Jakarta (ANTARA) - Indonesia telah menerima 3.476.400 dosis vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca, melalui skema multilateral COVAX Facility, pada Selasa.
“Pada hari ini kita kembali menyaksikan contoh konkret upaya COVAX melakukan pengiriman vaksin kepada negara AMC. Indonesia kembali menerima 3.476.400 dosis vaksin AstraZeneca, melalui jalur multilateral Covax Facility,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual terkait kedatangan vaksin tersebut, Selasa.
Hingga Selasa, dengan kedatangan pengiriman gelombang kedelapan dari Fasilitas COVAX, secara keseluruhan Indonesia telah mendapatkan 14.704.860 dosis vaksin dari skema multilateral.
Pada 12 Juli lalu, Indonesia telah menerima 10.000.280 dosis vaksin Sinovac dalam bentuk curah atau bahan baku, sementara pada Selasa siang, juga menerima 1.408.000 suntikan Sinopharm.
“Dengan kedatangan vaksin tersebut, maka Indonesia telah mengamankan dan menerima 137.611.540 dosis vaksin, baik dalam bentuk bahan baku maupun vaksin jadi,” ujar Menlu.
Dia pun menambahkan bahwa dalam beberapa hari ke depan, Indonesia juga akan menerima vaksin dose-sharing melalui jalur multilateral, COVAX Facility yaitu vaksin Moderna, Amerika Serikat, yang merupakan pengiriman kedua, dan dose-sharing jalur bilateral, yaitu dari Jepang, Uni Emirat Arab, di mana keduanya melakukan pengiriman gelombang kedua.
Menlu menegaskan bahwa pemerintah terus bekerja keras untuk mengamankan kebutuhan vaksin untuk Indonesia.
Selain itu, Retno juga menegaskan sikap dan dukungan Indonesia terhadap akses merata atas vaksin di dunia, terutama sebagai salah satu Co-Chairs COVAX AMC Engagement Group.
Dia menggarisbawahi bahwa hingga hari ini akses atas vaksin masih belum merata.
“Kawasan Amerika Utara dan Eropa misalnya, dosis yang telah disuntikkan telah mencapai sekitar 75 persen populasi, dimana kawasan Afrika baru 4,03 persen dan kawasan ASEAN 16,3 persen dari jumlah populasinya,” paparnya.
Dia menggaungkan pernyataan direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengatakan bahwa perlu adanya tambahan vaksin sekitar 350 juta dosis, untuk memvaksinasi setidaknya 10 persen populasi di setiap negara pada September 2021, dan memerlukan 11 miliar dosis untuk memvaksinasi 70 persen populasi dunia pada pertengahan tahun 2022.
Meski hal tersebut bukanlah tantangan yang mudah, Menlu meyakini bahwa dengan kerja sama dan kolaborasi serta solidaritas, tantangan tersebut akan dapat diatasi dan dilalui bersama.