Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat memberikan bantuan mesin ekstraksi serat daun nanas kepada pelaku industri kecil menengah (IKM) agar proses produksi barang yang akan diekspor menjadi lebih efisien dibandingkan dengan cara manual dan kualitas produk makin bagus.
Senior Manager Keuangan, Komunikasi dan Umum PLN Unit Induk Wilayah NTB Refa Purwati, di Mataram, Selasa, mengatakan pihaknya sudah memberikan bantuan mesin ekstraksi pengolah daun nanas sebanyak dua kali kepada Pinallo, selaku IKM binaan di Kabupaten Lombok Tengah.
"Tentunya kami harus mengambil peran dalam membantu upaya pemerintah untuk mengembangkan IKM yang ada di NTB. Dan ini adalah salah satu bentuk dukungan yang bisa kami berikan," katanya.
Sebelumnya, pada 2020, PLN NTB memberikan bantuan berupa mesin ekstraksi serat nanas senilai Rp110 juta. Seiring dengan perkembangan dari permintaan hasil Pinallo yang semakin meningkat, PLN kembali menyerahkan bantuan berupa mesin yang sama senilai Rp200 juta pada 2022.
Siti Aisyah, selaku pendiri Pinallo mengatakan produk yang menarik dan berkualitas dari Pinallo, tidak hanya dinikmati oleh pangsa pasar dalam negeri saja seperti Jawa, Sulawesi dan Bali, namun sudah diekspor hingga ke benua Eropa, seperti Italia, Slovenia, dan Belanda.
Produk dari Pinallo pun juga sangat variatif, seperti dompet, tas, jaket, pouch, baju dan beberapa produk lainnya. Semua produk tentunya dihasilkan dengan kualitas terbaik.
"Omset Pinallo sendiri saat ini kurang lebih Rp25 juta per bulan. Terima kasih kepada PLN yang telah memberikan bantuan berupa mesin ekstraksi yang sangat membantu dalam proses pengolahan sampah organik ini," tutur Aisyah.
Selain mengolah limbah organik secara tepat guna, keberadaan Pinallo di Kabupaten Lombok Tengah, juga mampu menyerap tenaga kerja, terutama para ibu untuk membuat produk dari serat daun nanas. Hingga saat ini, Pinallo telah memberikan peluang kerja bagi 18 orang ibu-ibu.
Aisyah juga berharap kolaborasi dengan PLN dapat terus ditingkatkan, untuk membuat terobosan membangun IKM baru dan juga mengembangkan IKM yang telah terbentuk, dengan memanfaatkan produk lokal dan juga dari limbah organik.
"Ke depan, semoga lebih banyak IKM naik kelas, tidak hanya berjaya di nusantara namun juga menembus pasar dunia yang lebih besar lagi," ujarnya.
Senior Manager Keuangan, Komunikasi dan Umum PLN Unit Induk Wilayah NTB Refa Purwati, di Mataram, Selasa, mengatakan pihaknya sudah memberikan bantuan mesin ekstraksi pengolah daun nanas sebanyak dua kali kepada Pinallo, selaku IKM binaan di Kabupaten Lombok Tengah.
"Tentunya kami harus mengambil peran dalam membantu upaya pemerintah untuk mengembangkan IKM yang ada di NTB. Dan ini adalah salah satu bentuk dukungan yang bisa kami berikan," katanya.
Sebelumnya, pada 2020, PLN NTB memberikan bantuan berupa mesin ekstraksi serat nanas senilai Rp110 juta. Seiring dengan perkembangan dari permintaan hasil Pinallo yang semakin meningkat, PLN kembali menyerahkan bantuan berupa mesin yang sama senilai Rp200 juta pada 2022.
Siti Aisyah, selaku pendiri Pinallo mengatakan produk yang menarik dan berkualitas dari Pinallo, tidak hanya dinikmati oleh pangsa pasar dalam negeri saja seperti Jawa, Sulawesi dan Bali, namun sudah diekspor hingga ke benua Eropa, seperti Italia, Slovenia, dan Belanda.
Produk dari Pinallo pun juga sangat variatif, seperti dompet, tas, jaket, pouch, baju dan beberapa produk lainnya. Semua produk tentunya dihasilkan dengan kualitas terbaik.
"Omset Pinallo sendiri saat ini kurang lebih Rp25 juta per bulan. Terima kasih kepada PLN yang telah memberikan bantuan berupa mesin ekstraksi yang sangat membantu dalam proses pengolahan sampah organik ini," tutur Aisyah.
Selain mengolah limbah organik secara tepat guna, keberadaan Pinallo di Kabupaten Lombok Tengah, juga mampu menyerap tenaga kerja, terutama para ibu untuk membuat produk dari serat daun nanas. Hingga saat ini, Pinallo telah memberikan peluang kerja bagi 18 orang ibu-ibu.
Aisyah juga berharap kolaborasi dengan PLN dapat terus ditingkatkan, untuk membuat terobosan membangun IKM baru dan juga mengembangkan IKM yang telah terbentuk, dengan memanfaatkan produk lokal dan juga dari limbah organik.
"Ke depan, semoga lebih banyak IKM naik kelas, tidak hanya berjaya di nusantara namun juga menembus pasar dunia yang lebih besar lagi," ujarnya.