Jakarta, 1/6 (ANTARA) - Presiden kelima Megawati Soekarnoputri mengatakan, Pancasila sebagai ideologi bangsa hendaknya tidak hanya menjadi bahan perbincangan tapi juga menjadi menjadi referensi yang membumi.

          "Saya meyakini, dalam kurun waktu 13 tahun reformasi menunjukkan kealpaan kita semua terhadap dokumen penting Pancasila dalam proses ketatanegaraan kita," kata Megawati ketika menyampaikan pidatonya pada peringatan Hari Pancasila di Gedung MPR/DPR/DPD , Jakarta, Rabu.

          Hadir pada acara tersebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Ani , Wakil Presiden Boediono beserta ibu Herawati,serta tiga mantan wakil presiden Try Sutrisno,   Hamzah Haz, serta  Jusuf Kalla.

          Hadir pula istri Presiden keempat Shinta Nuriah Abdurrahman Wahid, Ketua MPR Taufiq Kiemas dan jajarannya, Ketua DPR Marzuki Alie bserta jajarannya, Ketua DPD Irman Gusman beserta jajarannya, serta pimpinan lembaga negara dan pejabat negara lainnya.

         Menurut Megawati, hal ini menjadi tugas sejarah yang harus diselesaikan oleh segenap bangsa Indonesia.

         Pada kesempatan tersebut, Megawati memberikan apresiasi kepada MPR yang telah memproses dan mensosialisasikan empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

         Keempat pilar tersebut, kata dia, yakni sosialisasi Pancasila sebagai dasar dan idelologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi negara , NKRI sebagai bentuk final negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai sistem sosial bangsa.

         "Saya mengimbau segenap bangsa Indonesia hendaknya tugas mulia sosialisasi sosial kehidupan berbangsa dan bernegara tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab MPR RI, tapi juga menjadi tanggung jawab lembaga negara lainnya baik di tingkat pusat maupun daerah," katanya.

         Megawati minta kepada lembaga negara yang bertanggung jawab kepada sistem pendidikan nasional agar dapat memastikan kembali bahwa mata pelajaran ideologi Pancasila beserta kendalinya dapat diajarkan dengan baik, sesuai benang merah sejarah bangsa di setiap jenjang pendidikan. (*)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024