Mataram (ANTARA) - Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menyebutkan enam peserta tes seleksi kompetensi bidang (SKB) calon pegawai negeri sipil (CPNS) dinyatakan gugur karena tidak hadir dalam pelaksanaan tes.
"Sebanyak enam peserta SKB itu kita nyatakan gugur sebelum berperang, sebab mereka tidak hadir saat pelaksanaan tes SKB pada Senin (15/11)," kata Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Mataram Baiq Nelly Kusumawati di Mataram, Rabu.
Dikatakan, kegiatan tes SKB CPNS Kota Mataram dilaksanakan selama dua hari yakni Senin-Selasa (16-17/11), setiap hari dibagi menjadi empat sesi pada hari pertama dan tiga sesi di hari kedua. Satu sesi diikuti 45 orang peserta.
"Tapi sayang enam orang peserta dari formasi tenaga medis, pada hari pertama tidak ikut tes sehingga mereka dinyatakan gugur," katanya.
Di sisi lain, Nelly sangat menyayangkan, enam peserta yang lulus "passing grade" saat tes seleksi kompetensi dasar (SKD) tersebut tiba-tiba tidak datang pada hari tes SKB.
Padahal pihaknya sudah sosialisasi jauh-jauh hari. Kalau ada yang sakit atau positif COVID-19 tetap diberikan kesempatan untuk tes sebab BKPSDM bisa bersurat ke BKN untuk mengatur jadwal ulang.
"Akan tetapi, sampai kegiatan tes berakhir tidak ada kabar atau informasi apapun dari enam orang yang tidak hadir tersebut," katanya.
Menurutnya, jumlah peserta SKB yang harus ikut tes sebanyak 339 tetapi karena enam orang tidak hadir, maka tersisa 333 orang. Mereka akan merebutkan 133 formasi, dari jumlah awal 146 namun 13 formasi karena tidak ada pelamar.
Setelah pelaksanaan SKB rampung, tambah Nelly, tahapan selanjutnya akan dilakukan akumulasi hasil yang diperoleh peserta pada saat SKD. Namun proses akumulasi ini akan dilakukan di pemerintah pusat, sementara BKPSDM hanya mengirim data-data yang ada.
"Nilai SKD dan SKB itu nanti digabung. Kita hanya mengirim data dan kita juga mengambil data dari CAT agar bisa saling memvalidasi," katanya.
Sementara terkait dengan pengumuman kelulusan, Nelly berharap, dengan terselenggaranya tepat sesuai jadwal, hasil yang diperoleh dapat segera divalidasi dan penentuan kelulusan bisa segera diumumkan.
"Jika kita lihat jadwal, pengumuman kelulusan tidak lewat tahun ini. Paling lambat mungkin Desember sebab BKN menunggu proses rekrutmen se- Indonesia selesai," katanya.
"Sebanyak enam peserta SKB itu kita nyatakan gugur sebelum berperang, sebab mereka tidak hadir saat pelaksanaan tes SKB pada Senin (15/11)," kata Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Mataram Baiq Nelly Kusumawati di Mataram, Rabu.
Dikatakan, kegiatan tes SKB CPNS Kota Mataram dilaksanakan selama dua hari yakni Senin-Selasa (16-17/11), setiap hari dibagi menjadi empat sesi pada hari pertama dan tiga sesi di hari kedua. Satu sesi diikuti 45 orang peserta.
"Tapi sayang enam orang peserta dari formasi tenaga medis, pada hari pertama tidak ikut tes sehingga mereka dinyatakan gugur," katanya.
Di sisi lain, Nelly sangat menyayangkan, enam peserta yang lulus "passing grade" saat tes seleksi kompetensi dasar (SKD) tersebut tiba-tiba tidak datang pada hari tes SKB.
Padahal pihaknya sudah sosialisasi jauh-jauh hari. Kalau ada yang sakit atau positif COVID-19 tetap diberikan kesempatan untuk tes sebab BKPSDM bisa bersurat ke BKN untuk mengatur jadwal ulang.
"Akan tetapi, sampai kegiatan tes berakhir tidak ada kabar atau informasi apapun dari enam orang yang tidak hadir tersebut," katanya.
Menurutnya, jumlah peserta SKB yang harus ikut tes sebanyak 339 tetapi karena enam orang tidak hadir, maka tersisa 333 orang. Mereka akan merebutkan 133 formasi, dari jumlah awal 146 namun 13 formasi karena tidak ada pelamar.
Setelah pelaksanaan SKB rampung, tambah Nelly, tahapan selanjutnya akan dilakukan akumulasi hasil yang diperoleh peserta pada saat SKD. Namun proses akumulasi ini akan dilakukan di pemerintah pusat, sementara BKPSDM hanya mengirim data-data yang ada.
"Nilai SKD dan SKB itu nanti digabung. Kita hanya mengirim data dan kita juga mengambil data dari CAT agar bisa saling memvalidasi," katanya.
Sementara terkait dengan pengumuman kelulusan, Nelly berharap, dengan terselenggaranya tepat sesuai jadwal, hasil yang diperoleh dapat segera divalidasi dan penentuan kelulusan bisa segera diumumkan.
"Jika kita lihat jadwal, pengumuman kelulusan tidak lewat tahun ini. Paling lambat mungkin Desember sebab BKN menunggu proses rekrutmen se- Indonesia selesai," katanya.