Mataram (ANTARA) - Sebanyak 800 personel gabungan mengamankan unjuk rasa mahasiswa di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
"800 personel yang turun dalam giat tadi itu dari TNI dan Polri. Seluruhnya tersebar di sejumlah titik pengamanan, bukan hanya di lokasi aksi," kata Kepala Bidang Humas Polda NTB Komisaris Besar Polisi Artanto melalui keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Senin.
Unjuk rasa mahasiswa itu dilaksanakan di dua lokasi, yakni di Gedung DPRD NTB dan Kantor Gubernur NTB. Pengamanan unjuk rasa, jelas Artanto, dilakukan dengan mengedepankan pendekatan humanis.
"Sesuai dengan perintah Bapak Kapolri, giat pengamanan dilaksanakan dengan pendekatan humanis," ujarnya.
Karena itu, pengamanan dilaksanakan dengan cara preemtif maupun preventif. Namun demikian, upaya penegakan hukum tetap berjalan sesuai peraturan. Segala bentuk upaya pengamanan dipastikannya terlaksana sesuai prosedur.
"Tetapi, Alhamdulillah pengamanan unjuk rasa berlangsung lancar, aman dan terkendali. Tidak ada tindakan anarkis yang dilakukan. Hal ini berkat kesadaran kita semuanya untuk menjaga kondusifitas di Nusa Tenggara Barat," ucap dia.
Unjuk rasa mahasiswa ini digelar secara serentak skala nasional. Untuk aksi di Mataram, mahasiswa turut menyampaikan aspirasi serupa terkait isu terkini yang menjadi bahan perbincangan hangat seantero nusantara.
Mulai dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), kemudian gejolak minyak goreng di tengah masyarakat, hingga adanya perubahan aturan perihal jabatan tiga periode untuk Presiden RI.
"800 personel yang turun dalam giat tadi itu dari TNI dan Polri. Seluruhnya tersebar di sejumlah titik pengamanan, bukan hanya di lokasi aksi," kata Kepala Bidang Humas Polda NTB Komisaris Besar Polisi Artanto melalui keterangan tertulis yang diterima di Mataram, Senin.
Unjuk rasa mahasiswa itu dilaksanakan di dua lokasi, yakni di Gedung DPRD NTB dan Kantor Gubernur NTB. Pengamanan unjuk rasa, jelas Artanto, dilakukan dengan mengedepankan pendekatan humanis.
"Sesuai dengan perintah Bapak Kapolri, giat pengamanan dilaksanakan dengan pendekatan humanis," ujarnya.
Karena itu, pengamanan dilaksanakan dengan cara preemtif maupun preventif. Namun demikian, upaya penegakan hukum tetap berjalan sesuai peraturan. Segala bentuk upaya pengamanan dipastikannya terlaksana sesuai prosedur.
"Tetapi, Alhamdulillah pengamanan unjuk rasa berlangsung lancar, aman dan terkendali. Tidak ada tindakan anarkis yang dilakukan. Hal ini berkat kesadaran kita semuanya untuk menjaga kondusifitas di Nusa Tenggara Barat," ucap dia.
Unjuk rasa mahasiswa ini digelar secara serentak skala nasional. Untuk aksi di Mataram, mahasiswa turut menyampaikan aspirasi serupa terkait isu terkini yang menjadi bahan perbincangan hangat seantero nusantara.
Mulai dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), kemudian gejolak minyak goreng di tengah masyarakat, hingga adanya perubahan aturan perihal jabatan tiga periode untuk Presiden RI.