Mataram (ANTARA) - Organisasi Angkutan Darat (Organda) Nusa Tenggara Barat menyiapkan sebanyak 427 unit bus untuk mengantisipasi lonjakan pemudik pada Lebaran 1443 Hijriah.

"Pada prinsipnya kendaraan yang digunakan untuk mengangkut penumpang itu sudah siap semua," kata Ketua Organda NTB Junaidi Kasum di Mataram, NTB, Kamis.

Ia mengatakan dari 427 kendaraan bus ini, sebanyak 308 kendaraan bus dipersiapkan untuk angkutan antarkota dalam provinsi (AKDP). Sementara sisanya, 119 kendaraan bus diperuntukkan bagi bus antarkota antarprovinsi (AKAP).

"AKAP ini adalah izin antarprovinsi mulai dari Jakarta, Bali sampai Pulau Sumbawa. Sedangkan, AKDP, yakni angkutan dalam provinsinya sudah siap dari seluruh penjuru kabupaten/kota menuju Pulau Sumbawa," ujarnya.

Disinggung soal tarif angkutan Lebaran, ia menyatakan tarif angkutan masih menggunakan batas bawah dan atas, yaitu minimal Rp100 ribu dan maksimal Rp200 ribu.

"Berharap tidak ada kenaikan (tarif), karena itu ada istilah tarif atas dan tarif bawah," ucapnya.

Organda NTB juga memastikan, seluruh kendaraan bus yang akan beroperasi telah dilakukan ram check. Ditandai dengan kepemilikan buku kir oleh para pemilik kendaraan.

"Hanya saja untuk perkara teknis. Perlu ditinjau lagi ke lapangan. Apakah masing-masing kendaraan itu sudah siap dan aman," terangnya.

Melihat puncak arus mudik yang diprediksi hari Sabtu dan Minggu, ia mengimbau kepada perusahaan otobus (PO) menjaga kendaraannya dalam keadaan baik dan siap.

"Baik dari sisi rem kiri maupun kanan serta persiapan lainnya guna memberikan rasa kenyamanan dan keamanan penumpang. Termasuk stamina para supir harus dijaga," katanya.

Kepala Terminal Mandalika Marthen Tanone mengatakan jumlah armada yang disiapkan terminal sekitar 65 kendaraan untuk AKAP dan 602 kendaraan untuk AKDP.

"Meski untuk AKDP tidak semua melakukan kegiatan angkut penumpangnya di terminal," ujarnya.

Untuk memastikan kelayakan bus, pihaknya sudah lakukan ram check sejak 4 April lalu hingga H+10 ke depan. Pihaknya berkomitmen, setiap rutinitas pemberangkatan untuk selalu ramp check. Dan dari hasil ramp check diakui, ada beberapa kurang layak.

"Namun, bukan dari segi teknis melainkan segi administrasinya. Seperti izin dalam buku kir, kita lakukan penyilangan dan turunkan tim dari Dinas Perhubungan, Jasa Raharja untuk melakukan ramp check," terang Marthen.

Meski prediksi puncak arus mudik hari Sabtu dan Minggu, lanjutnya, antusias masyarakat untuk mudik lebih awal sudah terlihat. Terjadi peningkatan hingga 30 persen per hari, lantaran anak-anak sudah libur sekolah.

"Untuk mudik ini tidak ada syarat memberatkan ya, tidak perlu rapid antigen. Namun untuk penumpang AKAP hanya dicek sudah vaksin atau belum, bagi yang belum maka rapid antigen," katanya.

Pewarta : Nur Imansyah
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024