Mataram (ANTARA) - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram, Nusa Tenggara Barat, memberikan pendampingan ke pelaku usaha garam yang berpotensi melakukan diversifikasi usaha dan memastikan pemenuhan perizinan kosmetik.
"Kami memfasilitasi 10 peserta perwakilan masyarakat pelaku usaha garam mengikuti bimbingan teknis langsung di CV Rama Shinta Cirebon, yang merupakan produsen garam kosmetik yang telah memiliki ijin edar atau notifikasi Badan POM," kata Kepala BBPOM Mataram I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, di Mataram, Senin.
Ia mengatakan dengan sumber daya garam yang melimpah di NTB, diharapkan kesuksesan dan pengalaman produsen garam kosmetik di Cirebon, dapat menginspirasi pelaku usaha menengah dan kecil (UMK) garam di NTB, untuk dapat naik kelas menjadi UMK garam kosmetik.
"Dengan demikian, pemanfaatan garam rakyat akan lebih optimal dan dapat mengangkat perekonomian masyarakat petani dan pelaku usaha garam itu sendiri," ujarnya.
Perempuan yang akrab disapa Adhi itu mengatakan, selain memfasilitasi studi banding ke Cirebon, pihaknya juga sudah menggelar fokus group diskusi secara daring dan luring (hybrid). Diskusi tersebut membahas tentang sinergisitas bersama lintas sektor dalam rangka pilot project membangun sentra UMKM garam kosmetik di NTB.
Kegiatan yang digelar pada 9 Maret 2022 tersebut merupakan bentuk koordinasi, kolaborasi yang terintegrasi dan harmonis berbagai pihak dalam mewujudkan pembangunan sentra UMKM garam kosmetik di NTB.
Ia mengatakan dalam diskusi tersebut, berbagai pihak menyatakan dukungan terhadap kegiatan diversifikasi penggunaan garam melalui sinergi pembangunan sentra UMKM garam kosmetik, agar pemanfaatan sumber daya garam yang melimpah di NTB, bisa lebih optimal dan dapat mengangkat perekonomian masyarakat petani dan pelaku usaha garam.
Badan POM juga mengusulkan dilakukannya standardisasi garam untuk garam kosmetik di NTB, dan penyediaan bahan kimia essential oils yang merupakan unsur pokok dalam produksi garam kosmetik.
"Kami mendorong agar penyediaan unsur pokok itu dapat dipenuhi dari lokal, sehingga produk kosmetik NTB memiliki harga yang lebih kompetitif di pasar lokal dan global," kata Adhi.
"Kami memfasilitasi 10 peserta perwakilan masyarakat pelaku usaha garam mengikuti bimbingan teknis langsung di CV Rama Shinta Cirebon, yang merupakan produsen garam kosmetik yang telah memiliki ijin edar atau notifikasi Badan POM," kata Kepala BBPOM Mataram I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, di Mataram, Senin.
Ia mengatakan dengan sumber daya garam yang melimpah di NTB, diharapkan kesuksesan dan pengalaman produsen garam kosmetik di Cirebon, dapat menginspirasi pelaku usaha menengah dan kecil (UMK) garam di NTB, untuk dapat naik kelas menjadi UMK garam kosmetik.
"Dengan demikian, pemanfaatan garam rakyat akan lebih optimal dan dapat mengangkat perekonomian masyarakat petani dan pelaku usaha garam itu sendiri," ujarnya.
Perempuan yang akrab disapa Adhi itu mengatakan, selain memfasilitasi studi banding ke Cirebon, pihaknya juga sudah menggelar fokus group diskusi secara daring dan luring (hybrid). Diskusi tersebut membahas tentang sinergisitas bersama lintas sektor dalam rangka pilot project membangun sentra UMKM garam kosmetik di NTB.
Kegiatan yang digelar pada 9 Maret 2022 tersebut merupakan bentuk koordinasi, kolaborasi yang terintegrasi dan harmonis berbagai pihak dalam mewujudkan pembangunan sentra UMKM garam kosmetik di NTB.
Ia mengatakan dalam diskusi tersebut, berbagai pihak menyatakan dukungan terhadap kegiatan diversifikasi penggunaan garam melalui sinergi pembangunan sentra UMKM garam kosmetik, agar pemanfaatan sumber daya garam yang melimpah di NTB, bisa lebih optimal dan dapat mengangkat perekonomian masyarakat petani dan pelaku usaha garam.
Badan POM juga mengusulkan dilakukannya standardisasi garam untuk garam kosmetik di NTB, dan penyediaan bahan kimia essential oils yang merupakan unsur pokok dalam produksi garam kosmetik.
"Kami mendorong agar penyediaan unsur pokok itu dapat dipenuhi dari lokal, sehingga produk kosmetik NTB memiliki harga yang lebih kompetitif di pasar lokal dan global," kata Adhi.