Lombok Utara (ANTARA) - Jajaran Kepolisian Resor Lombok Utara (Polres Lotara) Polda NTB memaksimalkan fungsi tiga pilar TNI-Polri, pemerintah desa ditambah dinas pertanian melalui penyuluh pertanian untuk menjaga ketersediaan pangan tetap aman selama pandemi COVID-19.
Salah satu upaya yang sudah keberhasilan dari fungsi tiga pilar itu adalah para petani di Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, panen cabai merah keriting di tengah harga yang relatif mahal.
Babinsa Sertu Abdurrahman Daeng mengatakan pasokan hasil panen cabai merah keriting itu akan menambah ketersediaan bahan pangan di Lombok Utara. Selain itu, kelompok tani yang didampingi sejak tiga tahun lalu kini telah mengelola kurang lebih dua hektare tanaman hortikultura.
"Khususnya di wilayah Sokong, lahan sudah tergarap dua hektare untuk ditanami hortikultura, sehingga kebutuhan pangan masyarakat lokal dapat terpenuhi," kata Abdurrahman, di Desa Sokong, Senin.
Menurut dia, Desa Sokong kini telah berinovasi dari petani kebun ke varietas tanaman hortikultura. Ke depan akan diproyeksikan menjadi sentra komoditas cabai merah keriting.
Para petani mengolah dua hektare lahan pertanian untuk memenuhi ketersediaan bahan pangan lokalnya, di samping tanaman hortikultura, masayarakat diimbau menanam tanaman buah seperti melon, anggur dan kelengkeng.
Para petani didampingi Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) dengan memaksimalkan fungsi tiga pilar TNI- Polri, pemerintah desa bersam dinas pertanian.
Tiga pilar tersebut berbagi peran untuk memberikan pendampingan dan penyuluhan agar petani tetap bercocok tanam di masa pandemi COVID-19.
"Kami apresiasi para petani yang tetap aktif meski di tengah kekhawatiran virus corona ini," ucap Abdurrahman.
Sementara itu, Bhabinmaspol Desa Sokong Bripka Kurniawan mengatakan pihaknya mendampingi para petani bercocok tanam sambil memberikan imbauan pencegahan penyebaran virus corona sesuai arahan pemerintah.
Imbauan itu dilakukan ketika kelompok tani sedang pertemuan dengan anggota, saat pengolahan lahan hingga panen dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan 5 M1.
"Misalnya memakai masker, physical distance, dan menjaga kebersihan usai bertani," ujarnya.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lombok Utara melalui PPL Desa Sokong, Yodi Cahyono, SP, juga terus memberikan pendampingan secara intensif kepada petani untuk memastikan keberlangsungan produksi di tengah wabah virus corona.
Untuk saat ini, petani mulai berinovasi dengan memanfaatkan lahan telantar, seperti yang dilakukan Kelompok Tani Berkat bersama, Dusun Batu Ampar, Desa Sokong.
Sejalan dengan itu, Ketua Kelompok Tani Berkat Bersama Taupik Hidayat menyebutkan panen cabe kali ini cukup memuaskan. Sebab, bertepatan dengan tingginya hargai cabai saat ini. Harga di pasaran mencapai Rp150 ribu per kilogram.
Selama bertani hortikultura, panen kali ini merupakan yang kedua kali. Sebelumnya mengalami kerugian karena biaya yang dibutuhkan relatif tinggi, namun panen tidak sesuai harapan.
"Tahun lalu kami rugi. Itu jadi pengalaman dan sekarang alhamdulillah semoga hasil panen dapet menutupi biaya produksi," tuturnya.
Ia berharap ke depan dapat menambah luas lahan untuk tanaman hortikultura yang memadai karena lahan yang digarap sekarang banyak pohon kelapa sehingga penyinaran tanaman pun tidak maksimal.
Salah satu upaya yang sudah keberhasilan dari fungsi tiga pilar itu adalah para petani di Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, panen cabai merah keriting di tengah harga yang relatif mahal.
Babinsa Sertu Abdurrahman Daeng mengatakan pasokan hasil panen cabai merah keriting itu akan menambah ketersediaan bahan pangan di Lombok Utara. Selain itu, kelompok tani yang didampingi sejak tiga tahun lalu kini telah mengelola kurang lebih dua hektare tanaman hortikultura.
"Khususnya di wilayah Sokong, lahan sudah tergarap dua hektare untuk ditanami hortikultura, sehingga kebutuhan pangan masyarakat lokal dapat terpenuhi," kata Abdurrahman, di Desa Sokong, Senin.
Menurut dia, Desa Sokong kini telah berinovasi dari petani kebun ke varietas tanaman hortikultura. Ke depan akan diproyeksikan menjadi sentra komoditas cabai merah keriting.
Para petani mengolah dua hektare lahan pertanian untuk memenuhi ketersediaan bahan pangan lokalnya, di samping tanaman hortikultura, masayarakat diimbau menanam tanaman buah seperti melon, anggur dan kelengkeng.
Para petani didampingi Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani) dengan memaksimalkan fungsi tiga pilar TNI- Polri, pemerintah desa bersam dinas pertanian.
Tiga pilar tersebut berbagi peran untuk memberikan pendampingan dan penyuluhan agar petani tetap bercocok tanam di masa pandemi COVID-19.
"Kami apresiasi para petani yang tetap aktif meski di tengah kekhawatiran virus corona ini," ucap Abdurrahman.
Sementara itu, Bhabinmaspol Desa Sokong Bripka Kurniawan mengatakan pihaknya mendampingi para petani bercocok tanam sambil memberikan imbauan pencegahan penyebaran virus corona sesuai arahan pemerintah.
Imbauan itu dilakukan ketika kelompok tani sedang pertemuan dengan anggota, saat pengolahan lahan hingga panen dengan tetap mematuhi protokol kesehatan dan 5 M1.
"Misalnya memakai masker, physical distance, dan menjaga kebersihan usai bertani," ujarnya.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lombok Utara melalui PPL Desa Sokong, Yodi Cahyono, SP, juga terus memberikan pendampingan secara intensif kepada petani untuk memastikan keberlangsungan produksi di tengah wabah virus corona.
Untuk saat ini, petani mulai berinovasi dengan memanfaatkan lahan telantar, seperti yang dilakukan Kelompok Tani Berkat bersama, Dusun Batu Ampar, Desa Sokong.
Sejalan dengan itu, Ketua Kelompok Tani Berkat Bersama Taupik Hidayat menyebutkan panen cabe kali ini cukup memuaskan. Sebab, bertepatan dengan tingginya hargai cabai saat ini. Harga di pasaran mencapai Rp150 ribu per kilogram.
Selama bertani hortikultura, panen kali ini merupakan yang kedua kali. Sebelumnya mengalami kerugian karena biaya yang dibutuhkan relatif tinggi, namun panen tidak sesuai harapan.
"Tahun lalu kami rugi. Itu jadi pengalaman dan sekarang alhamdulillah semoga hasil panen dapet menutupi biaya produksi," tuturnya.
Ia berharap ke depan dapat menambah luas lahan untuk tanaman hortikultura yang memadai karena lahan yang digarap sekarang banyak pohon kelapa sehingga penyinaran tanaman pun tidak maksimal.