Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Seorang warga Dusun Batu Keliang Desa Mangkung Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Ali Usman (15 tahun) ditemukan meninggal dunia akibat gantung diri di dapur rumahnya menggunakan tali nilon, Kamis (24/6) sekitar pukul 17.00 Wita.
Kapolres Lombok Tengah, AKBP Esty Setyo Nugroho, SIK melalui Kapolsek Praya Barat, AKP Hery Indrayanto, SH menjelaskan, Ali Usman yang diketahui pelajar Kelas IX Sekolah Luar Biasa (SLB) Penujak itu nekat gantung diri diduga lantaran prustasi tidak dibelikan sepeda motor dan HP oleh orangtuanya.
"Menurut keterangan pihak keluarga, Ali Usman kemungkinan besar kecewa dan frustasi karena sebelum meninggal almarhum pernah meminta kepada orangtuanya untuk dibelikan sepeda motor, tetapi tidak dituruti. Almarhum juga meminta dibelikan HP tidak dituruti sehingga besar kemungkinan almarhum prustasi," jelas Kapolsek Praya Barat.
Menurut Kapolsek, orang tua korban Muslim bukannya tidak mau membelikan anaknya HP, namun karena almarhum tuna wicara, sehingga tidak dibelikan dan disekolahkan di SLB Penujak.
Berdasarkan pemeriksaan pisik pada diri korban, kata Kapolsek, peristiwa itu murni kasus bunuh diri karena tidak ditemukan adanya bekas kekerasan pada sekujur tubuhnya.
Orang tua korban, Muslim kepada pihak kepolisian menjelaskan, sebelum kejadian Ali Usman pernah menelpon bapaknya dan memintanya datang menemui korban yang tinggal bersama neneknya. Namun pada saat itu bapaknya masih bekerja sebagai pekerja bangunan di Selong Belanak.
"Pukul 16.10 Wita Ayah korban berangkat dari tempat kerjanya menuju Dusun Batukeliang Desa Mangkung untuk menemui korban. Setelah mau mendekati tempat tinggal nenek bersama korban kurang lebih 100 M kebetulan hujan dan orang tua Korban berteduh hingga hujan mereda," kata Kapolsek.
Begitu tiba di rumah tempat tinggal anaknya, Muslim terkejut karena menemukan anaknya sudah tidak bernyawa lagi.
"Orang tua korban menerima kepergian anaknya dengan ikhlas karena sudah menganggap musibah dan orang tua nya menerima untuk tidak dilakukan otopsi terhadap korban," jelas Kapolsek.
Kapolres Lombok Tengah, AKBP Esty Setyo Nugroho, SIK melalui Kapolsek Praya Barat, AKP Hery Indrayanto, SH menjelaskan, Ali Usman yang diketahui pelajar Kelas IX Sekolah Luar Biasa (SLB) Penujak itu nekat gantung diri diduga lantaran prustasi tidak dibelikan sepeda motor dan HP oleh orangtuanya.
"Menurut keterangan pihak keluarga, Ali Usman kemungkinan besar kecewa dan frustasi karena sebelum meninggal almarhum pernah meminta kepada orangtuanya untuk dibelikan sepeda motor, tetapi tidak dituruti. Almarhum juga meminta dibelikan HP tidak dituruti sehingga besar kemungkinan almarhum prustasi," jelas Kapolsek Praya Barat.
Menurut Kapolsek, orang tua korban Muslim bukannya tidak mau membelikan anaknya HP, namun karena almarhum tuna wicara, sehingga tidak dibelikan dan disekolahkan di SLB Penujak.
Berdasarkan pemeriksaan pisik pada diri korban, kata Kapolsek, peristiwa itu murni kasus bunuh diri karena tidak ditemukan adanya bekas kekerasan pada sekujur tubuhnya.
Orang tua korban, Muslim kepada pihak kepolisian menjelaskan, sebelum kejadian Ali Usman pernah menelpon bapaknya dan memintanya datang menemui korban yang tinggal bersama neneknya. Namun pada saat itu bapaknya masih bekerja sebagai pekerja bangunan di Selong Belanak.
"Pukul 16.10 Wita Ayah korban berangkat dari tempat kerjanya menuju Dusun Batukeliang Desa Mangkung untuk menemui korban. Setelah mau mendekati tempat tinggal nenek bersama korban kurang lebih 100 M kebetulan hujan dan orang tua Korban berteduh hingga hujan mereda," kata Kapolsek.
Begitu tiba di rumah tempat tinggal anaknya, Muslim terkejut karena menemukan anaknya sudah tidak bernyawa lagi.
"Orang tua korban menerima kepergian anaknya dengan ikhlas karena sudah menganggap musibah dan orang tua nya menerima untuk tidak dilakukan otopsi terhadap korban," jelas Kapolsek.