Bogor (ANTARA) - Sebuah seminar greenhouse dan irigasi yang presisi serta penerapan teknologi tepat guna menuju generasi rumah kaca 4.0 digelar di Kampus Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) University, Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

Kegiatan yang digelar bersama dengan Netafim Indonesia itu dibuka Wakil Dekan Sekolah Vokasi IPB, Dr Wawan Oktariza itu diikuti para ahli pertanian dan praktisi. "Kami memiliki kampus Vokasi di Bogor dan kini tengah dikembangkan teknologi greenhouse," katanya.

Saat ini, pihaknya membangun dua rumah kaca di sekolah vokasi yang ada di Bogor dan Sukabumi.

Ia menjelaskan bahwa saat ini teknologi greenhouse terus berkembang. "Agribisnis di dunia sekarang berkembang, salah satunya dengan penggunaan rumah kaca," kata Wawan Oktariza.

Sementara itu Manajer Komersial Netafim Indonesia Alghienka Defaosandi di sela seminar menjelaskan bahwa sebagai penyedia sistem pertanian berkelanjutan menawarkan pola pertanian masa depan.

Ia menjelaskan dalam pertanian berkelanjutan itu pihaknya menyediakan sistem presisi, baik pada lahan terbuka maupun greenhouse.

Setelah hampir dua tahun pandemi COVID-19 dan kini kondisinya mulai melandai, kata dia, ada kesempatan melakukan kegiatan secara luring atau offlin, sehingga seminar itu digunakan untuk melakukan sosialisasi dan advokasi terkait upaya menuju greenhouse 4.0.

Seminar mengundang ahli, praktisi dan sivitas akademika dari IPB. "Jadi, kami juga bekerja sama dengan IPB memberikan kesempatan para mahasiswa, terutama di Sekolah Vokasi IPB, setelah mereka lulus dan siap kerja agar tidak kaget ketika masuk ke industri," katanya.

Setelah mereka lulus, akan tahu bagaimana cara budi daya yang baik dan benar dengan cara irigasi yang baik, memberikan nutrisi yang baik kemudian sistem-sistemnya. "Seperti apa itu, semuanya ada di greenhouse ini sebagai miniatur, kira-kira seperti itu," katanya.

Di area Kampus Vokasi IPB University itu dilakukan pengelolaan greenhouse pada lahan seluas 1.000 meter persegi sebagai miniatur. Saat ini, pihaknya telah melaksanakan program sistem pertanian berkelanjutan itu di seluruh Indonesia pada 16 ribu hektare (ha), dimana untuk greenhouse seluas 50 ha.

Menanggapi kelebihan greenhouse, ia menjelaskan itu adalah tempat budi daya tanaman dan mencoba melindunginya sebaik mungkin. Di antaranya, terlindungi dari hujan maupun hama dan penyakit secara lebih baik. Tanaman yang ada dilindungi rumah kaca, nethouse, tempat pembibitan dan terowongan.

Metode irigasinya berupa tetes, permukaan, poros (pivot), tadah hujan, dan sprinklers atau penyiraman.

Menurut Alghienka Defaosandi dalam upaya mengenalkan sistem pertanian berkelanjutan itu pihaknya terus mengenalkannya kepada korporasi, perguruan tinggi dan juga pemangku kebijakan terkait, termasuk pihak Bank Indonesia (BI).

Perwakilan BI di Jawa Barat dan Yogyakarta adalah pihak yang sudah diberikan sosialisasi dan dalam waktu dekat direncanakan ke Perwakilan BI di Sumatera Selatan dan Lampung.

Pewarta : M Fikri Setiawan
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024