Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, telah mengatur rute pengiriman daging sapi beku impor dari pelabuhan di Jakarta langsung ke Lombok sebagai upaya antisipasi penyebaran virus penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Pemasukan daging impor masih kita bolehkan, asalkan pengiriman langsung dari pelabuhan di Jakarta ke Lombok. Tidak melalui daratan Jawa Timur," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram H Mutawalli di Mataram, Jumat.

Dikatakan, pengiriman daging impor dimaksudkan memenuhi permintaan masyarakat yang saat ini terus meningkat karena tingginya kebutuhan untuk berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. 

"Jadi, para pengusaha menyesuaikan bahkan tahu titik-titik dimana dia akan disetop kalau tidak mengikuti rute yang ditetapkan dan mereka tentu tidak mau rugi sehingga mereka ikuti rute sesuai ketentuan agar daging impor mereka bisa masuk," katanya.

Ia mengatakan, untuk pengawasan pemasukan daging sapi beku impor termasuk ayam beku, Distan bekerja sama dengan Balai Karantina yang ada di Pelabuhan Lembar, Kabupaten Lombok Barat.

"Intinya, pengiriman daging sapi impor, daging ayam beku bahkan DOC ayaman broiler masih tetap berjalan normal asalkan pengirimannya tidak melalui dataran Jawa Timur," katanya.

Mutawalli sebelumnya mengatakan, pihaknya kembali menambah kuota pemasukan daging impor sebanyak 28 ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setelah Idul Fitri karena permintaan meningkat.

"Lama tidak berkegiatan, kondisi kegiatan sosial masyarakat saat ini seperti balas dendam sehingga permintaan daging masih tinggi," katanya.

Apalagi, setelah adanya kebijakan pemerintah untuk pemberangkatan jemaah calon haji musim haji 2022. Hal itu juga akan mempengaruhi permintaan daging untuk berbagai kegiatan.

"Tradisi kita di Lombok, sebelum berangkat jemaah calon haji akan melakukan 'roah' atau selamatan dirangkaikan dengan zikir dan doa serta makan-makan," katanya.

Dikatakan, dalam kondisi normal kebutuhan daging di Kota Mataram mencapai 100 ton sampai 125 ton per bulan. Dengan ketentuan, 25 ton daging beku impor dan 100 ton daging lokal atau target 1.000 ekor sapi per bulan.

"Tapi ternyata itu masih kurang, bahkan stok daging beku di pengusaha saat ini sudah habis dan mereka minta nambah. Karena itulah, kita kasi 28 ton," katanya.

Mutawalli menambahkan, harga daging beku impor memang relatif lebih murah yakni sekitar Rp90.000 per kilogram, sedangkan daging segar lokal mencapai Rp125.000 sampai Rp130.000 per kilogram.

 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024