Mataram (ANTARA) - Perusahaan BlockSolutions asal Finlandia bersama Circular Economy Investor yang bergerak dalam investasi lingkungan dan perusahaan lokal daerah serta BUMD berencana membangun pabrik bata plastik (ecobrick) di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Rencana membangun pabrik bata plastik (ecobrick) pertama di Asia misinya untuk penyelamatan lingkungan, bukan sekadar investasi bisnis," kata Wakil Gubernur NTB Siti Rohmi Djalillah di Mataram, Rabu.
Ia mengatakan investasi proyek ini mencapai 2,5 juta dolar AS dan sudah mendapatkan izin penggunaan lahan di area STIPark Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat seluas 20 hektare.
Selain menjadi yang pertama di Asia dalam teknologi produksi bata plastik, kata dia, juga berdampak pada pengurangan sampah plastik yang signifikan karena menggunakan bahan baku plastik dari plastik sachet, botol, dan lainnya.
"Yang penting tidak menggunakan plastik yang mengandung racun sesuai ketentuan lingkungan dan tidak menggunakan sampah plastik yang sudah bernilai ekonomis seperti botol plastik dan plastik daur ulang," ujarnya.
Selain sebagai material bangunan ramah lingkungan dan tahan lama yang telah banyak digunakan di beberapa negara, bata plastik ini dapat mendukung program sosial seperti rumah layak huni dan renovasi fasilitas publik lainnya karena lebih ekonomis.
Oleh karena itu pemerintah provinsi mulai menyiapkan skema pengelolaan sampah plastik dari TPA dan bank sampah agar bahan baku tercukupi, selain sampah plastik yang telah dimanfaatkan masyarakat secara ekonomi.
Menurut Duncan Ward, pendiri Classroom of Hope, pihak investor sendiri telah menentukan besaran bahan baku dalam satu kali produksi, jenis sampah plastik yang dibolehkan serta komitmen transfer pengetahuan dan teknologi agar dapat dikembangkan sendiri oleh daerah.
"Seperti yang kita tahu, skema kerja sama investasi juga membolehkan transfer teknologi. Kalau semua perizinan sudah selesai, tahun ini pabrik bisa langsung beroperasi," kata Duncan.
Kendala seperti pengumpulan satu ton bahan baku pabrik bata plastik dalam satu kali produksi dapat dibuatkan skema pengelolaannya oleh pemerintah bersama kabupaten dan kota.
Kepala Dinas Perindustrian Hj Nuryanti mengatakan pihaknya tengah menyiapkan lahan di STIPark seluas 20 hektare untuk bakal lokasi pabrik. Bahkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas LHK agar distribusi bahan baku dapat tersedia dengan baik.
Classroom of Hope, lembaga nirlaba yang bergerak di bidang sosial ini membangun lima kelas dengan bata plastik untuk rehabilitasi bangunan sekolah yang terdampak gempa. Saat ini, pengerjaan kelima ruang kelas tersebut dalam proses agar dapat menjadi percontohan penggunaan bahan baku bata plastik dan bagian dari donasi kemanusiaannya, lembaga tersebut dalam pendidikan bagi anak anak korban gempa Lombok 2018 silam.
"Rencana membangun pabrik bata plastik (ecobrick) pertama di Asia misinya untuk penyelamatan lingkungan, bukan sekadar investasi bisnis," kata Wakil Gubernur NTB Siti Rohmi Djalillah di Mataram, Rabu.
Ia mengatakan investasi proyek ini mencapai 2,5 juta dolar AS dan sudah mendapatkan izin penggunaan lahan di area STIPark Banyumulek, Kabupaten Lombok Barat seluas 20 hektare.
Selain menjadi yang pertama di Asia dalam teknologi produksi bata plastik, kata dia, juga berdampak pada pengurangan sampah plastik yang signifikan karena menggunakan bahan baku plastik dari plastik sachet, botol, dan lainnya.
"Yang penting tidak menggunakan plastik yang mengandung racun sesuai ketentuan lingkungan dan tidak menggunakan sampah plastik yang sudah bernilai ekonomis seperti botol plastik dan plastik daur ulang," ujarnya.
Selain sebagai material bangunan ramah lingkungan dan tahan lama yang telah banyak digunakan di beberapa negara, bata plastik ini dapat mendukung program sosial seperti rumah layak huni dan renovasi fasilitas publik lainnya karena lebih ekonomis.
Oleh karena itu pemerintah provinsi mulai menyiapkan skema pengelolaan sampah plastik dari TPA dan bank sampah agar bahan baku tercukupi, selain sampah plastik yang telah dimanfaatkan masyarakat secara ekonomi.
Menurut Duncan Ward, pendiri Classroom of Hope, pihak investor sendiri telah menentukan besaran bahan baku dalam satu kali produksi, jenis sampah plastik yang dibolehkan serta komitmen transfer pengetahuan dan teknologi agar dapat dikembangkan sendiri oleh daerah.
"Seperti yang kita tahu, skema kerja sama investasi juga membolehkan transfer teknologi. Kalau semua perizinan sudah selesai, tahun ini pabrik bisa langsung beroperasi," kata Duncan.
Kendala seperti pengumpulan satu ton bahan baku pabrik bata plastik dalam satu kali produksi dapat dibuatkan skema pengelolaannya oleh pemerintah bersama kabupaten dan kota.
Kepala Dinas Perindustrian Hj Nuryanti mengatakan pihaknya tengah menyiapkan lahan di STIPark seluas 20 hektare untuk bakal lokasi pabrik. Bahkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas LHK agar distribusi bahan baku dapat tersedia dengan baik.
Classroom of Hope, lembaga nirlaba yang bergerak di bidang sosial ini membangun lima kelas dengan bata plastik untuk rehabilitasi bangunan sekolah yang terdampak gempa. Saat ini, pengerjaan kelima ruang kelas tersebut dalam proses agar dapat menjadi percontohan penggunaan bahan baku bata plastik dan bagian dari donasi kemanusiaannya, lembaga tersebut dalam pendidikan bagi anak anak korban gempa Lombok 2018 silam.