan Indonesia dan daerah di masa mendatang. Untuk itu, momentum HSN 22 Oktober 2020 ini harus jadi momentum mengukuhkan kembali keberadaan santri sebagai garda terdepan pembangunan bangsa.
"Di masa pandemi, santri juga menjadi garda terdepan memberikan edukasi dan pencerahan kepada masyarakat melawan COVID-19, dengan menerapkan protokol kesehatan, menjadi simbol kekuatan masyarakat Indonesia menghadapi situasi apapun, karena santri dididik kuat secara mental dan spiritual," katanya.
"Saya berharap dengan momentum Hari Santri Nasional (HSN), pemerintah daerah dapat memaksimalkan peran pesantren dan santri dalam pembangunan di NTB," ujar Akhdiansyah menyambut peringatan HSN di Mataram, Kamis.
Akhdiansyah, menjelaskan keterlibatan pondok pesantren (ponpes) dan santri dan dalam pembangunan daerah penting untuk disikapi oleh pemangku kebijakan, seperti gubernur, bupati dan wali kota. Terlebih lagi dalam menyukseskan program-program strategis yang ada di daerahnya.
"Ada sekitar 500 lebih pesantren di NTB, dengan jumlah itu, banyak mencetak santri yang bisa eksis dan terlibat dalam segala lini kehidupan masyarakat NTB," ujar pria yang akrab disapa Guru To'i tersebut.
Sekretaris DPW PKB NTB ini, mengakui sejauh ini dirinya belum melihat program-program pembangunan yang digalakkan pemerintah baik provinsi maupun kabupaten kota melibatkan ponpes dan para santri di dalamnya.
Padahal kalau melibatkan pesantren dan santri maka memudahkan kerja-kerja program pemerintah dan terbantukan, bahkan bisa mempercepat target capaianya. Karena pesantren dengan santrinya teruji sumber daya manusia (SDM), memiliki keilmuan yang komplit dan juga memiliki jejaring yang luas.
"Saya belum melihat Gubernur NTB Zulkieflimansyah melibatkan santri dalam beasisiwa luar negeri, zero waste atau bebas sampah ataupun kampanye kesehatan melawan stunting," ungkap anggota DPRD NTB dari daeraj pemilihan (Dapil) VI Kabupaten Dompu, Kota Bima dan Kabupaten Bima tersebut.
Oleh karena itu, anggota Komisi V DPRD NTB Bidang Kesejahteraan dan Pemberdayaan Perempuan ini, menyatakan momentum HSN dapat mengukuhkan kaum santri sebagai garda terdepan pembangunan bangsa dan daerah baik masa kini maupun masa mendatang. Sebab, bagaimanapun kata dia, santri merupakan generasi bangsa yang paripurna dari sisi SDM, karena kaum santri selain dibekali pengetahuan kebangsaan dan keagamaan yang kuat.
Santri juga telah terbukti berkontribusi bagi kemajuan bangsa, mulai bidang pendidikan, ekonomi, sosial di tengah masyarakat dan siap terus memberikan kontribusi nyata mengisi pembangunan Indonesia dan daerah di masa mendatang. Untuk itu, momentum HSN 22 Oktober 2020 ini harus jadi momentum mengukuhkan kembali keberadaan santri sebagai garda terdepan pembangunan bangsa.
"Di masa pandemi, santri juga menjadi garda terdepan memberikan edukasi dan pencerahan kepada masyarakat melawan COVID-19, dengan menerapkan protokol kesehatan, menjadi simbol kekuatan masyarakat Indonesia menghadapi situasi apapun, karena santri dididik kuat secara mental dan spiritual," katanya.