Mataram (ANTARA) - Desa Senaru, di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berada di kaki Gunung Rinjani, menargetkan masuk 10 besar lomba desa wisata Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada 2021 ini.
"Saat ini kami sudah masuk dalam 50 besar desa wisata Kemenparekraf. Di NTB, hanya tiga desa yang terpilih, yakni, Senaru, Bonjeruk, Lombok Tengah dan Sesaot, Lombok Barat," kata Kepala Desa Senaru, Raden Akria Buana kepada ANTARA di Mataram, Jumat.
Untuk meraih posisi 10 besar itu, kata dia, segala upaya telah dikembangkan, di antaranya membangun sembilan "homestay" yang telah berdiri dan kemudian pembangunan "amphitheater" di mana dijadikan sebagai lokasi untuk pertunjukan seni dan budaya.
Selain itu, kata dia, segala potensi dikedepankan termasuk sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui BUMDes, kemudian sarana dan prasarana, serta pengelolaan air yang dilakukan melalui PAMDes.
"Saya optimistis Senaru bisa meraih posisi 10 besar itu," katanya.
Hal tersebut, kata dia, tidak terlepas potensi yang dimiliki Desa Senaru dibandingkan daerah lainnya karena memiliki Desa Adat Bayan untuk budaya, kemudian pariwisata terdapat air terjun Tiu Kelep yang indah serta air terjun Sendang Gile serta pendakian ke Gunung Rinjani.
Kemudian, ada juga kesenian yang dimiliki Desa Senaru, seperti tarian Mendewa yang merupakan bentuk dari rasa syukur untuk pengiring tembang, cupak serta rudat saat sebelum Islam masuk.
Seni budaya lainnya, seperti, upacara khitanan, perkawinan sampai pembuatan tenun. "Tenun terbuat dari pewarna asli dari tumbuh-tumbuhan," katanya.
Belum lagi, kata dia, dari sektor perkebunan. "Daerah kami juga penghasil kopi yang sudah dikenal, baik di Lombok maupun secara nasional," katanya.
Karena itu, melihat segudang potensi itu, dirinya berkeyakinan Desa Senaru bisa masuk 10 besar desa wisata di Tanah Air.
Terlebih lagi menjelang pelaksanaan World Superbike (WSBK) dan MotoGP di Sirkuit Mandalika, di mana tentunya wisatawan wajib mendatangi Desa Senaru, demikian Raden Akria Buana.
"Saat ini kami sudah masuk dalam 50 besar desa wisata Kemenparekraf. Di NTB, hanya tiga desa yang terpilih, yakni, Senaru, Bonjeruk, Lombok Tengah dan Sesaot, Lombok Barat," kata Kepala Desa Senaru, Raden Akria Buana kepada ANTARA di Mataram, Jumat.
Untuk meraih posisi 10 besar itu, kata dia, segala upaya telah dikembangkan, di antaranya membangun sembilan "homestay" yang telah berdiri dan kemudian pembangunan "amphitheater" di mana dijadikan sebagai lokasi untuk pertunjukan seni dan budaya.
Selain itu, kata dia, segala potensi dikedepankan termasuk sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui BUMDes, kemudian sarana dan prasarana, serta pengelolaan air yang dilakukan melalui PAMDes.
"Saya optimistis Senaru bisa meraih posisi 10 besar itu," katanya.
Hal tersebut, kata dia, tidak terlepas potensi yang dimiliki Desa Senaru dibandingkan daerah lainnya karena memiliki Desa Adat Bayan untuk budaya, kemudian pariwisata terdapat air terjun Tiu Kelep yang indah serta air terjun Sendang Gile serta pendakian ke Gunung Rinjani.
Kemudian, ada juga kesenian yang dimiliki Desa Senaru, seperti tarian Mendewa yang merupakan bentuk dari rasa syukur untuk pengiring tembang, cupak serta rudat saat sebelum Islam masuk.
Seni budaya lainnya, seperti, upacara khitanan, perkawinan sampai pembuatan tenun. "Tenun terbuat dari pewarna asli dari tumbuh-tumbuhan," katanya.
Belum lagi, kata dia, dari sektor perkebunan. "Daerah kami juga penghasil kopi yang sudah dikenal, baik di Lombok maupun secara nasional," katanya.
Karena itu, melihat segudang potensi itu, dirinya berkeyakinan Desa Senaru bisa masuk 10 besar desa wisata di Tanah Air.
Terlebih lagi menjelang pelaksanaan World Superbike (WSBK) dan MotoGP di Sirkuit Mandalika, di mana tentunya wisatawan wajib mendatangi Desa Senaru, demikian Raden Akria Buana.