Mataram (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat H Lalu Gita Ariadi meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) di wilayah itu harus menjadi motivator dalam penegakan protokol kesehatan COVID-19.
"ASN harus berada pada garda terdepan dalam hal penegakan protokol kesehatan COVID-19, terlebih NTB masih dalam masa pandemi seperti saat ini," ujarnya pada Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan III Provinsi NTB Angkatan I sampai dengan VI di Mataram, Kamis.
Ketua Satgas COVID-19 NTB ini mengimbau agar ASN di lingkungan Pemprov NTB terus menjadi penggerak atau motivator masyarakat untuk melaksanakan hal-hal yang positif, bukan justru menjadi provokator.
Menurut Miq Gite, sapaan akrabnya, ASN yang baik harus memahami tugas dan kewajibannya agar mampu bekerja maksimal menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelayanan publik yang profesional. Untuk itu, para peserta pelatihan harus mengikuti diklat secara sungguh-sungguh.
"Saya berharap para peserta mengikuti kegiatan ini dengan sebaik baiknya, saudara-saudari sudah memilih menjadi ASN sebagai jalur pengabdian terhadap bangsa dan negara. Oleh karenanya harus memahami bagaimana menjadi ASN yang baik di masa yang akan datang," ujar mantan Kepala DPMPTSP Provinsi NTB tersebut.
Selain itu, Miq Gite juga mengingatkan betapa pentingnya penerapan protokol kesehatan COVID-19 dalam pelaksanaan pelatihan, bahkan jika ada gejala yang menghawatirkan, kepada panitia penyelenggara diperintahkan untuk terus melakukan pengecekan kesehatan peserta agar tidak menimbulkan klaster baru penyebaran virus.
Sementara itu mewakili panitia penyelenggara diklat, Arifin menjelaskan tema kegiatan ini adalah adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi COVID-19 dengan tujuan membentuk sosok PNS yang mampu melaksanakan tugasnya secara efektif dan efesien, bekerja secara disiplin demi terwujudnya pemerintahan yang baik.
Ia menambahkan, pelatihan dasar tersebut diikuti 180 peserta selama 51 hari di dalam kampus, kemudian dilanjutkan dengan 30 hari di luar kampus di tempat kerja masing-masing, selanjutnya peserta akan mengikuti pelatihan dan pendidikan tentang belanegara, analisis isu kontemporer, kesiapsiagaan bela negara. Materi pelatihan akan disampaikan oleh widyaiswara, fasilisator dan narasumber instansi, termasuk Korem 162/WB dan Tim Penangaman COVID-19 Provinsi NTB.
"ASN harus berada pada garda terdepan dalam hal penegakan protokol kesehatan COVID-19, terlebih NTB masih dalam masa pandemi seperti saat ini," ujarnya pada Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan III Provinsi NTB Angkatan I sampai dengan VI di Mataram, Kamis.
Ketua Satgas COVID-19 NTB ini mengimbau agar ASN di lingkungan Pemprov NTB terus menjadi penggerak atau motivator masyarakat untuk melaksanakan hal-hal yang positif, bukan justru menjadi provokator.
Menurut Miq Gite, sapaan akrabnya, ASN yang baik harus memahami tugas dan kewajibannya agar mampu bekerja maksimal menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelayanan publik yang profesional. Untuk itu, para peserta pelatihan harus mengikuti diklat secara sungguh-sungguh.
"Saya berharap para peserta mengikuti kegiatan ini dengan sebaik baiknya, saudara-saudari sudah memilih menjadi ASN sebagai jalur pengabdian terhadap bangsa dan negara. Oleh karenanya harus memahami bagaimana menjadi ASN yang baik di masa yang akan datang," ujar mantan Kepala DPMPTSP Provinsi NTB tersebut.
Selain itu, Miq Gite juga mengingatkan betapa pentingnya penerapan protokol kesehatan COVID-19 dalam pelaksanaan pelatihan, bahkan jika ada gejala yang menghawatirkan, kepada panitia penyelenggara diperintahkan untuk terus melakukan pengecekan kesehatan peserta agar tidak menimbulkan klaster baru penyebaran virus.
Sementara itu mewakili panitia penyelenggara diklat, Arifin menjelaskan tema kegiatan ini adalah adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi COVID-19 dengan tujuan membentuk sosok PNS yang mampu melaksanakan tugasnya secara efektif dan efesien, bekerja secara disiplin demi terwujudnya pemerintahan yang baik.
Ia menambahkan, pelatihan dasar tersebut diikuti 180 peserta selama 51 hari di dalam kampus, kemudian dilanjutkan dengan 30 hari di luar kampus di tempat kerja masing-masing, selanjutnya peserta akan mengikuti pelatihan dan pendidikan tentang belanegara, analisis isu kontemporer, kesiapsiagaan bela negara. Materi pelatihan akan disampaikan oleh widyaiswara, fasilisator dan narasumber instansi, termasuk Korem 162/WB dan Tim Penangaman COVID-19 Provinsi NTB.