Jakarta (ANTARA) - Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Kerja Sama dan Hubungan Alumni IPB University sekaligus Guru Besar Fakultas Kehutanan, Dodik Ridho Nurrochmat, mengatakan bahwa Indonesia dapat mendorong dan memberi contoh bagi negara maju untuk meningkatkan target penurunan emisi gas rumah kaca.
"Menjadi tidak terlalu bermanfaat juga kalau kita yang lubangnya kecil, emisinya sangat rendah setengah dari rata-rata dunia, kemudian kita menurunkan emisi sudah sangat baik upaya kita ternyata negara yang maju menurunkan emisinya sama dengan kita persentasenya," ujar Dodik dalam diskusi Pojok Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait FoLU Net Sink 2030, Jakarta, Rabu.
Menurutnya, hal itu secara ilmiah kurang masuk akal sehingga terdapat kewajiban Indonesia untuk mendorong negara-negara maju mencontoh upaya yang telah dilakukan Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.
Baca juga: Mahasiswa IPB ciptakan aplikasi santri milenial
"Kita memberi lesson learned kepada mereka dan mengingatkan bahwa mereka itu tidak sama dengan kita, tanggung jawabnya lebih besar," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa hampir semua negara yang maju dengan pendapatan per kapita yang tinggi juga memiliki emisi yang tinggi. Sementara di saat yang bersamaan, negara berkembang terus didorong untuk menurunkan emisi dapat menyebabkan terjadinya masuk dalam jebakan middle income trap.
Dalam kesempatan tersebut dia menyampaikan apresiasi atas tercetusnya FoLU Net Sink karena memungkinkan Indonesia tetap tumbuh sambil tetap memastikan keberlanjutan lingkungan hidup.
"FoLU Net Sink itu mungkin, scientifically mungkin, karena FoLU Net Sink itu tidak identik dengan deforestasi," demikian Dodik Ridho Nurrochmat.
"Menjadi tidak terlalu bermanfaat juga kalau kita yang lubangnya kecil, emisinya sangat rendah setengah dari rata-rata dunia, kemudian kita menurunkan emisi sudah sangat baik upaya kita ternyata negara yang maju menurunkan emisinya sama dengan kita persentasenya," ujar Dodik dalam diskusi Pojok Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait FoLU Net Sink 2030, Jakarta, Rabu.
Menurutnya, hal itu secara ilmiah kurang masuk akal sehingga terdapat kewajiban Indonesia untuk mendorong negara-negara maju mencontoh upaya yang telah dilakukan Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.
Baca juga: Mahasiswa IPB ciptakan aplikasi santri milenial
"Kita memberi lesson learned kepada mereka dan mengingatkan bahwa mereka itu tidak sama dengan kita, tanggung jawabnya lebih besar," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa hampir semua negara yang maju dengan pendapatan per kapita yang tinggi juga memiliki emisi yang tinggi. Sementara di saat yang bersamaan, negara berkembang terus didorong untuk menurunkan emisi dapat menyebabkan terjadinya masuk dalam jebakan middle income trap.
Dalam kesempatan tersebut dia menyampaikan apresiasi atas tercetusnya FoLU Net Sink karena memungkinkan Indonesia tetap tumbuh sambil tetap memastikan keberlanjutan lingkungan hidup.
"FoLU Net Sink itu mungkin, scientifically mungkin, karena FoLU Net Sink itu tidak identik dengan deforestasi," demikian Dodik Ridho Nurrochmat.