Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mulai menyiagakan petugas guna mengantisipasi dampak musim hujan yang diperkirakan datang lebih awal dari tahun sebelumnya.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Ahmad Muzaki di Mataram, Selasa, mengatakan, berdasarkan informasi dari BMKG per tanggal 1 Oktober 2021 diperkirakan sudah masuk musim hujan dan berlanjut hingga tiga bulan ke depan.
"Karena itu petugas harus sudah mulai kita siagakan untuk patroli. Apalagi Kota Mataram masuk daftar wilayah berpotensi mengalami cuaca ekstrem hingga akhir tahun," katanya.
Terkait dengan itu, pihaknya telah menyiapkan beberapa skenario pencegahan dampak musim hujan khususnya terhadap wilayah yang potensi banjir, pohon tumbang, puting beliung dan gelombang pasang sebagai dampak cuaca ekstrem.
"Petugas kami, masih aktif patroli memantau titik-titik rawan bencana seperti di pinggir pantai, sempadan sungai dan termasuk beberapa titik genangan sebab Untuk bulan September 2021, ada anomali cuaca sehingga beberapa hari terakhir Mataram diguyur hujan dengan intensitas ringan, sedang hingga lebat," katanya.
Untuk melakukan penanganan terhadap potensi bencana yang ditemukan petugas saat patroli, katanya, dikoordinasikan dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Misalnya, ketika petugas BPBD menemukan potensi pohon tumbang, pihaknya meminta Dinas Lingkungan Hidup untuk melakukan pemotongan atau pemangkasan guna mengurangi bobot pohon tersebut.
"Sedangkan untuk wilayah pesisir, kita koordinasikan dengan camat dan lurahnya supaya mengingatkan warga tetap waspada," katanya.
Sementara untuk antisipasi banjir dan genangan pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar melakukan pembersihan dan normalisasi saluran di sekitarnya.
"Prinsipnya, petugas kami siaga 24 jam, termasuk berkeliling ke wilayah pesisir untuk memastikan ketinggian gelombang," katanya.
Muzaki menambahkan, berdasarkan laporan Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Majid yang diterima, Kota Mataram memang masuk daftar wilayah waspada untuk potensi hujan disertai kilat dan angin kencang.
Selain itu potensi gelombang laut mencapai dua meter atau lebih juga diperkirakan terjadi di Selat Lombok bagian utara dan selatan, Selat Alas bagian selatan, Samudera Hindia bagian selatan NTB, dan Selat Sape bagian selatan.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Ahmad Muzaki di Mataram, Selasa, mengatakan, berdasarkan informasi dari BMKG per tanggal 1 Oktober 2021 diperkirakan sudah masuk musim hujan dan berlanjut hingga tiga bulan ke depan.
"Karena itu petugas harus sudah mulai kita siagakan untuk patroli. Apalagi Kota Mataram masuk daftar wilayah berpotensi mengalami cuaca ekstrem hingga akhir tahun," katanya.
Terkait dengan itu, pihaknya telah menyiapkan beberapa skenario pencegahan dampak musim hujan khususnya terhadap wilayah yang potensi banjir, pohon tumbang, puting beliung dan gelombang pasang sebagai dampak cuaca ekstrem.
"Petugas kami, masih aktif patroli memantau titik-titik rawan bencana seperti di pinggir pantai, sempadan sungai dan termasuk beberapa titik genangan sebab Untuk bulan September 2021, ada anomali cuaca sehingga beberapa hari terakhir Mataram diguyur hujan dengan intensitas ringan, sedang hingga lebat," katanya.
Untuk melakukan penanganan terhadap potensi bencana yang ditemukan petugas saat patroli, katanya, dikoordinasikan dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Misalnya, ketika petugas BPBD menemukan potensi pohon tumbang, pihaknya meminta Dinas Lingkungan Hidup untuk melakukan pemotongan atau pemangkasan guna mengurangi bobot pohon tersebut.
"Sedangkan untuk wilayah pesisir, kita koordinasikan dengan camat dan lurahnya supaya mengingatkan warga tetap waspada," katanya.
Sementara untuk antisipasi banjir dan genangan pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) agar melakukan pembersihan dan normalisasi saluran di sekitarnya.
"Prinsipnya, petugas kami siaga 24 jam, termasuk berkeliling ke wilayah pesisir untuk memastikan ketinggian gelombang," katanya.
Muzaki menambahkan, berdasarkan laporan Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Majid yang diterima, Kota Mataram memang masuk daftar wilayah waspada untuk potensi hujan disertai kilat dan angin kencang.
Selain itu potensi gelombang laut mencapai dua meter atau lebih juga diperkirakan terjadi di Selat Lombok bagian utara dan selatan, Selat Alas bagian selatan, Samudera Hindia bagian selatan NTB, dan Selat Sape bagian selatan.