Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, membatasi pemasukan daging beku untuk menjaga ekosistem peternakan di daerah ini.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram HM Saleh di Mataram, Senin, mengatakan, hal itu sesuai dengan instruksi dari Dinas Peternakan dan Kesehatan NTB terkait pembatasan memasukkan daging beku impor baik daging sapi maupun ayam.
"Pertimbangan kita harus melihat perkembangan industri peternakan di NTB, sehingga usulan pemasukan daging beku dari pengusaha tidak semua kita realisasikan," katanya.
Misalnya, lanjut Saleh, pengusaha daging beku meminta rekomendasi mendatangkan 50 ton daging beku, tetapi yang disetujui rata-rata 20 ton untuk satu perusahaan.
"Dari usulan pengusaha, maksimal yang kami setujui 50-60 persen. Tetapi pemasukan dari Pulau Sumbawa tetap kami perhatikan," katanya.
Baca juga: Distan Mataram keluarkan izin pemasukan ayam bekudari dari luar daerah
Dia mengakui, kebutuhan daging di Kota Mataram saat ini cenderung meningkat, karena masuknya bulan Maulid Nabi Muhammad SAW dan harganya pun ikut naik menjadi Rp130 ribu hingga Rp140 per kilogram dari harga normal Rp125 ribu per kilogram untuk daging sapi, sedangkan daging ayam segar relatif masih stabil yakni Rp35.000 per kilogram.
Sementara tradisi di Kota Mataram dan Pulau Lombok Secara umum, merayakan Maulid Nabi secara besar-besaran dengan berbagai kegiatan doa, zikir, dan ditutup dengan makan bersama. Dalam kegiatan makan bersama, daging baik daging sapi maupun ayam menjadi menu utama.
"Namun demikian, untuk tahun ini kami harus membatasi pemasukan daging beku untuk menjaga ekosistem peternakan daerah," katanya.
Walaupun lanjut Saleh, ekosistem peternakan di Kota Mataram tidak besar namun pemerintah daerah harus tetap memperhatikan kondisi secara keseluruhan.
Kendati pangsa pasar daging beku sudah ada segmen tersendiri yaitu untuk memenuhi kebutuhan restoran, hotel, usaha katering dan lainnya.
"Tetapi kalau kita terlalu banyak memberikan rekomendasi, mereka juga bisa melempar ke pasar. Itulah yang kami antisipasi sebab pasar tradisional untuk peternakan lokal," katanya.