Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, segera menggelar Apel Bersama Siaga Bencana Tahun 2020, yang diikuti oleh ratusan personel tim gabungan kesiapsiagaan bencana, termasuk jajaran TNI/Polri, sebagai upaya pengurangan risiko bencana.
"Apel bersama siaga bencana kami jadwalkan pada Senin (16/11-2020). Tempatnya masih ada dua alternatif yakni di halaman kantor wali kota atau di Lapangan Sangkareang," kata Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram Lalu Martawang di Mataram, Selasa.
Pernyataan itu disampaikan Martawang seusai memimpin rapat persiapan apel bersama siaga bencaan Tahun 2020, yang diikuti sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, di ruang kenari, Kantor Wali Kota Mataram.
Martawang mengatakan apel siaga bencana dinilai penting karena berdasarkan informasi dari BMKG bahwa di Kota Mataram dan sekitarnya akan terjadi potensi hujan kategori sedang dan tinggi mulai akhir November 2020 hingga Februari 2021.
Karena itu, pemerintah kota perlu melakukan antisipasi untuk mengecek kesiapan personel, peralatan serta membangun skenario cepat tanggap untuk di posko bencana yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pendopo Wali Kota Mataram.
"Bila perlu waktu responnya dapat ditingkatkan, sehingga bisa mengantisipasi seminimal mungkin potensi dampak serta kerugian terhadap bencana," katanya.
Pada musim cuaca ekstrem, katanya, bencana yang berpotensi terjadi di Kota Mataram diantara adalah, genangan, banjir, angin kencang, pohon tumbang dan abrasi pantai.
"Karena itu, secara keseluruhan wilayah Mataram menjadi titik rawan bencana yang harus diantisipasi. Kalau soal ketersediaan anggaran tidak perlu kita sebut, yang penting jika terjadi dampak kita tangani segera," katanya.
Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor menambahkan, kegiatan apel bersama siaga bencana dalam upaya kesiapsiagan menghadapi cuaca ekstrem di wilayah Kota Mataram.
Beberapa dinas/instansi yang ikut serta dalam apel bersama siaga bencana pekan depan antara lain, Satpol PP, Basarnas, TNI/Polri, BPBD, Satgas Disperkim, PUPR, Dinas Sosial, Damkar dan Tagana. Masing-masing dinas/instansi juga membawa peralatan dan kendaraan operasionalnya.
"Itu artinya, kita siap siaga untuk bergerak bersama dalam rangka mengurangi risiko yang akan terjadi," katanya.
Menurutnya, cuaca panas yang terjadi dalam beberapa hari ini di Mataram, merupakan seliangan tapi kantong besarnya saat ini adalah musim hujan.
Bahkan pekan lalu, katanya, akibat hujan deras yang terjadi secara berurut-urut berdampak pada meluapnya air Sungai Midang yang merupakan berbatasan wilayah Kota Mataram dengan Kabupaten Lombok Barat bagian utara.
"Untuk mencegah luapan itu, kami bersama PUPR dan Perkim selama 3 hari membersihkan sampah yang datang dari hulu dan nyangkut di jembatan yang dibuat warga menghambat aliran air sungai sehingga meluap," katanya.
"Apel bersama siaga bencana kami jadwalkan pada Senin (16/11-2020). Tempatnya masih ada dua alternatif yakni di halaman kantor wali kota atau di Lapangan Sangkareang," kata Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram Lalu Martawang di Mataram, Selasa.
Pernyataan itu disampaikan Martawang seusai memimpin rapat persiapan apel bersama siaga bencaan Tahun 2020, yang diikuti sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, di ruang kenari, Kantor Wali Kota Mataram.
Martawang mengatakan apel siaga bencana dinilai penting karena berdasarkan informasi dari BMKG bahwa di Kota Mataram dan sekitarnya akan terjadi potensi hujan kategori sedang dan tinggi mulai akhir November 2020 hingga Februari 2021.
Karena itu, pemerintah kota perlu melakukan antisipasi untuk mengecek kesiapan personel, peralatan serta membangun skenario cepat tanggap untuk di posko bencana yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Pendopo Wali Kota Mataram.
"Bila perlu waktu responnya dapat ditingkatkan, sehingga bisa mengantisipasi seminimal mungkin potensi dampak serta kerugian terhadap bencana," katanya.
Pada musim cuaca ekstrem, katanya, bencana yang berpotensi terjadi di Kota Mataram diantara adalah, genangan, banjir, angin kencang, pohon tumbang dan abrasi pantai.
"Karena itu, secara keseluruhan wilayah Mataram menjadi titik rawan bencana yang harus diantisipasi. Kalau soal ketersediaan anggaran tidak perlu kita sebut, yang penting jika terjadi dampak kita tangani segera," katanya.
Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor menambahkan, kegiatan apel bersama siaga bencana dalam upaya kesiapsiagan menghadapi cuaca ekstrem di wilayah Kota Mataram.
Beberapa dinas/instansi yang ikut serta dalam apel bersama siaga bencana pekan depan antara lain, Satpol PP, Basarnas, TNI/Polri, BPBD, Satgas Disperkim, PUPR, Dinas Sosial, Damkar dan Tagana. Masing-masing dinas/instansi juga membawa peralatan dan kendaraan operasionalnya.
"Itu artinya, kita siap siaga untuk bergerak bersama dalam rangka mengurangi risiko yang akan terjadi," katanya.
Menurutnya, cuaca panas yang terjadi dalam beberapa hari ini di Mataram, merupakan seliangan tapi kantong besarnya saat ini adalah musim hujan.
Bahkan pekan lalu, katanya, akibat hujan deras yang terjadi secara berurut-urut berdampak pada meluapnya air Sungai Midang yang merupakan berbatasan wilayah Kota Mataram dengan Kabupaten Lombok Barat bagian utara.
"Untuk mencegah luapan itu, kami bersama PUPR dan Perkim selama 3 hari membersihkan sampah yang datang dari hulu dan nyangkut di jembatan yang dibuat warga menghambat aliran air sungai sehingga meluap," katanya.