Ruang kredit produktif terjaga seiring moderasi undisbursed loan

id ojk,kredit,kinerja bank,perbankan,proyeksi kredit,undisbursed loan,kredit menganggur

Ruang kredit produktif terjaga seiring moderasi undisbursed loan

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae dalam Konferensi Pers RDK Bulanan (RDKB) Oktober 2025 di Jakarta, Jumat (07/11/2025). (ANTARA/ Muhammad Heriyanto)

Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang perbankan nasional tetap memiliki ruang untuk mendukung pembiayaan produktif, seiring dengan pertumbuhan undisbursed loan yang diperkirakan akan mengalami moderasi.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam jawaban tertulis di Jakarta, Sabtu, menjelaskan bahwa ruang pembiayaan produktif tetap terbuka selama disertai dengan pendekatan yang cermat terhadap risiko dan arah kebijakan ekonomi ke depan.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan) pada November 2025 mencapai Rp2.509,4 triliun atau 23,18 persen dari plafon kredit yang tersedia.

Menurut Dian, pertumbuhan undisbursed loan yang tetap tinggi menunjukkan masih adanya kelonggaran tarik kredit di masa depan yang dapat dimanfaatkan oleh debitur dalam melakukan ekspansi usaha.

Dengan adanya komitmen kredit/pembiayaan yang besar tersebut, terdapat potensi peningkatan realisasi kredit di masa mendatang. Apabila kondisi ekonomi telah membaik dan kepercayaan pelaku usaha meningkat, maka pencairan kredit dapat meningkat dan mendorong pertumbuhan sektor riil.

“Pertumbuhan undisbursed loan diperkirakan akan mengalami moderasi seiring dengan penyesuaian strategi bisnis bank,” kata Dian.

Ia menambahkan, pemulihan beberapa sektor ekonomi serta dukungan optimal dari kebijakan fiskal dan moneter diharapkan akan meningkatkan efek multiplier ke konsumsi rumah tangga dan investasi dunia usaha.

Beberapa faktor yang dapat mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan antara lain transmisi kebijakan moneter yang semakin membaik, tren penurunan suku bunga pinjaman, dan percepatan belanja pemerintah/investasi swasta.

Baca juga: OJK launches financial literacy guide for people with disabilities

Adapun PMI Manufaktur Indonesia posisi November 2025 tercatat ekspansi yakni sebesar 53,50 atau membaik dibandingkan Oktober 2025 (51,20). Perbaikan PMI Manufaktur ini, catat Dian, menunjukkan telah terjadi peningkatan aktivitas perekonomian yang jika tetap berlanjut, maka pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2025 masih dapat tumbuh meningkat sehingga juga mendorong permintaan terhadap kredit perbankan.

Baca juga: MAKI mendorong dua tersangka kasus CSR BI-OJK menjadi saksi pelaku

Sejalan dengan hal tersebut, prospek perekonomian juga semakin membaik tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen November 2025 yang tetap berada di zona optimis sebesar 124,03, meningkat dibandingkan Oktober 2025 (121,22).

Dian pun menegaskan, OJK secara aktif senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah dan stakeholders lainnya termasuk anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terkait berbagai kebijakan dalam rangka monitoring dan langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.


Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.