Mataram (ANTARA) - Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Mataram, Nusa Tenggara Barat, menggelar latihan penanganan korban gempa bumi yang terjadi saat penyelenggaraan MotoGP di Pertamina Mandalika International Street Circuit pada 18-20 Maret 2022.
“Kami menggelar latihan terkait bencana gempa bumi yang mengakibatkan korban tertimpa reruntuhan dengan penanganan sesuai standard operating procedure (SOP)," kata Kepala Kantor SAR Mataram Nanang Sigit PH, di Mataram, Kamis.
Menurut dia, latihan tersebut sebagai langkah antisipasi bencana alam gempa bumi saat balap internasional MotoGP berlangsung.
Hal itu penting dilakukan karena Indonesia terletak di atas tiga lempeng bumi, yakni Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia.
"Jadi dibutuhkan latihan SAR untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal dan profesional," ujar Nanang.
Dalam latihan tersebut, personel Kantor SAR Mataram mensimulasikan adanya gempa bumi bermagnitudo 5,5 dengan kedalaman 10 kilometer terjadi di perairan barat Pulau Lombok, pada Kamis (10/3), pukul 08.00 WITA.
Akibat bencana alam tersebut satu rumah yang sedang direnovasi roboh di Desa Beleke. Ferdi (35), seorang tukang bangunan asal Merembu Labuapi yang sedang bekerja dilaporkan tertimpa reruntuhan bangunan.
Tim rescue Kantor SAR Mataram menemukan korban dalam posisi tidur dan tertimpa beton di bagian kaki. Sebelumnya tim rescue harus menyingkirkan beton yang menghalangi akses ke korban dengan cara cutting, breaching dan breaking.
Selanjutnya dilakukan stabilisasi dan evakuasi korban ke Rumah Sakit Umum Daerah Gerung, Kabupaten Lombok Barat, dengan menggunakan mobil ambulans untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Kejadian tersebut merupakan rangkaian simulasi colapse structure and rescue atau penanganan korban reruntuhan yang diselenggarakan oleh Kantor SAR Mataram dalam mendukung event MotoGP.
Selain menggelar latihan penanganan korban gempa bumi, Kantor SAR Mataram juga mengadakan rapat koordinasi (rakor) sebagai wujud sinergitas antara Badan SAR Nasional dengan instansi terkait untuk mendapatkan kesamaan pola pikir dan pola tindak.
"Rakor sendiri juga diarahkan untuk kesiapan itu juga (MotoGP), kesiapan antar instansi maupun tim lain, saling koordinasi, dan bekerja sama," kata Nanang.
“Kami menggelar latihan terkait bencana gempa bumi yang mengakibatkan korban tertimpa reruntuhan dengan penanganan sesuai standard operating procedure (SOP)," kata Kepala Kantor SAR Mataram Nanang Sigit PH, di Mataram, Kamis.
Menurut dia, latihan tersebut sebagai langkah antisipasi bencana alam gempa bumi saat balap internasional MotoGP berlangsung.
Hal itu penting dilakukan karena Indonesia terletak di atas tiga lempeng bumi, yakni Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Indo-Australia.
"Jadi dibutuhkan latihan SAR untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal dan profesional," ujar Nanang.
Dalam latihan tersebut, personel Kantor SAR Mataram mensimulasikan adanya gempa bumi bermagnitudo 5,5 dengan kedalaman 10 kilometer terjadi di perairan barat Pulau Lombok, pada Kamis (10/3), pukul 08.00 WITA.
Akibat bencana alam tersebut satu rumah yang sedang direnovasi roboh di Desa Beleke. Ferdi (35), seorang tukang bangunan asal Merembu Labuapi yang sedang bekerja dilaporkan tertimpa reruntuhan bangunan.
Tim rescue Kantor SAR Mataram menemukan korban dalam posisi tidur dan tertimpa beton di bagian kaki. Sebelumnya tim rescue harus menyingkirkan beton yang menghalangi akses ke korban dengan cara cutting, breaching dan breaking.
Selanjutnya dilakukan stabilisasi dan evakuasi korban ke Rumah Sakit Umum Daerah Gerung, Kabupaten Lombok Barat, dengan menggunakan mobil ambulans untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Kejadian tersebut merupakan rangkaian simulasi colapse structure and rescue atau penanganan korban reruntuhan yang diselenggarakan oleh Kantor SAR Mataram dalam mendukung event MotoGP.
Selain menggelar latihan penanganan korban gempa bumi, Kantor SAR Mataram juga mengadakan rapat koordinasi (rakor) sebagai wujud sinergitas antara Badan SAR Nasional dengan instansi terkait untuk mendapatkan kesamaan pola pikir dan pola tindak.
"Rakor sendiri juga diarahkan untuk kesiapan itu juga (MotoGP), kesiapan antar instansi maupun tim lain, saling koordinasi, dan bekerja sama," kata Nanang.