Mataram (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Makripuddin memperkenalkan gerakan orang tua asuh cegah stunting (genting) dalam rangka mempercepat penurunan kasus stunting di daerah itu.
"Genting ini adalah sebuah gerakan untuk menurunkan stunting di daerah ini," ungkap Makripuddin saat bertemu dengan Bupati Lombok Timur Haerul Warisin di Lombok Timur, Rabu.
Ia mengatakan pelibatan pengusaha yang ada di wilayah ini sebagai orang tua asuh bagi anak-anak stunting di sekitar lokasi usaha diharapkan berdampak signifikan terhadap percepatan penurunan stunting dalam rangka mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"Kami tetap berupaya untuk menurunkan stunting," ujarnya.
Baca juga: Stunting di Lombok Tengah 2025 turun, Bupati: Wujudkan generasi emas 2045
Sementara itu Bupati Lombok Timur Haerul Warisin mengatakan pemerintah daerah tetap berkomitmen untuk menurunkan kasus stunting dalam mendukung program pemerintah dengan melaksanakan program sesuai dengan yang telah direncanakan.
"Mempercepat pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) menjadi salah satu cara yang akan dilakukan turunkan stunting," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan NTB Lalu Hamzi Fikri mengatakan penanganan kasus stunting menjadi salah satu agenda prioritas dan mengacu data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), di mana stunting di Provinsi NTB saat ini berada di angka 12,53 persen.
”Berdasarkan pengukuran September, update November 2024, angka stunting NTB masih sebanyak 12,53 persen,” katanya.
Baca juga: PKK Mataram prioritas turunkan angka stunting di 2024
Persentase entri data sehingga menghasilkan angka 12,53 persen yaitu sebesar 91,46 persen yang merupakan akumulasi dari seluruh kabupaten/kota di NTB. Adapun secara angka, jumlah penderita stunting di NTB tersisa sebanyak 49.872 anak.
Jika dijabarkan berdasarkan kabupaten/kota dapat dilihat bahwa angka stunting terendah ada di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sebanyak 7,35 persen, kemudian Kota Mataram 7,83 persen, Kabupaten Sumbawa 9,04 persen, Kota Bima 9,73 persen, Kabupaten Lombok Barat 9,96 persen.
Selanjutnya Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 10,10 persen, Kabupaten Bima 11,46 persen, Kabupaten Dompu 12,67 persen, Kabupaten Lombok Utara 13,62 persen dan Lombok Timur 19,87 persen.
Baca juga: Lombok Tengah targetkan stunting di bawah 10 persen pada 2024
Baca juga: Stunting di Sumbawa Barat tersisa 808 balita