Mataram (ANTARA) - Ratusan pengoleksi keris dari berbagai provinsi di Indonesia berkumpul dalam kegiatan "Pekenan Dayan Gunung" yang diselenggarakan oleh Gili Hotels Assosiation (GHA) bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Utara, di Gili Trawangan, Minggu (13/12).
Ketua GHA Lalu Kusnawan, Ahad menjelaskan, "Pekenan Dayan Gunung" yang digelar selama dua hari 12-13 Desember 2020 bertujuan untuk membangkitkan budaya sebagai ikon pariwisata, salah satunya adalah pusaka keris.
"Keris merupakan pusaka yang sangat bernilai dari segi historis, sakralitas bahkan bernilai mistis. Dari segi ekonomi, geliat keris dinilai tidak terpengaruh pandemi COVID-19, sehingga nilai transaksi dari keris pun tidak turun," katanya.
Ia mengatakan pihaknya menargetkan sebanyak 1.500 peserta dari berbagai provinsi yang menghadiri "Pekenan Dayan Gunung" di Gili Trawangan. Namun diperkirakan ada sekitar 700 hingga 800 orang yang datang.
"Para pecinta keris yang datang hari ini berasal dari berbagai penjuru Nusantara, seperti Sumatera, Madura, Bali dan Sumbawa," ujarnya.
Ketua Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) NTB Fahri Habibi mengapresiasi kegiatan "Pekenan Dayan Gunung" yang diinisiasi GHA serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Utara.
Kegiatan tersebut, menurut dia, merupakan wadah penyalur temu antara pecinta keris, kolektor, dan pengrajin serta memperkenalkan keris lebih dekat dengan masyarakat modern.
"Saya bersyukur dengan adanya kegiatan semacam ini di kawasan wisata Gili Trawangan. Tentu ini wadah kami bertemu sesama pegiat perkerisan dan juga dapat mendekatkan keris sebagai pusaka leluhur yang kini sedikit dilupakan masyarakat modern," katanya.
Habibi mengatakan Lombok dapat dikatakan sebagai etalase keris nasional. Sebab, hampir semua jenis keris di Indonesia, ada di Lombok.
Oleh karena itu, menurut dia, sangat tepat pameran keris digelar lewat "Pekenan Dayan Gunung" sekaligus menggeliatkan dunia pariwisata di Gili Trawangan yang masih terdampak COVID-19.
"Hampir semua jenis keris di Indonesia, ada di Lombok. Saya rasa tepat kegiatan tersebut digelar di sini (Gili Trawangan - red)," ucap Habibi.
Sementara itu, Kepala Bidang Promosi Disbudpar Kabupaten Lombok Utara Setiadi mengatakan kegiatan "Pekenan Dayan Gunung" bernilai positif untuk kebangkitan ekonomi masyarakat Kabupaten Lombok Utara. Sebab, pameran tersebut melibatkan berbagai pelaku usaha mikro kecil dan menengaj (UMKM), mulai dari pengrajin tenun Bayan, pengrajin seni kriya dan kuliner.
"Ini untuk mengabarkan kepada dunia bahwa sesungguhnya pariwisata Lombok Utara, khususnya di tiga gili sudah siap dikunjungi meskipun masih dalam kondisi pandemi COVID-19," kata Setiadi.
Ketua GHA Lalu Kusnawan, Ahad menjelaskan, "Pekenan Dayan Gunung" yang digelar selama dua hari 12-13 Desember 2020 bertujuan untuk membangkitkan budaya sebagai ikon pariwisata, salah satunya adalah pusaka keris.
"Keris merupakan pusaka yang sangat bernilai dari segi historis, sakralitas bahkan bernilai mistis. Dari segi ekonomi, geliat keris dinilai tidak terpengaruh pandemi COVID-19, sehingga nilai transaksi dari keris pun tidak turun," katanya.
Ia mengatakan pihaknya menargetkan sebanyak 1.500 peserta dari berbagai provinsi yang menghadiri "Pekenan Dayan Gunung" di Gili Trawangan. Namun diperkirakan ada sekitar 700 hingga 800 orang yang datang.
"Para pecinta keris yang datang hari ini berasal dari berbagai penjuru Nusantara, seperti Sumatera, Madura, Bali dan Sumbawa," ujarnya.
Ketua Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI) NTB Fahri Habibi mengapresiasi kegiatan "Pekenan Dayan Gunung" yang diinisiasi GHA serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lombok Utara.
Kegiatan tersebut, menurut dia, merupakan wadah penyalur temu antara pecinta keris, kolektor, dan pengrajin serta memperkenalkan keris lebih dekat dengan masyarakat modern.
"Saya bersyukur dengan adanya kegiatan semacam ini di kawasan wisata Gili Trawangan. Tentu ini wadah kami bertemu sesama pegiat perkerisan dan juga dapat mendekatkan keris sebagai pusaka leluhur yang kini sedikit dilupakan masyarakat modern," katanya.
Habibi mengatakan Lombok dapat dikatakan sebagai etalase keris nasional. Sebab, hampir semua jenis keris di Indonesia, ada di Lombok.
Oleh karena itu, menurut dia, sangat tepat pameran keris digelar lewat "Pekenan Dayan Gunung" sekaligus menggeliatkan dunia pariwisata di Gili Trawangan yang masih terdampak COVID-19.
"Hampir semua jenis keris di Indonesia, ada di Lombok. Saya rasa tepat kegiatan tersebut digelar di sini (Gili Trawangan - red)," ucap Habibi.
Sementara itu, Kepala Bidang Promosi Disbudpar Kabupaten Lombok Utara Setiadi mengatakan kegiatan "Pekenan Dayan Gunung" bernilai positif untuk kebangkitan ekonomi masyarakat Kabupaten Lombok Utara. Sebab, pameran tersebut melibatkan berbagai pelaku usaha mikro kecil dan menengaj (UMKM), mulai dari pengrajin tenun Bayan, pengrajin seni kriya dan kuliner.
"Ini untuk mengabarkan kepada dunia bahwa sesungguhnya pariwisata Lombok Utara, khususnya di tiga gili sudah siap dikunjungi meskipun masih dalam kondisi pandemi COVID-19," kata Setiadi.