Mataram (ANTARA) - Perhelatan ajang balap berskala internasional MotoGP yang digelar di Sirkuit Mandalika turut memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah, salah satunya melalui pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Hal itu dialami langsung oleh Siti Sana’ah (63) bersama suami, Saherudin (72) pemilik rumah makan Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin yang ramai dikunjungi wisatawan.
"Perhelatan MotoGP kemarin, membuat usaha kami kebanjiran pesanan. Rumah makan kami ramai dikunjungi oleh wisatawan asing dan wisatawan lokal, seperti pejabat dan sejumlah artis Ibu Kota juga mampir untuk makan ayam bakar taliwang. Dua hari sebelum acara MotoGP dimulai, hingga hari terakhir penyelenggaraannya kami bisa menjual lebih dari 400 ekor ayam per harinya, sehingga omzet penjualan offline kami meningkat 80 persen dalam sehari. Tidak hanya itu, penjualan online melalui layanan GrabFood pun berdampak dan meningkat hingga 30 persen jika dibandingkan hari-hari sebelumnya," ujar Ibu Siti.
Pandemi yang melanda memberikan dampak bagi seluruh pelaku usaha, tak terkecuali usaha milik pasangan suami-istri ini. Kala itu, pendapatan mereka mengalami penurunan drastis hingga 75 persen, dikarenakan tidak ada satupun pelanggan yang berkunjung ke rumah makan akibat diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah setempat.
"Demi mempertahankan usaha ini, segala cara sudah kami lakukan. Kami sempat buka lebih awal, biasanya kami buka pukul 17.00 WITA tapi kami mulai berjualan sejak pukul 14.00 WITA hingga pukul 20.00 WITA. Meski begitu, tidak ada satupun pembeli yang berkunjung ke rumah makan kami. Bahkan kami sempat tidak berjualan selama tiga hari sehingga 20 ekor ayam yang sudah kami potong, terbuang begitu saja," jelasnya.
Ibu Siti menambahkan beruntung salah seorang pelanggan memberikan masukan untuk berjualan secara online. Kami pun memutuskan untuk bergabung menjadi salah satu mitra merchant GrabFood di tahun 2020.
"Syukurlah, sejak berkenalan dengan teknologi, kami tetap dapat melayani pelanggan bahkan menjangkau masyarakat lebih banyak lagi meskipun di tengah PSBB," tuturnya.
Layanan pesan antar makanan ini, rupanya bisa mendukung keberlangsungan usaha Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin.
"Setelah tiga bulan terdaftar sebagai mitra merchant GrabFood, banyak sekali dampak positif yang kami rasakan. Mulai dari peningkatan pendapatan hingga 45 persen, konsumen lebih mudah mencari rumah makan kami, hingga mempertahankan seluruh karyawan kami," ujar Ibu Siti.
Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin dimulai dari gerobak sederhana dan resep dari sang nenek. Dalam merintis usahanya, pasangan suami-istri ini mengalami jatuh bangun, namun mereka tetap gigih dalam menjalani usahanya karena percaya bahwa suatu hari nanti, ayam taliwangnya akan dikenal oleh banyak orang.
"Saya dan suami memulai usaha ini sejak 2002 dengan berjualan kaki lima ke beberapa daerah di sekitar Lombok. Waktu itu, kami hanya menjual satu ekor ayam yang dibagi menjadi 5 potong. Awal-awal, sempat tidak terjual sama sekali, ada juga pelanggan yang datang hanya membeli ketimun dan plecing kangkung saja. Namun sekecil apapun hasilnya, selalu kami syukuri," terang Ibu Siti.
Pasangan suami-istri ini melakukan berbagai strategi agar usahanya laris. "Selama hampir 10 tahun, kami berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya menggunakan gerobak demi memperkenalkan Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin. Perlahan-lahan ayam taliwang kami dibanjiri pelanggan hingga kami memutuskan untuk mempekerjakan 6 orang karyawan yang berasal dari warga sekitar," lanjutnya.
Tahun 2012, Ibu Siti dan Pak Udin memulai langkah baru. Mereka memberanikan diri untuk menyewa sebuah rumah toko (ruko) sebagai lokasi usaha yang baru. Tidak hanya itu, Ibu Siti dan Pak Udin juga dibantu oleh anak-anaknya dalam mengembangkan Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin.
Usahanya pun semakin berkembang dan dapat membuka lahan pekerjaan baru. Hingga kini, Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin memiliki 12 orang karyawan.
"Perjalanan berdirinya usaha kami tidak luput dari semangat dan terus usaha. Kondisi perkembangan zaman pun membuat kami yang tadinya hanya mengandalkan penjualan secara offline, kini membuat kami percaya teknologi dapat membantu kami mempertahankan Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin hingga saat ini," ucap Ibu Siti.
Hal itu dialami langsung oleh Siti Sana’ah (63) bersama suami, Saherudin (72) pemilik rumah makan Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin yang ramai dikunjungi wisatawan.
"Perhelatan MotoGP kemarin, membuat usaha kami kebanjiran pesanan. Rumah makan kami ramai dikunjungi oleh wisatawan asing dan wisatawan lokal, seperti pejabat dan sejumlah artis Ibu Kota juga mampir untuk makan ayam bakar taliwang. Dua hari sebelum acara MotoGP dimulai, hingga hari terakhir penyelenggaraannya kami bisa menjual lebih dari 400 ekor ayam per harinya, sehingga omzet penjualan offline kami meningkat 80 persen dalam sehari. Tidak hanya itu, penjualan online melalui layanan GrabFood pun berdampak dan meningkat hingga 30 persen jika dibandingkan hari-hari sebelumnya," ujar Ibu Siti.
Pandemi yang melanda memberikan dampak bagi seluruh pelaku usaha, tak terkecuali usaha milik pasangan suami-istri ini. Kala itu, pendapatan mereka mengalami penurunan drastis hingga 75 persen, dikarenakan tidak ada satupun pelanggan yang berkunjung ke rumah makan akibat diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah setempat.
"Demi mempertahankan usaha ini, segala cara sudah kami lakukan. Kami sempat buka lebih awal, biasanya kami buka pukul 17.00 WITA tapi kami mulai berjualan sejak pukul 14.00 WITA hingga pukul 20.00 WITA. Meski begitu, tidak ada satupun pembeli yang berkunjung ke rumah makan kami. Bahkan kami sempat tidak berjualan selama tiga hari sehingga 20 ekor ayam yang sudah kami potong, terbuang begitu saja," jelasnya.
Ibu Siti menambahkan beruntung salah seorang pelanggan memberikan masukan untuk berjualan secara online. Kami pun memutuskan untuk bergabung menjadi salah satu mitra merchant GrabFood di tahun 2020.
"Syukurlah, sejak berkenalan dengan teknologi, kami tetap dapat melayani pelanggan bahkan menjangkau masyarakat lebih banyak lagi meskipun di tengah PSBB," tuturnya.
Layanan pesan antar makanan ini, rupanya bisa mendukung keberlangsungan usaha Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin.
"Setelah tiga bulan terdaftar sebagai mitra merchant GrabFood, banyak sekali dampak positif yang kami rasakan. Mulai dari peningkatan pendapatan hingga 45 persen, konsumen lebih mudah mencari rumah makan kami, hingga mempertahankan seluruh karyawan kami," ujar Ibu Siti.
Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin dimulai dari gerobak sederhana dan resep dari sang nenek. Dalam merintis usahanya, pasangan suami-istri ini mengalami jatuh bangun, namun mereka tetap gigih dalam menjalani usahanya karena percaya bahwa suatu hari nanti, ayam taliwangnya akan dikenal oleh banyak orang.
"Saya dan suami memulai usaha ini sejak 2002 dengan berjualan kaki lima ke beberapa daerah di sekitar Lombok. Waktu itu, kami hanya menjual satu ekor ayam yang dibagi menjadi 5 potong. Awal-awal, sempat tidak terjual sama sekali, ada juga pelanggan yang datang hanya membeli ketimun dan plecing kangkung saja. Namun sekecil apapun hasilnya, selalu kami syukuri," terang Ibu Siti.
Pasangan suami-istri ini melakukan berbagai strategi agar usahanya laris. "Selama hampir 10 tahun, kami berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya menggunakan gerobak demi memperkenalkan Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin. Perlahan-lahan ayam taliwang kami dibanjiri pelanggan hingga kami memutuskan untuk mempekerjakan 6 orang karyawan yang berasal dari warga sekitar," lanjutnya.
Tahun 2012, Ibu Siti dan Pak Udin memulai langkah baru. Mereka memberanikan diri untuk menyewa sebuah rumah toko (ruko) sebagai lokasi usaha yang baru. Tidak hanya itu, Ibu Siti dan Pak Udin juga dibantu oleh anak-anaknya dalam mengembangkan Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin.
Usahanya pun semakin berkembang dan dapat membuka lahan pekerjaan baru. Hingga kini, Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin memiliki 12 orang karyawan.
"Perjalanan berdirinya usaha kami tidak luput dari semangat dan terus usaha. Kondisi perkembangan zaman pun membuat kami yang tadinya hanya mengandalkan penjualan secara offline, kini membuat kami percaya teknologi dapat membantu kami mempertahankan Ayam Bakar Taliwang Khas Pak Udin hingga saat ini," ucap Ibu Siti.