Dompu (ANTARA) - Seluruh jalur pendakian di Balai Taman Nasional Tambora (BTNT), Nusa Tenggara Barat (NTB), secara resmi dibuka mulai Minggu, 13 April 2025.
"Keputusan ini, telah diumumkan secara resmi melalui pengumuman nomor PG.20/T.41/TU/KSA/4/2025," ungkap Kepala BTNT Deny Rahadi, kepada ANTARA, Senin.
Dikatakannya, saat ini aktivitas wisata mulai pendakian, edukasi dan wisata-wisata lain, dibuka kembali semuanya.
"Pembukaan jalur ini, didasarkan pada hasil evaluasi kondisi cuaca terkini yang terpantau aman alangsung dari kawasan Taman Nasional Tambora, serta didukung oleh prakiraan dari Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima," jelasnya.
"Cuaca saat ini dilaporkan cerah berawan, dengan kecepatan angin relatif aman di kisaran 10–30 km/jam," sambung Deny.
Baca juga: Sebanyak 626 orang berkunjung di wisata non pendakian Gunung Tambora saat libur lebaran
Lebih lanjut ia menuturkan, dengan dibukanya semua akses wisata mulai dari pendakian, edukasi dan wisata lain ini memberi kesempatan untuk para pelancong untuk menyaksikan secara langsung keindahan kaldera Tambora.
"Kaldera ini merupakan salah satu yang terluas di Indonesia, dengan diameter mencapai 6 hingga 7 kilometer," paparnya.
Deny menuturkan, kawasan Tambora satu-satunya Balai Taman Nasional terlengkap di Indonesia.
"Mulai dari kekayaan budaya/etnis, dunia under water, edukasi, off road, sepedaan, air terjun hingga pendakian bahkan wisata sejarah. Dunia sudah mengakui, bahkan secara pribadi kami jadi pembicara di Prancis karena kekayaan Tambora," tandasnya.
Ia berharap, dengan dibukannya semua akses wisata di gunung yang mempengaruhi iklim dunia dan mengubah peradaban manusia akibat ledakan 1815 ini. Pemerintah daerah memberikan aksebilitas dan dukungan yang kuat.
Baca juga: BTNT siapkan destinasi wisata khusus non pendakian di Gunung Tambora
"Kami berharap pemerintah provinsi melakukan promosi paketan dengan Rinjani. Selanjutnya, untuk kedua daerah (Bima dan Dompu) memberikan kenyaman untuk para wisatawan terutama pendaki.
"Jujur saja kita masih jauh tertinggal dengan Balai Taman Rinjani, padahal secara keragaman dan jalur wisata kita lebih komplit. Saat ini, dominan wisatawan kita masih lokal, artinya ini menjadi PR bersama untuk bagaimana membawa para turis mancanegara menikmati alam yang kita miliki," tutupnya.
Diketahui, Tambora memiliki empat jalur pendakian utama yang sempat ditutup meliputi Doro Ncanga dan Pancasila yang berada di wilayah Kabupaten Dompu, serta Piong dan Kawinda Toi yang terletak di Kabupaten Bima.
Baca juga: Jalur pendakian Gunung Tambora masih ditutup dampak cuaca ekstrem
Selain itu, kawasan ini memiliki dua wisata alam non pendakian di wilayah Resort Kawinda To’i, Kabupaten Bima dan Sanctuary Rusa di wilayah Resort Doro Ncanga, Kabupaten Dompu.
Taman nasional ini, diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 11 April 2015, bertepatan dengan peringatan 200 tahun letusan besar Gunung Tambora pada 11 April 1815. Status kawasan sebelum menjadi taman nasional terdiri dari cagar alam seluas 23.840,81 hektare, suaka margasatwa seluas 21.674,68 hektare, dan taman buru seluas 26.130,25 hektare.
Kawasan konservasi Gunung Tambora memiliki keanekaragaman hayati yang banyak. Vegetasi yang tumbuh disana terdiri dari 106 jenis pohon, 18 jenis epifit, 6 jenis herba, 39 jenis liana, dan 49 jenis perdu. Potensi wisata alam Gunung Tambora berupa panorama dari hutan daratan rendah hingga hutan pegunungan.
Baca juga: UNESCO validasi ulang status 'geopark' dua gunung di NTB