Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menyatakan upaya penanganan sampah akan terus dilakukan, salah satunya dengan memberikan edukasi kepada masyarakat melalui Bank Sampah.
"Ini salah satu upaya gerakan dalam penanganan sampah di Lombok Tengah ke depan," kata Wakil Bupati Lombok Tengah HM Nursiah di Praya, Jumat.
Gerakan penanganan sampah ini telah dilakukan dari tingkat desa, namun penting untuk dioptimalkan supaya penanganan sampah bisa dilakukan secara maksimal sebelum dibawa ke TPA (Tempat pembuangan akhir). Sehingga dengan adanya Musrenbang khusus persampahan tersebut diharapkan bisa memberikan edukasi bagi masyarakat.
"Bank sampah ini bisa meningkatkan ekonomi masyarakat, apabila dikelola dengan baik," katanya.
Beberapa Bank Sampah yang telah berjalan saat ini seperti di Desa Tanak Awu, Desa Kopang, Desa Setanggor, Desa Peringgerata dan beberapa desa lainnya.
"Pembentukan Bank Sampah ini butuh proses dan edukasi kepada masyarakat," katanya.
Ia mengatakan, untuk penanganan sampah saat ajang berlangsung tetap dilakukan koordinasi dengan penyelenggara, sehingga untuk sampah pada ajang MotoGP itu telah ditangani oleh pihak ITDC atau MGPA. Sedangkan peran dari Dinas Lingkungan Hidup sifatnya membackup dalam pendistribusian ke TPA setelah dilakukan pemilahan.
"Sampah pada ajang MotoGP itu mencapai 60 ton," katanya.
"Ini salah satu upaya gerakan dalam penanganan sampah di Lombok Tengah ke depan," kata Wakil Bupati Lombok Tengah HM Nursiah di Praya, Jumat.
Gerakan penanganan sampah ini telah dilakukan dari tingkat desa, namun penting untuk dioptimalkan supaya penanganan sampah bisa dilakukan secara maksimal sebelum dibawa ke TPA (Tempat pembuangan akhir). Sehingga dengan adanya Musrenbang khusus persampahan tersebut diharapkan bisa memberikan edukasi bagi masyarakat.
"Bank sampah ini bisa meningkatkan ekonomi masyarakat, apabila dikelola dengan baik," katanya.
Beberapa Bank Sampah yang telah berjalan saat ini seperti di Desa Tanak Awu, Desa Kopang, Desa Setanggor, Desa Peringgerata dan beberapa desa lainnya.
"Pembentukan Bank Sampah ini butuh proses dan edukasi kepada masyarakat," katanya.
Ia mengatakan, untuk penanganan sampah saat ajang berlangsung tetap dilakukan koordinasi dengan penyelenggara, sehingga untuk sampah pada ajang MotoGP itu telah ditangani oleh pihak ITDC atau MGPA. Sedangkan peran dari Dinas Lingkungan Hidup sifatnya membackup dalam pendistribusian ke TPA setelah dilakukan pemilahan.
"Sampah pada ajang MotoGP itu mencapai 60 ton," katanya.