Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), berbalik dari penurunan akhir pekan lalu karena imbal hasil (yields) obligasi pemerintah AS mundur dari tertinggi baru-baru ini dan para investor menunggu isyarat dari pertemuan kebijakan Federal Reserve pekan ini.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, terangkat 9,40 dolar AS atau 0,55 persen menjadi ditutup pada 1.729,20 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (12/3/2021), emas berjangka terkikis 2,80 dolar AS atau 0,16 persen menjadi 1.719,80 dolar AS.

Emas berjangka naik tipis 0,8 dolar AS atau 0,05 persen menjadi 1.722,60 dolar AS pada Kamis (11/3/2021), setelah menguat 4,9 dolar AS atau 0,29 persen menjadi 1.721,80 dolar AS pada Rabu (10/3/2021), dan melonjak 38,9 dolar AS atau 2,32 persen menjadi 1.716,90 dolar AS pada Selasa lalu (9/3/2021).

"Imbal hasil tenang pagi ini dan penurunan emas baru-baru ini dipandang sebagai peluang pembelian oleh sebagian besar orang," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Pertanyaan besarnya adalah apakah kenaikan imbal hasil, didukung optimisme pemulihan ekonomi akan menekan emas, atau jika pertumbuhan terhenti atau inflasi meningkat, yang seharusnya mendukung emas, tambah Meger.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan berkurang dari tingkat tertinggi dalam lebih dari satu tahun, memulihkan beberapa daya tarik emas yang tidak memberikan suku bunga.

"Kapanpun puncak imbal hasil, itu akan menjadi dasar untuk emas," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

"Mereka (imbal hasil) masih memiliki ruang untuk memperpanjang kenaikan tetapi imbal hasil tidak akan naik selamanya, jadi akan ada titik balik. ... Semakin tinggi kita pergi, semakin dekat kita ke titik balik."

Emas juga mendapat dukungan dari penandatanganan rancangan undang-undang bantuan senilai 1,9 triliun dolar AS menjadi undang-undang, yang memicu ketakutan inflasi, karena emas digunakan untuk lindung nilai terhadap kenaikan harga-harga.

Para investor menunggu pertemuan dua hari Fed yang dimulai pada Selasa waktu setempat, dengan fokus pada lonjakan imbal hasil obligasi baru-baru ini, kekhawatiran tentang kenaikan inflasi dan prospek ekonomi.

"Logam mulia akan disandera oleh pasar obligasi pemerintah karena pendekatan reaktif Fed terhadap penurunan suku bunga akan terus menyebabkan arus keluar investasi," kata TD Securities dalam sebuah catatan.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 37,7 sen atau 1,45 persen menjadi ditutup pada 26,288 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April bertambah 9,2 dolar AS atau 0,77 persen menjadi menetap di 1.209,50 dolar AS per ounce.
 

Pewarta : Apep Suhendar
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024