Dompu (ANTARA) - Wakil Menteri Kehutanan, dr. H. Sulaiman Umar, melakukan serangkaian kunjungan kerja (Kunker) selama empat hari (22-25 Juli 2025) di kawasan Balai Taman Nasional (TN) Tambora, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kunker ini, diawali dengan pembukaan Rapat Koordinasi Intelijen Kementerian Kehutanan di Hotel Marina Inn, Kota Bima.
Pada malam hari, Wamen menghadiri ramah tamah bersama Forkopimda Kabupaten Bima dan Dompu, sekaligus memfasilitasi dialog lintas sektor terkait penyelesaian konflik tenurial, penguatan tata kelola tapak, dan sinergi perlindungan kawasan.
"Kami menekankan pentingnya koordinasi antar lembaga dalam mendukung pengelolaan hutan berkelanjutan,” ujar Wamen dalam keterangannya yang diterima di Dompu, Minggu.
Pada pertemuan tersebut, Wamen memberikan apresiasi terhadap sistem SMART Patrol, yang dilakukan secara intensif siang dan malam sepanjang tahun.
"Sistem ini melibatkan sinergi antara Polisi Kehutanan, PEH, Penyuluh, Manggala Agni, aparat TNI/Polri, serta masyarakat lokal seperti MPA dan MMP," ujarnya.
Baca juga: Johan Rosihan: Saatnya dunia menyapa Tambora
Agenda berlanjut di Resor Doro Ncanga, wilayah kerja SPTN II TN Tambora. Pada kesempatan itu, Wamen bersama Bupati Dompu Bambang Firdaus, meresmikan Sanctuary Rusa, serta melepas liarkan seekor Rusa Timor betina ke habitat alaminya. Satwa tersebut diberi nama “Bora”, sebagai simbol harapan akan hutan yang lestari dan satwa yang terlindungi.
"Ini adalah bukti nyata bahwa konservasi membutuhkan kerja bersama dan aksi konkret di lapangan,” tegasnya.
Wamen juga menanam pohon klicung (Diospyros macrophylla) yang merupakan tanaman khas NTB, sebagai bagian dari komitmen rehabilitasi ekosistem dan pelestarian flora lokal.
Tak hanya itu, Wamen juga berdialog langsung dengan sejumlah kelompok masyarakat binaan Balai TN Tambora, di antaranya Kelompok Bajang Girang, Jahe Merah Karyasari, dan K-PATA Pancasila.
Sebagai bentuk simbolik dukungan terhadap konservasi dari hulu hingga hilir, Wamen menapaki jalur pendakian offroad menuju Puncak Tambora (2.423 mdpl).
Baca juga: Tambora didorong jadi KSN konservasi dan eduwisata
Perjalanan ini, memperkuat pesan bahwa menjaga alam tidak cukup dengan wacana, melainkan melalui langkah nyata dan ketangguhan fisik serta komitmen moral.
"Tambora bukan sekadar gunung. Ia adalah jantung konservasi dan warisan sejarah dunia yang harus kita jaga bersama,” ujarnya.
Menutup rangkaian kegiatannya, Wamen menyerukan pentingnya kesadaran kolektif untuk menjaga kebersihan dan kelestarian kawasan Gunung Tambora.
"Terlalu jauh jaraknya jika hanya untuk meninggalkan sampah atau membakar padang savana yang indah. Tambora adalah anugerah dan titipan generasi mendatang,” pungkasnya.
Ia menggaris bawahi prinsip “Zero Waste, Zero Accident” sebagai komitmen bersama dalam menjaga Tambora sebagai kawasan konservasi unggulan Indonesia.
Diketahui, pada kunjungan ini Wamen didampingi oleh Inspektur Jenderal Kementerian Kehutanan, Direktur Jenderal Penegakan Hukum, serta seluruh Kepala UPT lingkup Kementerian Kehutanan Wilayah NTB.
Baca juga: Gunung Tambora: Simfoni alam, sejarah, dan masa depan konservasi Indonesia
Baca juga: Menaklukkan Tambora: Jejak di gunung yang pernah mengubah Dunia
Baca juga: Balai TN Tambora temukan aktivitas ilegal ancaman bagi ekosistem konservasi