Bandung (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meminta kepada masyarakat dapat lebih memanfaatkan produk dalam negeri dengan tujuan agar sekolah menengah kejuruan (SMK) bisa menciptakan produk yang lebih inovatif.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wartanto mengatakan penggunaan produk dalam negeri sangat penting agar SMK maupun politeknik tetap bisa menghasilkan produk sesuai kebutuhan. Nantinya, kata dia, akan muncul Sumber Daya Manusia (SDM) berkompeten karena terbiasa membuat produk inovatif.
"Kemudian sekolah, nanti akan bergeser dari teoritis menjadi inovatif, produk yang di hilirisasi. Itu yang dalam pelajaran namanya pembelajaran berbasis kebutuhan dunia industri dan masyarakat," kata Wartanto dalam keterangannya di Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Menurutnya dorongan terhadap lembaga pendidikan vokasi untuk terus melakukan improvisasi dan inovasi produk dirasa percuma apabila produknya tidak dibeli. Sebab, nantinya mereka menurutnya akan sulit berkembang.
Baca juga: Mendikbudristek dorong Pancasila membumi lewat Kurikulum Merdeka
Baca juga: Kemendikbudristek : Mempersembahkan kekayaan seni-budaya di Pergelaran Sabang-Merauke
Selain meningkatkan kompetensi SDM, kata dia, SMK maupun politeknik juga akan mendapatkan pendapatan dari hasil produk yang dijual. Bahkan, mereka juga akan mampu meningkatkan kualitas pendidikannya.
Adapun pada Kamis (23/6) Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) yang berlokasi di Kota Cimahi, Jawa Barat, menggelar kegiatan Gelar Vokasi Tahun 2022.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wartanto mengatakan penggunaan produk dalam negeri sangat penting agar SMK maupun politeknik tetap bisa menghasilkan produk sesuai kebutuhan. Nantinya, kata dia, akan muncul Sumber Daya Manusia (SDM) berkompeten karena terbiasa membuat produk inovatif.
"Kemudian sekolah, nanti akan bergeser dari teoritis menjadi inovatif, produk yang di hilirisasi. Itu yang dalam pelajaran namanya pembelajaran berbasis kebutuhan dunia industri dan masyarakat," kata Wartanto dalam keterangannya di Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Menurutnya dorongan terhadap lembaga pendidikan vokasi untuk terus melakukan improvisasi dan inovasi produk dirasa percuma apabila produknya tidak dibeli. Sebab, nantinya mereka menurutnya akan sulit berkembang.
Baca juga: Mendikbudristek dorong Pancasila membumi lewat Kurikulum Merdeka
Baca juga: Kemendikbudristek : Mempersembahkan kekayaan seni-budaya di Pergelaran Sabang-Merauke
Selain meningkatkan kompetensi SDM, kata dia, SMK maupun politeknik juga akan mendapatkan pendapatan dari hasil produk yang dijual. Bahkan, mereka juga akan mampu meningkatkan kualitas pendidikannya.
Adapun pada Kamis (23/6) Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BMTI) yang berlokasi di Kota Cimahi, Jawa Barat, menggelar kegiatan Gelar Vokasi Tahun 2022.