Kota Bima (ANTARA) - Konsorsium The Habibie Center (THC) dan Nusa Tenggara Center (NC) meluncurkan program penguatan kohesi sosial (Prokohesi) untuk ketahanan masyarakat dan mantan narapidana teroris (Napiter) di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, Selasa.
Wakil Wali Kota Bima Feri Sofiyan, menyampaikan apresiasinya yang tinggi kepada THC dan NC yang sudah menginisiasi program ini.
"Kami sangat apresiasi program ini dan menyampaikan terima kasih yang sebanyak-banyak. Semoga ini akan membawa kebermanfaatan buat daerah ini, khususnya untuk para eks napiter," katanya saat memberi sambutan.
Ia menegaskan, peluncuran kegiatan ketahanan masyarakat dan mantan napiter ini bertujuan untuk mencegah ekstrimis berbasis kekerasan dan kohesi sosial.
Lanjut Feri Sofiyan, pemerintah daerah tidak akan membiarkan program ini berjalan sendiri, melainkan akan memberikan dukungan penuh.
“Kami berharap program ini dapat memperkuat tatanan sosial di Kota Bima. Paham-paham radikalisme dan pemahaman ekstrimis harus dihilangkan dari daerah yang memiliki falsafah Bumi Maja Labo Dahu ini,” ujar Feri.
Baca juga: Kementan-Densus 88 sinergi libatkan mantan napiter
Ia memaparkan, isu terorisme dan radikalisme ini terkoneksi dengan kondisi masyarakat saat ini. Selain itu, ada isu narkoba yang kini menjadi sorotan pun di kota ini.
"Ini menjadi salah satu faktor yang melemahkan ketahanan dan tatanan sosial masyarakat, sehingga perlu penanganan secara serius dan kolaboratif," papar pria yang juga menjabat Ketua DPD PAN ini.
Terakhir, ia berharap Prokohesi diharapkan menjadi langkah nyata dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, damai, dan tahan terhadap pengaruh negatif di Kota Bima.
"Kata kunci dari program ini adalah kohesi sosial. Kalau bicara tentang ektrimis dan radikalisme daerah ini, saya merasa terpanggil karena hampir seluruh eks napiter dan napiter yang masih di dalam tahanan saat ini memiliki hubungan kekerabatan dekat dengan saya pribadi. Paling jauh mereka adalah sepupu dua saya," bebernya.
Baca juga: BNPT mengajak penyintas dan mitra deradikalisasi untuk rekonsiliasi
"Saya lahir dan besar bersama mereka di wilayah Kelurahan Penatoi. Untuk itu, setiap ada peristiwa dan kegiatan terkait mereka saya pasti dilibatkan dan merasa terpanggil," tutup Wakil Wali Kota.
Program KOHESI ini akan berlangsung selama 3 tahun dan didanai oleh GCERF - Jenewa Swiss. Sasaran kegiatan ini, para eks napiter beserta keluarganya, returner (eks TKI dari wilayah Timur Tengah).
Hadir dalam kegiatan ini, senior program officer THC Johari Efendi, perwakilan NC Rangga Babuju, Akademisi UM Bima, perwakilan Polres Bima, Kasdim 1608/Bima, Kabinda perwakikan Binda NTB, Perwakilan Satgas Densus 88 Wilayah NTB, Kepala Kesbangpol Kota Bima, Kepala Dinas Pariwisata Kota Bima, Camat dan Lurah di tiga wilayah sasaran program juga beberapa pihak terkait.
Baca juga: Kalapas Salemba apresiasi lima napiter bacakan ikrar setia NKRI
Baca juga: Menguatkan nasionalisme eks napiter di lereng Gunung Sindoro