Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Wakil Bupati Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat HM Nursiah melakukan evaluasi pelaksanaan program kemiskinan untuk mendorong penurunan angka stunting, gizi buruk, angka kematian Ibu hamil dan bayi.
"Jumlah warga yang mengalami stunting di Desa pengadang saja berjumlah 343 anak, semua OPD harus berkolaborasi dalam penanganan stunting, terutama gizi anak-anak," kata HM Nursiah melalui keterangan tertulisnya, Jumat.
Ia menyebutkan, Desa Pengadang berdasarkan Data Basis Data Terpadu atau Data Tingkat Kesejahteraan Sosial (DTKS) maka dinilai masih banyak warga masyarakat yang berada digaris kemiskinan, karena itu OPD dan pemerintah desa untuk menangani penanganan desil 1 data DTKS, khususnya yang paling miskin
"Jumlah warga sangat miskin Desa Pengadang desil 1 sebanyak 85 KK, harus mulai dipikirkan baik rehap rumah, jamban, pendidikan, kesehatan, air bersih dan pekerjaan lainnya," katanya.
Untuk diketahui, jumlah warga masyarakat Desa Pengadang yang masih di bawah garis kemiskinan cukup tinggi yakni sebanyak 1960 KK dengan berbagai tingkat kemiskinannya. Warga kategori sangat miskin sebanyak 85 KK (desil 1), Desail 2 Miskin sebanyak 124 KK, Desil 3 Rentan Miskin 170 KK, Desil 4 Rentan Miskin 447 KK, dan Desil 5 mendekati miskin 1.134 KK..
"Sehingga totalnya sebanyak 1960 KK," katanya.
Pada kesempatan itu Kades Pengadang M Kasim berharap ada perhatian dari pemerintah daerah untuk program pertanian, pengelolaan sampah dan ketersediaan air pertanian pada OPD terkait. Selain itu, adanya peningkatan status jalan desa menjadi jalan kabupaten.
"Kami masyarakat desa Pengadang sangat berharap adanya ketersediaan air pertanian yang cukup untuk petani terutama di musim tanam kedua agar petani tidak gagal panen, dan yang terutama perbaikan jalan di beberapa ruas jalan desa," katanya.
"Jumlah warga yang mengalami stunting di Desa pengadang saja berjumlah 343 anak, semua OPD harus berkolaborasi dalam penanganan stunting, terutama gizi anak-anak," kata HM Nursiah melalui keterangan tertulisnya, Jumat.
Ia menyebutkan, Desa Pengadang berdasarkan Data Basis Data Terpadu atau Data Tingkat Kesejahteraan Sosial (DTKS) maka dinilai masih banyak warga masyarakat yang berada digaris kemiskinan, karena itu OPD dan pemerintah desa untuk menangani penanganan desil 1 data DTKS, khususnya yang paling miskin
"Jumlah warga sangat miskin Desa Pengadang desil 1 sebanyak 85 KK, harus mulai dipikirkan baik rehap rumah, jamban, pendidikan, kesehatan, air bersih dan pekerjaan lainnya," katanya.
Untuk diketahui, jumlah warga masyarakat Desa Pengadang yang masih di bawah garis kemiskinan cukup tinggi yakni sebanyak 1960 KK dengan berbagai tingkat kemiskinannya. Warga kategori sangat miskin sebanyak 85 KK (desil 1), Desail 2 Miskin sebanyak 124 KK, Desil 3 Rentan Miskin 170 KK, Desil 4 Rentan Miskin 447 KK, dan Desil 5 mendekati miskin 1.134 KK..
"Sehingga totalnya sebanyak 1960 KK," katanya.
Pada kesempatan itu Kades Pengadang M Kasim berharap ada perhatian dari pemerintah daerah untuk program pertanian, pengelolaan sampah dan ketersediaan air pertanian pada OPD terkait. Selain itu, adanya peningkatan status jalan desa menjadi jalan kabupaten.
"Kami masyarakat desa Pengadang sangat berharap adanya ketersediaan air pertanian yang cukup untuk petani terutama di musim tanam kedua agar petani tidak gagal panen, dan yang terutama perbaikan jalan di beberapa ruas jalan desa," katanya.